Histats

Inilah Tips Menjadi Wanita Muslimah Dan Solehah

Wanita Shalihah alias wanita muslimah alias tidaknya seorang wanita bergantung
ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang telah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia bakal menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan.
Baca Juga : Betapa Mulianya Seorang Wanita

Inilah Tips Menjadi Wanita Muslimah Dan Solehah


Apabila ia wafat, Allah bakal menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah difotokan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini merupakan perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan merupakan wanita shalihah”. (HR. Muslim). Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberbagi fotoan wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa sanggup menjaga pandangannya. Ia rutin taat terhadap Allah dan Rasul Nya. Make up- nya merupakan basuhan air wudhu. Lipstiknya merupakan dzikir terhadap Allah. Celak matanya merupakan mempertidak sedikit wacana Al-Quran. Wanita shalihah sangat memperhatikan nilai kata-katanya.

Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat memperoleh kebahagiaan. Ia bakal sangat menjaga setiap tutur katanya supaya bernilai bagai untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dirinya sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari performanya menjaga diri (iffah). Wanita shalihah itu terjangkau senyum. Baginya, senyum merupakan shadaqah. Tetapi, senyumnya masih proporsional.

Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberbagi senyuman manis. Senyumnya merupakan senyum ibadah yang ikhlas dan tak memunculkan fitnah bagi orang lain. Wanita shalihah juga pintar dalam berteman. Dengan pergaulan itu, ilmunya bakal terus bertambah. Ia bakal rutin mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya terhadap Allah terus baik dan bakal berbuntut kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga rutin menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat merupakan performanya merawat rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya rutin terkontrol. Ia tak bakal berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah.

Ia sadar bahwa terus tak lebih iman seseorang, makin tak lebih rasa malunya. Terus tak lebih rasa malunya, makin kurang baik nilai akhlaknya. Pada prinsipnya, wanita shalihah merupakan wanita yang taat terhadap Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia rutin menjaga kecantikan dirinya supaya tak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat dapat jadi hidayah yang bernilai. Tapi apabila tak hati-hati, kecantikan dapat jadi sumber persoalan yang bakal menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tak bakal sempat merasa sedih dan sakit hati. Ia yakin bahwa kesedihan merupakan tahap dari sikap kufur nikmat. Dirinya tak bakal merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah jadi make up apa pun yang digunakannya bakal memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya bakal masih terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di kurang lebihnya. Apabila ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan kurang lebih dan orang-orang yang kami temui. Ambil ilmunya dari mereka.

Bahkan kami dapat mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. semacam Aisyah. Ia populer dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri semacam beliau dapat dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak. Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, sampai nama beliau tak sedikit disebut-sebut oleh Rasulullah meski Khadijah sendiri telah meninggal. Dapat jadi wanita shalihah timbul dari karena keturunan. Seorang pelajar yang baik adab dan tutur katanya, dapat jadi fotoan seorang bunda yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak.

Susah membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug timbul tanpa didahului suatu  proses. Di sini, hal keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, dapat menjadi fotoan bagi sesuatu yang tersembunyi. Tak sedikit wanita dapat berhasil. Tetapi tak semua dapat shalihah. Shalihah alias tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah.

Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang telah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tak bakal menyesal apabila seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan tipe yang bukan mahramnya. Berkawanlah dengan orang-orang yang bakal meningkatkan nilai ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada suatu  ungkapan berkata, “Apabila kami ingin mengetahui pribadi seseorang maka lihatlah kawan-kawan di sekelilingnya.” Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara.

Kita sempat mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang berhasil ada seorang wanita yang sangat hebat. Apabila wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa tak sedikit keberhasilan yang bakal diraih. Selagi ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita merupakan tiang Negara. Bayangkanlah, apabila tiang penopang bangunan itu rapuh, maka telah tentu bangunannya bakal ambruk dan rata dengan tanah.
Baca Juga : Teruntuk Suamiku Tersayang

Tidak bakal ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tak seberapa. Kami tinggal memilih, apakah bakal menjadi tiang yang kuat alias tiang yang rapuh? Apabila ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita wajib terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga dan merawat farji-nya, maka pesona wanita shalihah bakal melekat pada diri kaum wanita kita.