Histats

Maafkan Saya (Kisah Seorang Polantas)

Tausiah Islam - Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu tetap
menyala hijau. Alex segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tidak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ lumayan padat, maka lampu merah biasanya menyala lumayan lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang.
Baca Juga : Aktor Kawakan Didi Petet Meninggal Dunia

Maafkan Saya  (Kisah Seorang Polantas)


Lampu berganti kuning. Hati Alex berdebar berharap semoga ia dapat melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Alex bimbang, haruskah ia berhenti alias semakin saja. “Ah, aku tidak punya peluang untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil semakin melaju.
Baca Juga : Berawal dari Mimpi, Raih Cita-citamu

Priiiiit……..!

Di seberang jalan seorang polisi mengayunkan tangan memintanya berhenti. Alex menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia menonton siapa polisi itu. Wajahnya tidak terlalu asing.
Hey, itu khan Sobari, kawan mainnya semasa SMA dulu.
Hati Alex agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Sob. Bahagia sekali ketemu kalian lagi!”
“Hai, Lex.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya terbukti agak buru-buru. Istri saya sedang menantikan di rumah.”
“Oh ya?”
Tampaknya Sobari agak ragu. Nah, keren kalau begitu.

“Sob, kali ini istriku ulang tahun. Ia serta anak-anak telah menyiapkan segala sesuatunya. Pasti aku tidak boleh terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebetulnya kita tidak jarang memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Alex wajib ganti strategi.