Histats

Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

Pada saat ini orang-orang (khususnya non-Muslim) banyak mengajukan
berbagai macam keberatan dan kritikan terhadap diri Rasulullah saw atau terhadap ajaran beliau. Hal itu disebabkan karena hati mereka kosong dari keadilan atau mereka tidak tahu sedikit pun tentang sirah (riwayat hidup) Rasulullah s.a.w., atau mereka tidak mau berusaha sedikitpun untuk mengetahui riwayat hidup beliau saw. Maka kewajiban kitalah untuk mengemukakan riwayat hidup Rasulullah s.a.w. yang sangat beberkat itu kepada dunia. Dan untuk melaksanakan hal itu kita harus menggunakan berbagai sarana dan prasarana.


Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

Non Muslim dan Rasulullah saw
Adalah fitrat manusia bahwa dia akan lebih mudah mendengar pendapat tentang sesuatu dari orang-orang yang sama atau sebangsa daripada mendengar dari orang lain. Dan terkait dengan Rasulullah saw orang-orang non-Muslim akan lebih terpengaruh oleh pendapat bangsa mereka sendiri dari pada harus mendengar tentang Rasulullah s.a.w. dari seorang Islam. Oleh sebab itu sudut pandang tentang sirah Rasulullah s.a.w. yang ditulis oleh cendekiawan atau para penulis yang terkenal dari bangsa mereka sendiri harus diperdengarkan langsung kepada mereka.


Pada hari ini saya akan membacakan Sirah Rasulullah s.a.w. yang disusun oleh orang-orang Barat yang terkesan oleh Sirah atau kepribadian Rasulullah s.a.w.. Diantara mereka memang merupakan musuh Islam dan giat memusuhi Islam namun mereka telah menulis dengan jujur tentang sirah Rasulullah s.a.w..
Baca Juga : Cara Mengajarkan Anak Menghafal Al Qur'an Sejak Dini


Pendapat Positif tentang Nabi Muhammad s.a.w.:  

George Sale dan Spanhemius

George Sale, seorang penulis yang menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Inggris telah menulis di bukunya ‘The Koran’ di bagian ‘The Reader’. Bagian itu bukan dalam rangka membenarkan tentang Islam.
Begitu pula seorang penulis bernama Spanhemius. Ia juga seorang penentang Islam. Tapi  ia menulis,

George SaleNabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

George Sale
”Muhammad [s.a.w.]  memiliki kemampuan fitrati yang sangat luhur, sangat rupawan, cerdas dan berpandangan jauh ke depan, sangat disegani dan pencinta serta pelindung orang-orang miskin. Dalam menghadapi musuh selalu berada  di garis depan dengan gagah berani. Yang sangat menonjol adalah beliau sangat menjunjung tinggi, sangat menghormati dan mencintai Tuhannya. Membenci orang-orang pendusta, pelaku maksiat, orang-orang pelaku ghibat dan pelaku sumpah dusta, pemboros, serakah dan sangat keras menentang pelanggar hukum dan pemberi kesaksian dusta. Sangat tegas mengajar kejujuran, dermawan, kasih-sayang, rasa syukur, menghormati orang tua dan para leluhur, dan sangat sibuk dalam memuji keagungan Tuhan.”  [1]

Semua orang yang menulis ini (sekalipun telah menyatakan pujian-pujian yang sangat baik), di tempat lainnya juga melemparkan tuduhan-tuduhan yang tidak wajar kepada Rasulullah s.a.w..

Pendapat: Stanley Lane-Poole;  H. G Wells  dan De Lace O’Leary 

Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim
Penulis lain Stanley Lane-Poole telah menulis;
"Beliau memaafkan orang-orang Qurays untuk tahun-tahun kesedihan dan cemoohan kejam yang telah ditimpakan mereka kepada beliau, dan memberikan pengampunan kepada seluruh penduduk Mekkah.. Dengan demikian Muhammad [saw] kembali memasuki kota kelahirannya. Dari semua sejarah penaklukan tidak ada kemenangan yang sebanding dengan yang satu ini." [2]
Baca Juga : EMPAT TANDA SHALAT KITA DITERIMA ALLAH

H. G Wells seorang penulis sejarah (sejarawan) telah menulis dalam bukunya yang  berjudul ‘Outline of History’,
Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim
Sebuah bukti kebenaran yang besar tentang Nabi ini adalah bahwa orang yang paling banyak mengetahui tentang pribadi beliau-lah yang pertama beriman kepada beliau… Muhammad [s.a.w.] sekali-kali bukanlah seorang pendusta… Dan hakikat ini tidak dapat dibantah bahwa dalam dalam Islam terdapat banyak sekali kelebihan dan keistimewaan dan memiliki banyak sekali sifat yang agung…. Nabi Islam ini telah meletakkan asas  kemasyarakatan dimana kezaliman dan kekejaman telah dihapuskan.” [3]


Selanjutnya, De Lace O’Leary dalam bukunya ‘Islam at the Cross roads’ (Islam di Persimpangan-Persimpangan Jalan) menulis:
Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

“Sejarah telah dengan terbuka menyatakan bahwa bagi para ahli sejarah adanya kisah yang menyebut kaum Muslimin demikian menyukai kekerasan lalu mendapatkan kemenangan serta memaksakan Islam diantara bangsa-bangsa dengan pedang merupakan sebuah kisah aneh dan mengherankan.”  [4]
Demikianlah yang ditulis oleh para sejarawan, bahwa kemenangan dengan pedang adalah mustahil. Ini cerita yang aneh.


Pendapat: Mahatma Gandi ; Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb

Mahatma Gandi di dalam suratkabar ‘Young India’ menulis:
Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

Saya ingin sekali mengetahui segala sesuatu mengenai manusia itu yang telah memerintah jutaan orang tanpa penentangan. Setelah mempelajari kehidupannya, bertambahlah saya yakin bahwa di zaman itu Islam telah memenangkan hati orang-orang tidak dengan pedang, akan tetapi dengan kesederhanaan sang Rasul itu, beliau biasa bekerja dengan riang gembira, sangat teguh dan teliti dalam memenuhi janji, sangat erat hubungannya dengan sahabat dan pengikutnya, pemberani dan sangat meyakini sempurnanya misinya, inilah hal-hal yang membuat beliau dapat menyingkirkan semua kesulitan dan semua orang menyertainya. Ketika saya telah menyelesaikan bab kedua membaca buku mengenai perjalanan hidup Rasul ini, saya pun menjadi demikian bersedih dikarenakan telah tamatnya buku itu." [5]



Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb yang wafat pada tahun 1986 menulis:

Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim
“Pendapat apapun yang dikemukakan oleh pembaca buku (yang ditulis oleh beliau) tidak dapat diingkari bahwa Muhammad [s.a.w.] mempunyai persamaan pengalaman rohaniah dengan para leluhur dan orang-orang suci Kristen yang sangat mengherankan telah tercatat dalam Kitab Perjanjian lama dan Kitab Perjanjian baru.     
Boleh jadi mempunyai persamaan dengan para leluhur dan orang-orang suci penerima wahyu dan kasyaf dari agama Hindu dan Agama-agama lainnya juga. Lagi pula, pengalaman seperti itu merupakan tanda bagi permulaan kehidupan orang-orang suci dan mulia. Menganggap peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai penipuan diri sendiri nampaknya sebuah penilaian yang tidak patut, sebab banyak sekali pengalaman seperti itu dialami oleh orang-orang suci yang sudah lampau yang telah beribu tahun lamanya dan ribuan mil jauhnya yang tidak pernah diketahui atau pernah didengar oleh satu sama lain. Namun, sekalipun demikian, dalam peristiwa-peristiwa itu terdapat persamaan satu sama lain yang luar biasa. Sebuah pendapat tidak masuk akal apabila persamaan semua ru’ya atau kasyaf yang sangat mengherankan itu dianggap telah dibuat-buat oleh diri mereka sendiri. Sekalipun mereka saling tidak mengenal satu sama lain.” [6]

Selanjutnya dia telah menulis tentang orang-orang Muslim awalin yang ke hijrah ke Abessinia katanya:

“Dari daftar dapat diketahui bahwa semua orang yang telah masuk Islam pergi ke Abyssinia dan Muhammad [s.a.w.] tentu tinggal bersama dengan hanya beberapa orang pengikut saja di tengah-tengah masyarakat Mekkah yang sedang keras memusuhi beliau. Dari keadaan demikian membuktikan bahwa beliau [s.a.w.] memiliki standar tinggi dalam hal akhlak, keberanian serta keyakinan yang sangat tangguh.” 



John William Draper di dalam bukunya ‘History of The Intelectual Development of Europe’ menulis:
Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

“Empat tahun setelah kematian Justinian, A.D. 569 di Mekkah Arabia, telah lahir seorang yang telah meninggalkan banyak sekali kesan agung terhadap manusia dan dia adalah Muhammad [s.a.w.], yang kebanyakan orang-orang Eropa menganggapnya ‘pendusta’. .. Akan tetapi beliau memiliki kelebihan dan keistimewaan yang telah menentukan perjalanan nasib berbagai bangsa. Beliau seorang prajurit yang bertabligh, mempunyai kefasihan berbicara sangat tinggi dan gagah berani di medan peperangan. Agama beliau hanyalah “Tuhan adalah Tunggal” (Ikhtisar agama hanya satu yaitu Tuhan itu Satu)… Untuk menjelaskan kebenaran ini, beliau tidak  membahas dengan lisan saja, namun beliau membuat masyarakat Islam lebih baik dengan mengajar para pengikutnya dalam praktik tentang kebersihan, rajin menunaikan shalat, melaksanakan puasa dan amal-amal saleh lainnya. Beliau mengutamakan derma diatas perkara-perkara lainnya.”  [7]


Tausiah Islam

Informasi Dunia Islam