Tausiah Islam - Umar Bin Khattab memiliki dua anak laki-laki namanya Abdullah serta Ubaidillah.Ubaidillah ini populer dengan panggilan Abu Syahmah. Beliau rutin membaca Al Qur’an .Bacaannya mirip sekali dengan wacana Rasulullah SAW.
Pada sebuahtahun Abu Syahmah menderita sakit keras hampir saja beliau meninggal. Tetapi berkah izin Allah beliau sembuh kembali.
Seusai badannya rasanya enakan,dia berlangsung-jalan mencari udara segar serta lewat di perkampungan Yahudi. Lalu dirinya mampir di salah satu rumah mereka lantaran sangat haus. Akhirnya mereka memberi minum perasan anggur. Tanpa dilihat lagi langsung diminumlah air itu.
Kemudian dirinya keluar dari rumahnya dalam keadaan mabuk. Lalu dirinya berlangsung melalui kebun kurma Anak cucu Najjar serta menonton seorang perempuan sedang tidur, tanpa sadar dirinya hendak menggagahi perempuan itu. Si perempuan itu berontak, tetapi apa daya tenaga Abu Syahmah lebih kuat darinya.
Seusai Abu Syahmah melampiaskan nafsu setannya, si perempuan itu luar biasa bajunya lalu menyobek-nyobek sambil memaki-maki.
Seusai sembilan bulan akhirnya dirinya melahirkan seorang bayi. Ketika telah hilang rasa nyeri seusai melahirkan ,akhirnya dirinya menggendong anaknya serta langsung menuju masjid Nabawi. Pada waktu itu Umar Bin Khattab sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah) sedang memberbagi hukum terhadap halayak ramai. Lalu masuk perempuan itu serta langsung meletakan anaknya dihadapan Umar seraya mengatakan: “Wahai Amirul Mu’minin ! Aku kemari hendak menyerahkan anak ini, engkaulah yang lebih berhak dari padaku. ”Umar tersentak kaget mendengarkan perkataan si perempuan itu, lalu mengatakan: “Bagaimana mungkin, inikan anakmu kalian merupakan ibunya lalu kalian katakan aku lebih berhak dari pada kamu.” Perempuan itu mengatakan : "Wahai Amirul Mu’minin ! Anak ini merupakan cucumu !". "Cucu dari mana ?", sahut Umar. "Dari putramu Abu Syahmah." "Wahai bunda ! lewat jalan yang halal alias haram !" sela Umar. Si bunda itu menjawab : "Demi Allah dari diriku halal serta dari putramu haram."
Seusai itu, Umar minta penjelasan mengenai kejadiannya. Si bunda langsung bercerita : ‘’Pada sebuahhari aku keluar dari rumah menuju kebun Anak cucu Najjar hendak memetik sayur-sayuran. Seusai hari menjelang sore badanku terasa letih jadi aku ketiduran. Putramu Abu Syahmah lewat di kebun dimana aku tertidur, dirinya dalam keadaan mabuk lalu dirinya hendak memperkosaku aku bentrok tapi apa daya tenagaku lemah. Seusai berakhir malampiaskan nafsu setannya, aku mencabik-cabik bajunya serta aku memukulinya. Seusai itu, aku bersabar terhadap musibah yang menimpaku. Aku menanti masa haidku datang, nyatanya tidak kunjung datang. Aku sadar bahwa diriku hamil. Seusai sembilan bulan aku mengandung lahirlah anak ini, oleh sebab itu tuanlah yang lebih berhak atas anak ini. Aku rela memilih kehinaan dunia dari pada kehinaan akhirat ‘’.
Seusai mendengarkan penuturannya, Umar menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya lalu berseru "Aduuuh celakanya kalian Umar Bin Khattab kelak di akhirat ketika berdiri dihadapan Allah." Lalu Umar mengatakan : "wahai bunda ! Mengatakan jujurlah kepadaku, apabila kalian jujur aku bakal memaafkanmu !."
Seusai mendengrkan permintaan Umar si bunda mengatakan : "Wahai Khalifah Umar ! Demi Allah aku tidak berdusta, aku jujur tidak berdusta. Kalau baginda mau aku bersumpah demi Al Qur’an sehalaman-sehalaman. Akhirnya Umar meminta terhadap sahabatnya diambilkan Al Qur’an. Kemudian si bunda bersumpah : "Demi Surat Al Baqoroh aku tidak berdusta apa yang aku utarakan merupakan benar serta anak ini merupakan anaknya Abu Syahmah."
Seusai hingga Surat Yasin, Umar mengatakan : "Cukup wahai bunda aku percaya kalian mengatakan benar serta tidak berdusta. Kemudian Umar berangkat seraya mengatakan : "Wahai sahabat-sahabat Nabi ! kalian jangan berinjak dari masjid sebelum aku datang." Tidak lama lagi Umar telah hingga di masjid sambil membawa bungkusan yang berisikan uang tiga puluh dinar serta sepuluh setel pakaian,lalu mengatakan terhadap si bunda : "terimalah ini ! maafkanlah anakku di dunia ini, apabila anakku ada kesalahan sebelumnya,ambil saja kelak di akhirat. Seusai si bunda menerima bungkusan itu, ia berangkat membawa anaknya.
Seusai perempuan itu pergi, Umar mengatakan : "Wahai para sahabat ! jangan keluar dari masjid sebelum aku datang. Lalu umar pulang. sesampainya di rumah beliau memandangi putranya yang sedang sarapan. "Assalamualikum" . "Wa’alaikum salaam ,ayah mari sarapan." Jawab Abu Syahmah. lalu umar mendekat seraya mengatakan : "Terima kasih wahai putraku, dugaan ayah ini merupakan sarapan terbarumu." Dengan sangat terkejut ia mengatakan : "Kok ayah tahu siapa yang mengumumkan terhadap ayah ? sementara
Rasulullah telah tiada serta wahyu telah tidak turun lagi." Umar menjawab : Terbukti tidak ada yang memberi tahu, tetapi dikarenakan dosa yang sempat kalian lakukan." Abu Syahmah mengatakan keheranan : "dosa !demi Allah aku tidak sempat melakukan dosa.bila ada orang yang mengatakan terhadap ayah tanyakan saja kepadaku aku tidak bakal menyembunyikannya." Lalu Umar mengatakan : Aku bertanya kepadamu demi Allah, Pernahkah kalian pada sebuahhari berlangsung-jalan di perkampungan Yahudi, lalu kalian kehausan serta dikasih perasan anggur lalu kalian minum jadi kalian mabuk kemudian kalian keluar serta melalui perkebunan Anak cucu Najjar lalu kalian menonton seorang gadis yang sedang tidur serta kalian memperkosanya ?"
Seusai mendengarkan pernyataan ayahnya, Abu Syahmah menundukan kepalanya serta tidak bisa menjawab, jadi Umar membentak : "Jawab wahai anakku ! kalau kalian jujur kalian bakal selamat tapi kalau kalian bohong kalian bakal celaka."
Lalu Abu Syahmah mengatakan : "Benar ayah ! tapi aku telah rugi." Umar mengatakan : "Anakku !penyesalan tidak berkegunaaan seusai datang kerugian. Kamukan putranya Amirul Mu’minin, orang-orang tidak bakal ada yang berani mencercamu. Tapi kalian telah permalukan ayah dihadapan para sahabat Nabi."
Seusai mengatakan begitu, Umar memegang tangan Abu Syahmah. "aku mau dibawa kemana ayah ! ". "ke masjid disana tidak sedikit para sahabat Nabi, ayah ingin mengambil hak Allah di dunia sebelum Allah mengambil hakmu di akhirat." Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! aku mohon di rumah saja, jangan permalukan aku dihadapan sahabat." Umar mengatakan : "apa katamu,justru kalian telah mencoreng mukamu serta muka ayah."
Seusai hingga di masjid, Umar ditanya oleh para sahabat : "ada apa Amirul Mu’minin !" "Wahai kaum muslimin ! anakku Abu Syahmah telah mengakui dosa yang telah dilakukannya serta perempuan itu benar tidak berdusta."
Kemudian Umar terbuktigil budaknya yang bernama Muflih serta mengatakan : "Muflih ! Cambuklah baginda mudamu serta kalian merdeka. Muflih menjawab : "tuanku !bagaimana aku memukuli anak maapabilanku, sementara kalau aku memukul unta saja tentu mati, aku tendang tembok saja tentu roboh." Umar mengatakan : "Jangan tidak sedikit omong .Ambil cambuknya pukul punggungnya hingga sakitnya menembus kerongganya . kalau dirinya mati, terbukti telah ajalnya kalau dirinya nasib, dirinya tidak bakal mengulangi lagi lakukanannya."
Akhirnya Muflih mengambil cambuknya serta mendekati Abu Syahmah seraya mengatakan : "Wahai baginda muda ! Jangan kau cercaku tapi cercalah dirimu sendiri !. Allah telah memerintahkan, ayahmu telah menyuruhku mencambukmu" . Abu Syahmah menjawab : "Kerjakan apa yang kalian telah disuruh serta katakanlah terhadap orang-orang ! Inilah balasan orang yang durhaka terhadap Tuhannya ".
Kemudian Muflih mengambil cambuknya serta melambaikan tangannya .
Seusai sepuluh cambukan, Abu Syahmah mengatakan sambil meringis-meringis : "Ayah ! Rasanya api berkobar dibadanku." Umar mengatakan : "Putraku ! api itu dibadan ayahmu lebih panas lagi." Kemudian Umar mengatakan : "Semakinkan Muflih !.Lalu Muflih mencambukinya lagi."
Seusai bisa dua puluh cambukan Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! istirahat dulu." Umar mengatakan : "Seandainya penghuni Neraka ketika minta istirahat terhadap Allah dikasih, tentu aku memberimu istirahat, semakinkan Muflih !."
Seusai hingga tiga puluh kali Muflih mencambuk, Abu Syahmah mengatakan : "Wahai ayahku ! Beri aku peluang untuk bertobat ." Umar mengatakan : "Ketika aku telah mengambil hak Allah kalau kalian mau silahkan bertaubat, kalau kalian mau silahkan ulangi lagi . Tapi kalau kalian mengulangi lagi, kalian bisa hukuman semacam ini lagi. Semakinkan muflih ! " Kata Umar terhadap Muflih.
Seusai mencapai empat puluh kali cambukan, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah minum ! supaya panas dihatiku ini sejuk" .Umar menjawab : "Seandainya orang-orang yang disiksa di Neraka ketika minta minum diberi, tentu kalian aku kasih. Semakinkan Muflih." Serta Muflihpun meneruskan cambukannya.
Seusai mencapai lima puluh kali, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah kasihanilah aku !" .Umar menjawab : "Kalau aku mengasihani di dunia, kalian tidak mendapat kesayanganku di akhirat.Semakinkan Muflih." serta muflihpun meneruskan.
Seusai hingga enam puluh kali Muflih mencambukinya, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah kemari aku ingin memeluk ayah sebelum aku mati. Umar menjawab : "Kalau kalian nasib,aku tentu memelukmu, tapi kalau kalian mati Insya Allah kami bakal berjumpa kelak di akhirat." Semakinkan Muflih ! .
Seusai mencapai tujuhpuluh kali cambukan, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! rasanya ajal datang." Umar mengatakan ; "Wahai putraku ! Bila kalian berjumpa dengan Rasulullah, katakanlah terhadap beliau : Umar Bin Khattab telah mencambukku hingga aku mati. Semakinkan Muflih.!" Muflihpun langsung mencambukunya lagi.
Seusai hingga delapan puluh kali, Abu Syahmah membawa kepalanya seraya mengatakan : "Wahai para sahabat Nabi ! kenapa kalian diam saja tidak memintakanampunan untukku ! ."
Akhirnya para sahabat maju mendekati Umar serta mengatakan : "Wahai Amirul Mu’minin ! Telahlah maafkan saja anakmu." Umar menjawab : "Wahai para sahabat ! Apakah kalian tidak membaca Al Qur’an " Walaa ta’khudzkum bihimaa ra’fatun fi diinillah (Dan janganlah belas kasihan terhadap keduanya mencegah kalian untuk menjalankan agama Allah. Q.S. An Nur : 2 )." Kemudian Umar mengatakan : "Semakinkan Muflih !"
Seusai hingga sembilan puluh kali cambukan, Abu Syahmah membawa kepalanya, seraya mengatakan dengan suara yang keras : "Assalamualaikum wahai para sahabat ! salam terkhir hingga hari kiamat."
Seusai mendengarkan kata-kata itu, para sahabat menangis, sementara Umar bin Khattab mengatakan : "Muflih semakinkan sisanya sepuluh kali lagi." Tanpa tidak sedikit bicara Muflihpun melanjutkan.
Seusai genap seratus kali cambukan,Umar mengatakan : "Angkat cambukmu Muflih !." Lalu Umar menggerak-gerakan putranya, nyatanya Abu Syahmah telah meninggal. Lalu Umar berseru : "Wahai kaum muslimin ! Anakku Abu Syahmah telah meninggal."
Seusai Umar mengatakan,para sahabat berduyun-duyun menghampiri mayatnya Abu Syahmah hingga halaman masjid penuh. Kemudian ibunya Abu Syahmah (istrinya Umar) datang dirinya menangis sambil mengatakan : "beruntung kalian anakku ! kutitipkan kalian terhadap Allah."
Kemudian Umar membawanya pulang serta yang memandikannya, mengkafaninya serta menguburnya dengan tangan sendiri.
Ibnu Abbas (perawi hadits ini) mengatakan ; "Aku mimpi berjumpa Rasulullah dengan wajah yang berseri-seri mengenakan pakaian putih sedang Abu Syahmah berada disisinya mengenakan pakaian hijau. Lalu aku menghampiri Nabi serta aku memberi salam kepadanya lalu kucium keningnya."
Seusai itu beliau mengatakan kepadaku : "Wahai putra pamanku ! hinggakan salamku terhadap Umar serta katakan kepadanya “Rasulullah mengatakan : Semoga Allah SWT membalas segala kebaikanmu, sebagaimana kalian tidak menanggalkan hak Allah seusai kematianku.Beruntung kalian Umar atas sesuatu yang Allah telah persiapkan untukmu yakni mahligai-mahligai serta kamar–kamar di sorga. Serta putramu Abu Syahmah telah hingga di tempat yang enak disisi Tuhannya yang maha kuasa."
Ibnu Abbas mengatakan : "Lalu aku tersadar dari tidurku dalam keadaan gembira atas yang aku lihat dari keindahan Rasulullah. Aku nasibkan malam itu dengan ibadah hingga pagi."
Seusai hari menjelang pagi,aku datang ke masjid, sementara Umar bin Khattab dikelilingi para sahabat, beliau sedang memberbagi ceramah mengenai Kitab (hukum)Allah.
Seusai berakhir aku mengatakan kepadanya : "Wahai Umar ! Aku tadi malam mimpi berjumpa dengan Rasulullah, beliau laksana bulan purnama sementara Abu Syahmah ada disisinya mengenakan baju warna hijau.
Ibnu Abbas pun memberi tau pesan-pesan Rasulullah serta ucapan terima kasih terhadap Umar dalam menegakkan kebenaran serta keadilan terhadap siapapun serta kapanpun. Tidak sempat pandang bulu.
Wallahu a'lam
Pada sebuahtahun Abu Syahmah menderita sakit keras hampir saja beliau meninggal. Tetapi berkah izin Allah beliau sembuh kembali.
Seusai badannya rasanya enakan,dia berlangsung-jalan mencari udara segar serta lewat di perkampungan Yahudi. Lalu dirinya mampir di salah satu rumah mereka lantaran sangat haus. Akhirnya mereka memberi minum perasan anggur. Tanpa dilihat lagi langsung diminumlah air itu.
Kemudian dirinya keluar dari rumahnya dalam keadaan mabuk. Lalu dirinya berlangsung melalui kebun kurma Anak cucu Najjar serta menonton seorang perempuan sedang tidur, tanpa sadar dirinya hendak menggagahi perempuan itu. Si perempuan itu berontak, tetapi apa daya tenaga Abu Syahmah lebih kuat darinya.
Seusai Abu Syahmah melampiaskan nafsu setannya, si perempuan itu luar biasa bajunya lalu menyobek-nyobek sambil memaki-maki.
Seusai sembilan bulan akhirnya dirinya melahirkan seorang bayi. Ketika telah hilang rasa nyeri seusai melahirkan ,akhirnya dirinya menggendong anaknya serta langsung menuju masjid Nabawi. Pada waktu itu Umar Bin Khattab sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah) sedang memberbagi hukum terhadap halayak ramai. Lalu masuk perempuan itu serta langsung meletakan anaknya dihadapan Umar seraya mengatakan: “Wahai Amirul Mu’minin ! Aku kemari hendak menyerahkan anak ini, engkaulah yang lebih berhak dari padaku. ”Umar tersentak kaget mendengarkan perkataan si perempuan itu, lalu mengatakan: “Bagaimana mungkin, inikan anakmu kalian merupakan ibunya lalu kalian katakan aku lebih berhak dari pada kamu.” Perempuan itu mengatakan : "Wahai Amirul Mu’minin ! Anak ini merupakan cucumu !". "Cucu dari mana ?", sahut Umar. "Dari putramu Abu Syahmah." "Wahai bunda ! lewat jalan yang halal alias haram !" sela Umar. Si bunda itu menjawab : "Demi Allah dari diriku halal serta dari putramu haram."
Seusai itu, Umar minta penjelasan mengenai kejadiannya. Si bunda langsung bercerita : ‘’Pada sebuahhari aku keluar dari rumah menuju kebun Anak cucu Najjar hendak memetik sayur-sayuran. Seusai hari menjelang sore badanku terasa letih jadi aku ketiduran. Putramu Abu Syahmah lewat di kebun dimana aku tertidur, dirinya dalam keadaan mabuk lalu dirinya hendak memperkosaku aku bentrok tapi apa daya tenagaku lemah. Seusai berakhir malampiaskan nafsu setannya, aku mencabik-cabik bajunya serta aku memukulinya. Seusai itu, aku bersabar terhadap musibah yang menimpaku. Aku menanti masa haidku datang, nyatanya tidak kunjung datang. Aku sadar bahwa diriku hamil. Seusai sembilan bulan aku mengandung lahirlah anak ini, oleh sebab itu tuanlah yang lebih berhak atas anak ini. Aku rela memilih kehinaan dunia dari pada kehinaan akhirat ‘’.
Seusai mendengarkan penuturannya, Umar menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya lalu berseru "Aduuuh celakanya kalian Umar Bin Khattab kelak di akhirat ketika berdiri dihadapan Allah." Lalu Umar mengatakan : "wahai bunda ! Mengatakan jujurlah kepadaku, apabila kalian jujur aku bakal memaafkanmu !."
Seusai mendengrkan permintaan Umar si bunda mengatakan : "Wahai Khalifah Umar ! Demi Allah aku tidak berdusta, aku jujur tidak berdusta. Kalau baginda mau aku bersumpah demi Al Qur’an sehalaman-sehalaman. Akhirnya Umar meminta terhadap sahabatnya diambilkan Al Qur’an. Kemudian si bunda bersumpah : "Demi Surat Al Baqoroh aku tidak berdusta apa yang aku utarakan merupakan benar serta anak ini merupakan anaknya Abu Syahmah."
Seusai hingga Surat Yasin, Umar mengatakan : "Cukup wahai bunda aku percaya kalian mengatakan benar serta tidak berdusta. Kemudian Umar berangkat seraya mengatakan : "Wahai sahabat-sahabat Nabi ! kalian jangan berinjak dari masjid sebelum aku datang." Tidak lama lagi Umar telah hingga di masjid sambil membawa bungkusan yang berisikan uang tiga puluh dinar serta sepuluh setel pakaian,lalu mengatakan terhadap si bunda : "terimalah ini ! maafkanlah anakku di dunia ini, apabila anakku ada kesalahan sebelumnya,ambil saja kelak di akhirat. Seusai si bunda menerima bungkusan itu, ia berangkat membawa anaknya.
Seusai perempuan itu pergi, Umar mengatakan : "Wahai para sahabat ! jangan keluar dari masjid sebelum aku datang. Lalu umar pulang. sesampainya di rumah beliau memandangi putranya yang sedang sarapan. "Assalamualikum" . "Wa’alaikum salaam ,ayah mari sarapan." Jawab Abu Syahmah. lalu umar mendekat seraya mengatakan : "Terima kasih wahai putraku, dugaan ayah ini merupakan sarapan terbarumu." Dengan sangat terkejut ia mengatakan : "Kok ayah tahu siapa yang mengumumkan terhadap ayah ? sementara
Rasulullah telah tiada serta wahyu telah tidak turun lagi." Umar menjawab : Terbukti tidak ada yang memberi tahu, tetapi dikarenakan dosa yang sempat kalian lakukan." Abu Syahmah mengatakan keheranan : "dosa !demi Allah aku tidak sempat melakukan dosa.bila ada orang yang mengatakan terhadap ayah tanyakan saja kepadaku aku tidak bakal menyembunyikannya." Lalu Umar mengatakan : Aku bertanya kepadamu demi Allah, Pernahkah kalian pada sebuahhari berlangsung-jalan di perkampungan Yahudi, lalu kalian kehausan serta dikasih perasan anggur lalu kalian minum jadi kalian mabuk kemudian kalian keluar serta melalui perkebunan Anak cucu Najjar lalu kalian menonton seorang gadis yang sedang tidur serta kalian memperkosanya ?"
Seusai mendengarkan pernyataan ayahnya, Abu Syahmah menundukan kepalanya serta tidak bisa menjawab, jadi Umar membentak : "Jawab wahai anakku ! kalau kalian jujur kalian bakal selamat tapi kalau kalian bohong kalian bakal celaka."
Lalu Abu Syahmah mengatakan : "Benar ayah ! tapi aku telah rugi." Umar mengatakan : "Anakku !penyesalan tidak berkegunaaan seusai datang kerugian. Kamukan putranya Amirul Mu’minin, orang-orang tidak bakal ada yang berani mencercamu. Tapi kalian telah permalukan ayah dihadapan para sahabat Nabi."
Seusai mengatakan begitu, Umar memegang tangan Abu Syahmah. "aku mau dibawa kemana ayah ! ". "ke masjid disana tidak sedikit para sahabat Nabi, ayah ingin mengambil hak Allah di dunia sebelum Allah mengambil hakmu di akhirat." Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! aku mohon di rumah saja, jangan permalukan aku dihadapan sahabat." Umar mengatakan : "apa katamu,justru kalian telah mencoreng mukamu serta muka ayah."
Seusai hingga di masjid, Umar ditanya oleh para sahabat : "ada apa Amirul Mu’minin !" "Wahai kaum muslimin ! anakku Abu Syahmah telah mengakui dosa yang telah dilakukannya serta perempuan itu benar tidak berdusta."
Kemudian Umar terbuktigil budaknya yang bernama Muflih serta mengatakan : "Muflih ! Cambuklah baginda mudamu serta kalian merdeka. Muflih menjawab : "tuanku !bagaimana aku memukuli anak maapabilanku, sementara kalau aku memukul unta saja tentu mati, aku tendang tembok saja tentu roboh." Umar mengatakan : "Jangan tidak sedikit omong .Ambil cambuknya pukul punggungnya hingga sakitnya menembus kerongganya . kalau dirinya mati, terbukti telah ajalnya kalau dirinya nasib, dirinya tidak bakal mengulangi lagi lakukanannya."
Akhirnya Muflih mengambil cambuknya serta mendekati Abu Syahmah seraya mengatakan : "Wahai baginda muda ! Jangan kau cercaku tapi cercalah dirimu sendiri !. Allah telah memerintahkan, ayahmu telah menyuruhku mencambukmu" . Abu Syahmah menjawab : "Kerjakan apa yang kalian telah disuruh serta katakanlah terhadap orang-orang ! Inilah balasan orang yang durhaka terhadap Tuhannya ".
Kemudian Muflih mengambil cambuknya serta melambaikan tangannya .
Seusai sepuluh cambukan, Abu Syahmah mengatakan sambil meringis-meringis : "Ayah ! Rasanya api berkobar dibadanku." Umar mengatakan : "Putraku ! api itu dibadan ayahmu lebih panas lagi." Kemudian Umar mengatakan : "Semakinkan Muflih !.Lalu Muflih mencambukinya lagi."
Seusai bisa dua puluh cambukan Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! istirahat dulu." Umar mengatakan : "Seandainya penghuni Neraka ketika minta istirahat terhadap Allah dikasih, tentu aku memberimu istirahat, semakinkan Muflih !."
Seusai hingga tiga puluh kali Muflih mencambuk, Abu Syahmah mengatakan : "Wahai ayahku ! Beri aku peluang untuk bertobat ." Umar mengatakan : "Ketika aku telah mengambil hak Allah kalau kalian mau silahkan bertaubat, kalau kalian mau silahkan ulangi lagi . Tapi kalau kalian mengulangi lagi, kalian bisa hukuman semacam ini lagi. Semakinkan muflih ! " Kata Umar terhadap Muflih.
Seusai mencapai empat puluh kali cambukan, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah minum ! supaya panas dihatiku ini sejuk" .Umar menjawab : "Seandainya orang-orang yang disiksa di Neraka ketika minta minum diberi, tentu kalian aku kasih. Semakinkan Muflih." Serta Muflihpun meneruskan cambukannya.
Seusai mencapai lima puluh kali, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah kasihanilah aku !" .Umar menjawab : "Kalau aku mengasihani di dunia, kalian tidak mendapat kesayanganku di akhirat.Semakinkan Muflih." serta muflihpun meneruskan.
Seusai hingga enam puluh kali Muflih mencambukinya, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah kemari aku ingin memeluk ayah sebelum aku mati. Umar menjawab : "Kalau kalian nasib,aku tentu memelukmu, tapi kalau kalian mati Insya Allah kami bakal berjumpa kelak di akhirat." Semakinkan Muflih ! .
Seusai mencapai tujuhpuluh kali cambukan, Abu Syahmah mengatakan : "Ayah ! rasanya ajal datang." Umar mengatakan ; "Wahai putraku ! Bila kalian berjumpa dengan Rasulullah, katakanlah terhadap beliau : Umar Bin Khattab telah mencambukku hingga aku mati. Semakinkan Muflih.!" Muflihpun langsung mencambukunya lagi.
Seusai hingga delapan puluh kali, Abu Syahmah membawa kepalanya seraya mengatakan : "Wahai para sahabat Nabi ! kenapa kalian diam saja tidak memintakanampunan untukku ! ."
Akhirnya para sahabat maju mendekati Umar serta mengatakan : "Wahai Amirul Mu’minin ! Telahlah maafkan saja anakmu." Umar menjawab : "Wahai para sahabat ! Apakah kalian tidak membaca Al Qur’an " Walaa ta’khudzkum bihimaa ra’fatun fi diinillah (Dan janganlah belas kasihan terhadap keduanya mencegah kalian untuk menjalankan agama Allah. Q.S. An Nur : 2 )." Kemudian Umar mengatakan : "Semakinkan Muflih !"
Seusai hingga sembilan puluh kali cambukan, Abu Syahmah membawa kepalanya, seraya mengatakan dengan suara yang keras : "Assalamualaikum wahai para sahabat ! salam terkhir hingga hari kiamat."
Seusai mendengarkan kata-kata itu, para sahabat menangis, sementara Umar bin Khattab mengatakan : "Muflih semakinkan sisanya sepuluh kali lagi." Tanpa tidak sedikit bicara Muflihpun melanjutkan.
Seusai genap seratus kali cambukan,Umar mengatakan : "Angkat cambukmu Muflih !." Lalu Umar menggerak-gerakan putranya, nyatanya Abu Syahmah telah meninggal. Lalu Umar berseru : "Wahai kaum muslimin ! Anakku Abu Syahmah telah meninggal."
Seusai Umar mengatakan,para sahabat berduyun-duyun menghampiri mayatnya Abu Syahmah hingga halaman masjid penuh. Kemudian ibunya Abu Syahmah (istrinya Umar) datang dirinya menangis sambil mengatakan : "beruntung kalian anakku ! kutitipkan kalian terhadap Allah."
Kemudian Umar membawanya pulang serta yang memandikannya, mengkafaninya serta menguburnya dengan tangan sendiri.
Ibnu Abbas (perawi hadits ini) mengatakan ; "Aku mimpi berjumpa Rasulullah dengan wajah yang berseri-seri mengenakan pakaian putih sedang Abu Syahmah berada disisinya mengenakan pakaian hijau. Lalu aku menghampiri Nabi serta aku memberi salam kepadanya lalu kucium keningnya."
Seusai itu beliau mengatakan kepadaku : "Wahai putra pamanku ! hinggakan salamku terhadap Umar serta katakan kepadanya “Rasulullah mengatakan : Semoga Allah SWT membalas segala kebaikanmu, sebagaimana kalian tidak menanggalkan hak Allah seusai kematianku.Beruntung kalian Umar atas sesuatu yang Allah telah persiapkan untukmu yakni mahligai-mahligai serta kamar–kamar di sorga. Serta putramu Abu Syahmah telah hingga di tempat yang enak disisi Tuhannya yang maha kuasa."
Ibnu Abbas mengatakan : "Lalu aku tersadar dari tidurku dalam keadaan gembira atas yang aku lihat dari keindahan Rasulullah. Aku nasibkan malam itu dengan ibadah hingga pagi."
Seusai hari menjelang pagi,aku datang ke masjid, sementara Umar bin Khattab dikelilingi para sahabat, beliau sedang memberbagi ceramah mengenai Kitab (hukum)Allah.
Seusai berakhir aku mengatakan kepadanya : "Wahai Umar ! Aku tadi malam mimpi berjumpa dengan Rasulullah, beliau laksana bulan purnama sementara Abu Syahmah ada disisinya mengenakan baju warna hijau.
Ibnu Abbas pun memberi tau pesan-pesan Rasulullah serta ucapan terima kasih terhadap Umar dalam menegakkan kebenaran serta keadilan terhadap siapapun serta kapanpun. Tidak sempat pandang bulu.
Wallahu a'lam