Maka sesungguhnya bersama kesusahan ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesusahan ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah : 5-6)
Sebagai contoh bahwa bersama kesusahan ada kemudahan merupakan berbagai kemudahan Alloh yang diberbagi terhadap hambanya. Misal, apabila kami dalam keadaan bepergian(safar) kami dibolehkan untuk menjamak sholat, apabila kami tak menemukan air alias sakit yang tak boleh terkena air kami dibolehkan untuk bertayamum. Orang tua yang telah rentan serta wanita yang menyusui dibolehkan tak melaksanakan puasa ramadhan serta menggantinya dengan bayar fidyah.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu serta tanganmu hingga dengan siku, serta sapulah kepalamu serta (basuh) kakimu hingga dengan kedua mata kaki, serta apabila kalian junub Maka mandilah, serta apabila kalian sakit alias dalam perjalanan alias kembali dari tempat buang air (kakus) alias menyentuh[404] perempuan, lalu kalian tak mendapatkan air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu serta tanganmu dengan tanah itu. Allah tak hendak menyulitkan kamu, namun Dirinya hendak membersihkan kalian serta menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kalian bersyukur.
Maka Barangsiapa diantara kalian ada yang sakit alias dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (haruslah baginya berpuasa) setidak sedikit hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. serta harus bagi orang-orang yang berat menjalankannya (apabila mereka tak berpuasa) bayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaapabilan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. serta berpuasa lebih baik bagimu apabila kalian mengenal.(QS Al-Baqaroh : 184)
Bahkan dalam keadaan kesusahan yang amat mendesak yang bisa dikatagorikan keadaan darurat jadi apabila kami tak meperbuatnya bakal mengancam jiwa semacam tersesat di rimba serta kehabisan bekal makan maka Alloh memberbagi kemudahan dengan bolehnya kami memakan sesuatu yang pada sumbernya hukumnya haram namun dengan tak melampaui batas.
Barangsiapa terpaksa dengan tak sengaja serta tak melalui batas, maka tak ada dosa atasnya, sebab sesungguhnya Allah Maha Pengampun serta Maha Belas-kasih. (al-Baqarah: 173).
Oleh sebab itu, marilah sahabat seiman jangan sempat kami berputus asa bakal nikmat Alloh apabila kami ditimpa ujian. Sebab sesungguhnya segala urusan yang terjadi pada seorang muknin itu menarik.
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semau urusannya merupakan baik. Faktor itu tak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia mendapat kenikmatan ia bersyukur, maka itu baik untuknya. Serta apabila ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga baik untuknya.(HR. Muslim).
Kemudian dalam surat Al-Inyirah selanjutnya ayat 7 serta 8 :
Maka apabila engkau telah berakhir dari sebuahurusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain, serta hanya terhadap Tuhan-mulah engkau berharap. (SQ. Al – Insyirah : 7-8)
Alloh memerintahkan kami untuk tak menunda pekerjaan sebab pekerjaan yang ditunda – tunda bakal menyebabkan kesusahan pada akhirnya. Serta di akhir surat Alloh memerintahkan kami untuk berharap hanya pada Alloh. Sebab pada dasarnta kita, manusia, hanya harus berusaha serta Allohlah yang menentukan hasilnya. Untuk itu, supaya apa yang kami harapkan bisa tercapai serta terlepas dari kesusahan yang ada maka sempurnakan ikhtiar serta serta jangan lupa berdoa serta berserah diri pada Alloh(tawakal) semata.
bersama kesusahan ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah : 5-6)
Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Terjemahan ayat diatas dengan jelas menegaskan kami bahwa bersama kesusahan ada kemudahan. Dalam ayat ini tertulis bersama bukan seusai. Jadi kesusahan itu merupakan jalan datangnya kemudahan. Maka dalam ayat lain Alloh menyatakan bahwa “Innallaha ma’a shabirin” yang artinya Alloh bersama orang – orang yang sabar.Baca Juga : Perkawinan Hamil Zina, Perlukah Nikah Ulang?
Sebagai contoh bahwa bersama kesusahan ada kemudahan merupakan berbagai kemudahan Alloh yang diberbagi terhadap hambanya. Misal, apabila kami dalam keadaan bepergian(safar) kami dibolehkan untuk menjamak sholat, apabila kami tak menemukan air alias sakit yang tak boleh terkena air kami dibolehkan untuk bertayamum. Orang tua yang telah rentan serta wanita yang menyusui dibolehkan tak melaksanakan puasa ramadhan serta menggantinya dengan bayar fidyah.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu serta tanganmu hingga dengan siku, serta sapulah kepalamu serta (basuh) kakimu hingga dengan kedua mata kaki, serta apabila kalian junub Maka mandilah, serta apabila kalian sakit alias dalam perjalanan alias kembali dari tempat buang air (kakus) alias menyentuh[404] perempuan, lalu kalian tak mendapatkan air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu serta tanganmu dengan tanah itu. Allah tak hendak menyulitkan kamu, namun Dirinya hendak membersihkan kalian serta menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kalian bersyukur.
Maka Barangsiapa diantara kalian ada yang sakit alias dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (haruslah baginya berpuasa) setidak sedikit hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. serta harus bagi orang-orang yang berat menjalankannya (apabila mereka tak berpuasa) bayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaapabilan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. serta berpuasa lebih baik bagimu apabila kalian mengenal.(QS Al-Baqaroh : 184)
Bahkan dalam keadaan kesusahan yang amat mendesak yang bisa dikatagorikan keadaan darurat jadi apabila kami tak meperbuatnya bakal mengancam jiwa semacam tersesat di rimba serta kehabisan bekal makan maka Alloh memberbagi kemudahan dengan bolehnya kami memakan sesuatu yang pada sumbernya hukumnya haram namun dengan tak melampaui batas.
Barangsiapa terpaksa dengan tak sengaja serta tak melalui batas, maka tak ada dosa atasnya, sebab sesungguhnya Allah Maha Pengampun serta Maha Belas-kasih. (al-Baqarah: 173).
Oleh sebab itu, marilah sahabat seiman jangan sempat kami berputus asa bakal nikmat Alloh apabila kami ditimpa ujian. Sebab sesungguhnya segala urusan yang terjadi pada seorang muknin itu menarik.
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semau urusannya merupakan baik. Faktor itu tak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia mendapat kenikmatan ia bersyukur, maka itu baik untuknya. Serta apabila ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga baik untuknya.(HR. Muslim).
Kemudian dalam surat Al-Inyirah selanjutnya ayat 7 serta 8 :
Maka apabila engkau telah berakhir dari sebuahurusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain, serta hanya terhadap Tuhan-mulah engkau berharap. (SQ. Al – Insyirah : 7-8)
Baca Juga : Subhanallah, Inilah Pemimpin Dunia Yang Ternyata Hafiz 30 Juz
Alloh memerintahkan kami untuk tak menunda pekerjaan sebab pekerjaan yang ditunda – tunda bakal menyebabkan kesusahan pada akhirnya. Serta di akhir surat Alloh memerintahkan kami untuk berharap hanya pada Alloh. Sebab pada dasarnta kita, manusia, hanya harus berusaha serta Allohlah yang menentukan hasilnya. Untuk itu, supaya apa yang kami harapkan bisa tercapai serta terlepas dari kesusahan yang ada maka sempurnakan ikhtiar serta serta jangan lupa berdoa serta berserah diri pada Alloh(tawakal) semata.