Tausiah Islam - Ketika kamu mulai menyimak Quran, mempelajarinya
, serta menghafalnya, kamu mulai sadar bahwa Quran memperkenalkan gaya nasib yang menuju ke kanan, sementara gaya nasib kamu menuju ke kiri. Sehingga kamu mulai merubah berbagai hal. Tutorial kamu berkata mulai berubah, tutorial kamu berpakaian mulai berubah, tutorial kamu makan mulai berubah, kamu mulai bergaul dengan orang-orang yang shaleh, memilih pekerjaan yang halal apabila sebelumnya pekerjaan kamu tidak halal, interaksi kamu dengan keluarga mulai berubah, serta sebagainya.
Dan ketika perubahan ini mulai terjadi, siapa orang-orang yang pertama kali bereaksi? Keluarga anda, yaitu bunda anda, saudari anda, saudara anda, sepupu anda, serta sebagainya. Mereka menghampiri kamu serta mengatakan “Kamu kini sudah berubah, apakah kamu baik-baik saja? Kami juga Muslim semacam kamu, tapi kamu tidak butuh setaat itu. Cukurlah jenggotmu.” Alias seorang ayah bakal menghampiri putrinya “Kenapa kamu berhijab? Kamu tidak bakal berangkat keluar semacam itu kan? Wajahmu kan cantik!” Alias seorang bunda yang mengatakan pada putranya, “Cukurlah jenggotmu. Kamu tampak semacam teroris. Tempat kerja mana yang bakal menerimamu sebagai karyawan kalau kamu berjenggot begitu.”
Keluarga kamu sendiri bakal mengatakan hal-hal semacam itu. Ngomong-ngomong, mereka mengucapkan faktor ini bukan sebab membenci anda. Kamu tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal itu? Itu sebab mereka mencintai kamu serta mereka takut sebab kamu berubah. Mereka pikir kamu menjadi gila serta ini bukan faktor baru. Kapanpun seseorang mulai taat beragama, keluarga mereka bakal berpendapat orang itu sebagai ekstrimis alias orang gila.
Perhatikan faktor ini dengan seksama! Ketika kamu mulai lebih religius daripada anak buah keluarga kamu yang lain, jadi mereka yang keimanannya tetap di bawah kamu menantikan anda. Mereka dengan sabar menantikan hingga kamu berperilaku buruk.
Hingga sebuah ketika kamu membentak ayah anda, kemudian mereka bakal mengatakan “Apakah ini yang diajarkan Islam padamu? Sehingga ini yang diajarkan masjid selagi ini, itulah mengapa kelakuanmu begini.”
Jadi mereka menantikan kamu berbuat salah, untuk menyalahkan apa? Untuk menyalahkan agama. Serta ketika ini terjadi, ada perang urat syaraf yang terjadi di rumah. Kamu pulang ke rumah serta merasa rumah kamu sehingga medan perang.
Bunda anda, istri alias suami anda, adik alias kakak anda, sepupu anda, paman anda, mereka bakal mengatakan hal-hal paling menyakitkan serta sarkastik terhadap anda. Andai saja kata-kata tersebut dilontarkan orang lain terhadap anda, jadi kamu bakal menabrak mereka dengan mobil anda, tapi kamu wajib menelannya sebab yang mengatakannya merupakan keluarga sendiri.
Jadi apa yang kamu lakukan? Kamu pun marah. Kamu mengatakan “Kalian mencoba membuatku mengikuti nenek moyang serta budaya,
PADAHAL AKU MENCOBA MENGIKUTI SUNNAH, DAN KALIAN BAHKAN TIDAK PUNYA AQIDAH YANG BENAR!!!”
Kemudian kamu membanting pintu serta keluar. Faktor ini tidak jarang sekali terjadi.
Dan kini kamu mulai aktif ikut pengajian, kelas agama, kursus-kursus, bukan sebab kamu terbukti ingin mengikutinya, melainkan sebab kamu tidak tahan dengan situasi yang terjadi di rumah. Sehingga kamu hanya ingin menjauh dari rumah.
Anda tahu, itu merupakan kesalahan paling besar anda. Kamu seharusnya lebih tahan banting. Kamu wajib bisa menerima kata-kata mereka yang menyakitkan.
Apapun makian mereka, apapun yang mereka katakan, umpama bunda kamu mengatakan “Kuharap aku tidak punya anak sepertimu”, alias ayah kamu mengatakan “Dasar anak tidak tahu diuntung. Mau sehingga teroris kamu?” Apapun yang mereka katakan, jangan diambil hati. Tetaplah berbaik hati terhadap orangtua anda, berbaktilah sebaik mungkin terhadap mereka.
Apapun yang mereka lakukan, mereka tidak mungkin lebih kurang baik dari ayah Nabi Ibrahim a.s yang memproduksi berhala untuk dipasarkan serta mengusir anaknya keluar dari rumah. Seringkali kamu mengatakan pada saya “Oh sayangnya orangtuaku tidak mengerti bro.” Semakin kenapa kalau mereka tidak mengerti? Yang penting merupakan apabila kamu berpegang teguh terhadap Islam, jadi kamu wajib tahan banting.
Bahkan orang-orang di zaman Nabi dikubur hidup-hidup sebab menyebutkan keimanan mereka, mengapa kamu tidak tahan menerima hardikan alias kemarahan dari orangtua anda? Kenapa kamu tidak tahan banting serta tidak bisa menerima berbagai celaan dari paman kamu setiap Idul Fitri? Misalnya, “Oh, tampaknya kamu baru pulang berjihad memerangi pasukan Israel!” Mereka bakal mengatakan hal-hal semacam itu, terima saja.
Orang-orang di zaman nabi mengalami yang jauh lebih buruk, bersyukurlah pada Allah sebab kami jauh lebih mudah. Orang-orang rutin tidak bersyukur, serta kami tidak bersyukur sebab kami tidak bersabar. Sabar serta syukur saling beriringan, ketika kamu tidak sabar, kamu mulai mengeluh.
Dan ketika kamu mengeluh, itu tandanya kamu tidak bersyukur.
Allah memberi kamu peluang ini untuk mengembangkan kepribadian kamu supaya menjadi lebih tangguh. Serta saya ingin memberi saran, ketika kamu mulai mendalami agama dengan serius, terlebih lagi pemuda/pemudi serta kamu mendapat persoalan di rumah, jadi perbuat lebih baik lagi di rumah! Bersihkan rumah, belikan bunda kamu sekuntum bunga, pijat kakinya, bantu ayah kamu mengecat tembok, lakukanlah sesuatu. Faktor ini jauh lebih baik daripada kamu membangkang terhadap orangtua. Apakah tutorial paling baik untuk mendekatkan orangtua kamu terhadap Islam?
Yaitu dengan mengabdi pada orangtua. Buatlah akhlaq kamu menjadi lebih baik. Jangan malah membentak orangtua anda.
Oleh: Ustad Nouman Ali Khan
Semoga Bermanfa'at
, serta menghafalnya, kamu mulai sadar bahwa Quran memperkenalkan gaya nasib yang menuju ke kanan, sementara gaya nasib kamu menuju ke kiri. Sehingga kamu mulai merubah berbagai hal. Tutorial kamu berkata mulai berubah, tutorial kamu berpakaian mulai berubah, tutorial kamu makan mulai berubah, kamu mulai bergaul dengan orang-orang yang shaleh, memilih pekerjaan yang halal apabila sebelumnya pekerjaan kamu tidak halal, interaksi kamu dengan keluarga mulai berubah, serta sebagainya.
Baca Juga : 3 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Perubahan
Dan ketika perubahan ini mulai terjadi, siapa orang-orang yang pertama kali bereaksi? Keluarga anda, yaitu bunda anda, saudari anda, saudara anda, sepupu anda, serta sebagainya. Mereka menghampiri kamu serta mengatakan “Kamu kini sudah berubah, apakah kamu baik-baik saja? Kami juga Muslim semacam kamu, tapi kamu tidak butuh setaat itu. Cukurlah jenggotmu.” Alias seorang ayah bakal menghampiri putrinya “Kenapa kamu berhijab? Kamu tidak bakal berangkat keluar semacam itu kan? Wajahmu kan cantik!” Alias seorang bunda yang mengatakan pada putranya, “Cukurlah jenggotmu. Kamu tampak semacam teroris. Tempat kerja mana yang bakal menerimamu sebagai karyawan kalau kamu berjenggot begitu.”
Baca Juga : Sedekah Yang Paling Afdhol
Keluarga kamu sendiri bakal mengatakan hal-hal semacam itu. Ngomong-ngomong, mereka mengucapkan faktor ini bukan sebab membenci anda. Kamu tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal itu? Itu sebab mereka mencintai kamu serta mereka takut sebab kamu berubah. Mereka pikir kamu menjadi gila serta ini bukan faktor baru. Kapanpun seseorang mulai taat beragama, keluarga mereka bakal berpendapat orang itu sebagai ekstrimis alias orang gila.
Perhatikan faktor ini dengan seksama! Ketika kamu mulai lebih religius daripada anak buah keluarga kamu yang lain, jadi mereka yang keimanannya tetap di bawah kamu menantikan anda. Mereka dengan sabar menantikan hingga kamu berperilaku buruk.
Hingga sebuah ketika kamu membentak ayah anda, kemudian mereka bakal mengatakan “Apakah ini yang diajarkan Islam padamu? Sehingga ini yang diajarkan masjid selagi ini, itulah mengapa kelakuanmu begini.”
Jadi mereka menantikan kamu berbuat salah, untuk menyalahkan apa? Untuk menyalahkan agama. Serta ketika ini terjadi, ada perang urat syaraf yang terjadi di rumah. Kamu pulang ke rumah serta merasa rumah kamu sehingga medan perang.
Bunda anda, istri alias suami anda, adik alias kakak anda, sepupu anda, paman anda, mereka bakal mengatakan hal-hal paling menyakitkan serta sarkastik terhadap anda. Andai saja kata-kata tersebut dilontarkan orang lain terhadap anda, jadi kamu bakal menabrak mereka dengan mobil anda, tapi kamu wajib menelannya sebab yang mengatakannya merupakan keluarga sendiri.
Jadi apa yang kamu lakukan? Kamu pun marah. Kamu mengatakan “Kalian mencoba membuatku mengikuti nenek moyang serta budaya,
PADAHAL AKU MENCOBA MENGIKUTI SUNNAH, DAN KALIAN BAHKAN TIDAK PUNYA AQIDAH YANG BENAR!!!”
Kemudian kamu membanting pintu serta keluar. Faktor ini tidak jarang sekali terjadi.
Dan kini kamu mulai aktif ikut pengajian, kelas agama, kursus-kursus, bukan sebab kamu terbukti ingin mengikutinya, melainkan sebab kamu tidak tahan dengan situasi yang terjadi di rumah. Sehingga kamu hanya ingin menjauh dari rumah.
Anda tahu, itu merupakan kesalahan paling besar anda. Kamu seharusnya lebih tahan banting. Kamu wajib bisa menerima kata-kata mereka yang menyakitkan.
Apapun makian mereka, apapun yang mereka katakan, umpama bunda kamu mengatakan “Kuharap aku tidak punya anak sepertimu”, alias ayah kamu mengatakan “Dasar anak tidak tahu diuntung. Mau sehingga teroris kamu?” Apapun yang mereka katakan, jangan diambil hati. Tetaplah berbaik hati terhadap orangtua anda, berbaktilah sebaik mungkin terhadap mereka.
Apapun yang mereka lakukan, mereka tidak mungkin lebih kurang baik dari ayah Nabi Ibrahim a.s yang memproduksi berhala untuk dipasarkan serta mengusir anaknya keluar dari rumah. Seringkali kamu mengatakan pada saya “Oh sayangnya orangtuaku tidak mengerti bro.” Semakin kenapa kalau mereka tidak mengerti? Yang penting merupakan apabila kamu berpegang teguh terhadap Islam, jadi kamu wajib tahan banting.
Bahkan orang-orang di zaman Nabi dikubur hidup-hidup sebab menyebutkan keimanan mereka, mengapa kamu tidak tahan menerima hardikan alias kemarahan dari orangtua anda? Kenapa kamu tidak tahan banting serta tidak bisa menerima berbagai celaan dari paman kamu setiap Idul Fitri? Misalnya, “Oh, tampaknya kamu baru pulang berjihad memerangi pasukan Israel!” Mereka bakal mengatakan hal-hal semacam itu, terima saja.
Orang-orang di zaman nabi mengalami yang jauh lebih buruk, bersyukurlah pada Allah sebab kami jauh lebih mudah. Orang-orang rutin tidak bersyukur, serta kami tidak bersyukur sebab kami tidak bersabar. Sabar serta syukur saling beriringan, ketika kamu tidak sabar, kamu mulai mengeluh.
Dan ketika kamu mengeluh, itu tandanya kamu tidak bersyukur.
Allah memberi kamu peluang ini untuk mengembangkan kepribadian kamu supaya menjadi lebih tangguh. Serta saya ingin memberi saran, ketika kamu mulai mendalami agama dengan serius, terlebih lagi pemuda/pemudi serta kamu mendapat persoalan di rumah, jadi perbuat lebih baik lagi di rumah! Bersihkan rumah, belikan bunda kamu sekuntum bunga, pijat kakinya, bantu ayah kamu mengecat tembok, lakukanlah sesuatu. Faktor ini jauh lebih baik daripada kamu membangkang terhadap orangtua. Apakah tutorial paling baik untuk mendekatkan orangtua kamu terhadap Islam?
Yaitu dengan mengabdi pada orangtua. Buatlah akhlaq kamu menjadi lebih baik. Jangan malah membentak orangtua anda.
Oleh: Ustad Nouman Ali Khan
Semoga Bermanfa'at