Tausiah Islam - Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Maka Ayahnya
memberi dirinya sekantung penuh paku, serta menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dirinya kehilangan kesabaran alias berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dirinya memaku 37 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dirinya belajar untuk menahan diri, serta jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.
Dia memperoleh bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dirinya tidak butuh lagi memaku sebatang pku-pun serta dengan gembira disampaikannya faktor itu terhadap ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali dirinya sukses menahan diri alias bersabar.
Hari-hari berlalu serta akhirnya tiba harinya dirinya dapat memberi tau terhadap ayahnya bahwa semua paku telah tercabut dari pagar.
Sang Ayah mengangkat anaknya ke pagar ddan berkata, "Anakku, kalian telah berlaku baik, tapi coba lihat alangkah tidak sedikit celah yang ada di pagar? Pagar ini tidak bakal kembali semacam semula. Kalau kalian berselisih paham alias bertengkar dengan orang lain, faktor itu bakal rutin meninggalkan luka semacam yang terjadi pada pagar itu."
Pelajaran:
Kau dapat menusukkan pisau di punggung orang serta mencabutnya kembali, tapi bakal meninggalkan luka. Tidak peduli berapa kali kau meminta maaf serta menyesal, luka tersebut masih bakal tertinggal. Luka melewati ucapan sama perihnya semacam luka fisik, banhakn mungkin dapat lebih.
memberi dirinya sekantung penuh paku, serta menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dirinya kehilangan kesabaran alias berselisih paham dengan orang lain.
Baca Juga : Mimpi Seorang Hasan Al Bashri
Hari pertama dirinya memaku 37 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dirinya belajar untuk menahan diri, serta jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.
Baca Juga : Rasulullah dan 8 Uang Dirham
Dia memperoleh bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dirinya tidak butuh lagi memaku sebatang pku-pun serta dengan gembira disampaikannya faktor itu terhadap ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali dirinya sukses menahan diri alias bersabar.
Hari-hari berlalu serta akhirnya tiba harinya dirinya dapat memberi tau terhadap ayahnya bahwa semua paku telah tercabut dari pagar.
Sang Ayah mengangkat anaknya ke pagar ddan berkata, "Anakku, kalian telah berlaku baik, tapi coba lihat alangkah tidak sedikit celah yang ada di pagar? Pagar ini tidak bakal kembali semacam semula. Kalau kalian berselisih paham alias bertengkar dengan orang lain, faktor itu bakal rutin meninggalkan luka semacam yang terjadi pada pagar itu."
Pelajaran:
Kau dapat menusukkan pisau di punggung orang serta mencabutnya kembali, tapi bakal meninggalkan luka. Tidak peduli berapa kali kau meminta maaf serta menyesal, luka tersebut masih bakal tertinggal. Luka melewati ucapan sama perihnya semacam luka fisik, banhakn mungkin dapat lebih.