Histats

Sejarah Masjid Kubah Emas

Dahulu, orang terbelalak menyaksikan kemegahan serta keagungan Masjid Istiqlal. Dengan arsitektur bergaya eropa, masjid negara itu sungguh mempesona. Berjuta-juta ummat berkunjung ke Istiqlal.
Tidak hanya mereka yang berasal dari dalam negeri, mereka yang
berasal dari luar negeri pun kepincut dengan kemegahannya.

Sejarah Masjid Kubah Emas
Tahun 2006, kembali ummat Islam di Tanah Air dikejutkan dengan berdirinya  Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih terkenal dengan sebutan 
Masjid Kubah Emas.  

Sejarah Masjid Kubah Emas

Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri yang terletak di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok itu, menyedot ribuan jamaah. 
Tidak kalah heboh dengan pendahulunya Masjid Istiqlal.

Sejarah Masjid Kubah Emas

Saat ini Majid Kubah Emas Dian Al Mahri menjadi salah satu potensi wisata menarik yang dimiliki Depok adalah. 
Bukan tanpa alasan kemewahan bangunan dan arsitektur masjid terbesar di Asia Tenggara itu seolah menjadi aset tersendiri bagi warga Depok.  
Dari kejauhan sudah terlihat kubah masjid berlapis emas.

Sejarah Masjid Kubah Emas

Awalnya, Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid, pemilik masjid tidak berniat menjadikan masjid ini sebagai tempat wisata. 
Melainkan, sebagai pembangunan kawasan Islamic Center Dian Al Mahri. Pendirian Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri hanya salah satu bagian penting dari rencana besar pembangunan Islamic Center Dian Al Mahri yang terdiri atas pondok pesanteren, taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), sekolah menengah tingkat pertama (SLTP), dan sekolah menengah umum (SMU) serta membuat area publik dakwah dan peradaban Islam.

Kemahsyuran nama Masjid Dian Al Mahri membuat masjid dijadikan 
lokasi wisata religi. Pesona keagungannya membuat masyarakat berdatangan. 
Masjid ini selalu ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan. 
Mereka datang dengan bus-bus besar dari luar daerah. 

Misalnya, Lampung, Jawa Tengah dan Jakarta yang berbatasan langsung dengan Depok. Bahkan, dari luar negeri seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura. Untuk wisatawan asing yang datang ke Indonesia, seolah menjadi kewajiban untuk berkunjung ke Masjid Dian Al Mahri. Kawasan Islamic Center Dian AL Mahri dilengkapi pula oleh gedung serba guna, toliet dan wudhu reguler wanita, ruko, rumah tinggal pemilik Islamic, danau, dapur umum dan area parkir yang luas. Kendati demikian, area parkir kerap padat saat hari libur. 

Jumlah pengunjung bisa mencapai 40 ribu orang per hari. "Yang menjadi pemikat umat muslim berkunjung ke Masjid Kubah Emas adalah kubahnya yang berlapis emas," terang pengelola kawasan Islamic Center Dian Al Mahri, Ir H Yudi Camaro MM.

Bukan tanpa alasan masjid ini disebut sebagai kubah emas. 
Hampir seluruh bagian masjid memang dilapis emas. Tehnik pemasangannya terdiri dari tiga cara. Pertama, serbuk emas (prada) terdapat di mahkota pilar atau tiang kapital. Kedua, gold plating terdapat pada lampu gantung, railing tangga mesanin, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih pada puncak langit kubah, dan ornamen dekoratif diatas mimbar mihrab. 
Ketiga, gold mozaik solid yang terdapat pada kubah menara dan kubah utama. Tujuan awalnya, untuk membuat masjid terlihat megah dan indah. 
"Dengan begitu kita semua dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Islam dalam keindahan Islam," tandasnya.

Masjid Kubah Emas berdiri di atas lahan seluas 70 hektar, sedangkan luas masjid adalah 8.000 meter persegi. Bangunan masjid sendiri terdiri atas ruang utama, ruang mezanin, halaman dalam, selasar atas, dan ruangan fungsional lainnya. Diperkirakan masjid itu mampu menampung 15 ribu jamaah untuk melaksanakan sholat, serta 20 ribu untuk majelis taklim. Konsep umum bangunan mengikuti tipologi dengan ciri kubah, minaret, halaman dalam, dan penggunaan hiasan dekoratif. Luas halaman dalam masjid berukuran 45x57 meter. 

Enam minaret berbentuk segi enam yang menjulang keangkasa setinggi 40 meter melambangkan rukun iman. Keenam minerat dibungkus grainit abu-abu daru uruka dengan irnamen melingkar. Pada kubahnya sendiri terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. "Bangunan kubahnya mengacu pada kubah di negara Perasia dan India," .

Kaligrafi di dinding masjid bergaya tsulutsy yang dikerjakan secara khusus oleh seorang penulis kaligrafi. "Beliau juga pernah menulis mushaf di Masjid Istiqlal," kata Yudi. Mihrab atau bangunan menjorok kedalam pada dinding bagian depan masjid yang menunjukan arah kiblat terdapat empat pilar berbalut batu granit porto rose dari Afrika Selatan. 
Hiasan kaligrafi portal diatasnya yang menjadi mahkota mihrab 
terdapat hiasan kaligrafi surat Thahaa Ayat 14.

Pesona Hingga ke Luar Negeri

Keberadaan Masjid Dian Al Mahri sangat mendunia. 
Banyaknya pengunjung yang datang memberikan keberkahan tersendiri bagi warga sekitar. Selain menambah rasa kagum dan keimanan, warga sekitar mengaku mendapat rejeki dari wisatawan yang datang. 
"Terutama pada liburan sekolah dan hari libur lainnya. 
Menjelang puasa juga biasanya sangat ramai," ucap Siti, salah satu penjual souvenir.

Sumber http://parapencarisyafaat.blogspot.com/