Allah Ta’ala berfirman di dalam surat al-Maidah [5] ayat 58,
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal.
Saat menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir mengetengahkan sebuah kisah azab yang menimpa seorang Nashrani di kota Madinah. Ia mendapatkan siksa di dunia sebab menghina Nabi saat seorang muslim mengumandangkan adzan.
“Ada seorang Nashrani di kota Madinah,” demikian tutur Asbath yang meriwayatkan dari as-Suddi. Setiap kali mendengarkan muadzin mengumandangkan panggilan yang menandakan bahwa shalat akan dimulai, orang Nahsrani itu menyampaikan celaan dan laknatnya itu.
Orang Nashrani itu selalu berkata “Mudah-mudahan pendusta itu terbakar” saat mendengarkan muadzin mengucapkan “Asyahdu anna Muhammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah)” dalam setiap adzannya.
Celakanya, celaan dan laknat si Nashrani itu justru menimpa dirinya. Kronologisnya, pada suatu malam, saat ia dan keluarganya tengah lelap dalam tidurnya, salah satu pelayannya masuk ke dalam rumahnya dengan membawa api.
Enak bermimpi dalam hangat dekapan istrinya, rupanya percikan api yang dibawa salah satu pelayannya itu jatuh dan membakar benda-benda mudah terbakar di rumahnya hingga menghanguskan seluruh rumah, dan penghuninya pun mati. Si Nashrani yang menghina Nabi saat mendengar adzan, istri, anak-anak, dan keluarganya; semuanya hangus dan menjadi arang. Na’udzubillah.
Hadits yang dikutip oleh Imam Ibnu katsir dalam Tafsirnya ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dan Ibnu Abi Hatim.
Hendaknya, apa yang telah terjadi kita jadikan pelajaran yang amat berharga sebagai bekal kehidupan. Dengan demikian, selain mendapatkan manfaat, kita juga tidak akan terjerumus ke dalam lubang yang sama. Tentunya, kita juga akan senantiasa berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar tetap dalam Islam dan iman hingga akhir hayat. Dan kelak menghadap Allah Ta’ala dalam keadaan husnul khatimah.
Maka merugilah orang Nashrani dan keluarganya itu. Sebab setelah hangus oleh api dunia, mereka juga akan dipanggang dengan panasnya api neraka yang sengatan dan daya bakarnya beribu-ribu kali lipat (bahkan lebih) panas dibanding panas di dunia ini.
Sumber : muslimahcorner.com
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal.
Baca Juga : Subhanallah, Inilah Pemimpin Dunia Yang Ternyata Hafiz 30 Juz
Saat menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir mengetengahkan sebuah kisah azab yang menimpa seorang Nashrani di kota Madinah. Ia mendapatkan siksa di dunia sebab menghina Nabi saat seorang muslim mengumandangkan adzan.
“Ada seorang Nashrani di kota Madinah,” demikian tutur Asbath yang meriwayatkan dari as-Suddi. Setiap kali mendengarkan muadzin mengumandangkan panggilan yang menandakan bahwa shalat akan dimulai, orang Nahsrani itu menyampaikan celaan dan laknatnya itu.
Orang Nashrani itu selalu berkata “Mudah-mudahan pendusta itu terbakar” saat mendengarkan muadzin mengucapkan “Asyahdu anna Muhammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah)” dalam setiap adzannya.
Celakanya, celaan dan laknat si Nashrani itu justru menimpa dirinya. Kronologisnya, pada suatu malam, saat ia dan keluarganya tengah lelap dalam tidurnya, salah satu pelayannya masuk ke dalam rumahnya dengan membawa api.
Enak bermimpi dalam hangat dekapan istrinya, rupanya percikan api yang dibawa salah satu pelayannya itu jatuh dan membakar benda-benda mudah terbakar di rumahnya hingga menghanguskan seluruh rumah, dan penghuninya pun mati. Si Nashrani yang menghina Nabi saat mendengar adzan, istri, anak-anak, dan keluarganya; semuanya hangus dan menjadi arang. Na’udzubillah.
Hadits yang dikutip oleh Imam Ibnu katsir dalam Tafsirnya ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dan Ibnu Abi Hatim.
Hendaknya, apa yang telah terjadi kita jadikan pelajaran yang amat berharga sebagai bekal kehidupan. Dengan demikian, selain mendapatkan manfaat, kita juga tidak akan terjerumus ke dalam lubang yang sama. Tentunya, kita juga akan senantiasa berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar tetap dalam Islam dan iman hingga akhir hayat. Dan kelak menghadap Allah Ta’ala dalam keadaan husnul khatimah.
Baca Juga : Sesuai Amanat Rasululloh Cintailah Orang Miskin
Maka merugilah orang Nashrani dan keluarganya itu. Sebab setelah hangus oleh api dunia, mereka juga akan dipanggang dengan panasnya api neraka yang sengatan dan daya bakarnya beribu-ribu kali lipat (bahkan lebih) panas dibanding panas di dunia ini.
Sumber : muslimahcorner.com
