Tausiah Islam - Berapakah usia pernikahan kami saat ini? Bagaimanakah
hubungan rumah tangga kita? Apakah kami bisa melayani kebutuhan batin suami kami dengan baik? Alias justru selagi memenuhi kebutuhan itu kami tak jarang melakukan kesalahan yang membikin suami tak merasa terpuaskan jadi kenikmatan yang Allah berbagi terasa hambar? Apapun jawaban dari pertanyaan tersebut hanya kami serta suami yang sanggup menjawabnya.
Selama kami memenuhi kebutuhan syahwat suami, seringkali tanpa sadar kami melakukan kesalahan yang dianggap sepele tetapi bisa berakibat lumayan fatal apabila dibiarkan berlarut-larut. Ketidakpuasan suami atas jima’ yang dilakukan bisa mempengaruhi psikologisnya.
Syahwat yang tak terpuaskan bakal mengakibatkan munculnya kesempatan bagi syetan meniupkan hasrat berbuat maksiat. Na’udzubillah min dzalik. Pastinya kami tak mengharapkan faktor itu terjadi bukan? Meskipun suami kami merupakan lelaki serta hamba yang ta’at pada Allah, sebagai istri kami wajib menjadi salah satu tameng yang mencegahnya dari dosa serta maksiat.
Nah, supaya faktor tersebut tak terjadi dalam rumah tangga kita, sangat penting untuk mengenal kesalahan-kesalahan apa saja yang tak jarang kami perbuat dalam melakukan jima’. Dengan mengenal kesalahan-kesalahan itu kami bakal mengenal bagaimana tutorial membenahi pola jima’ yang kami perbuat dengan suami.
1.Istri bersikap seakan-akan tak bahagia melakukan jima’
Umumnya seorang istri bakal bahagia serta bahagia melakukan hubungan suami istri dengan suaminya. Bakal tetapi nyatanya ada pula istri yang tak bahagia melakukannya. Walau tak dilontarkan dengan cara langsung, sikap serta komentar kecil istri bisa menunjukkan apakah jima’ yang dilakukan dilandasi keikhlasan alias keterpaksaan.
Sikap yang wajib dihindari istri yang mengindikasikan ketidaksenangan ketika berhubungan suami istri antara lain: memberika komentar yang meremehkan jima’, menampakkan ketidakmauan melakukan jima’, memberi kritik, bersikap seakan-akan jima’ tak penting serta melakukannya hanya untuk menyenangkan suaminya saja.
2.Istri tak sempat meminta
Ada seorang suami yang sempat berkomentar “istri saya tak sempat meminta melakukan jima’. rutin saya yang meminta serta saya tak suka”. Dengan tinggi apapun level pemalu yang ada dalam diri kita, terkadang suami ingin supaya istrinyalah yang meminta terlebih dahulu. Faktor itu sebab suami ingin sesekali istri yang merasa memperlukan kasih sayang dari suaminya.
3.Merasa aneh serta tak suka dengan tubuh pasangannya
Adakah yang merasa tak suka dengan penampilan fisik suami? Merasa suami tak tampan, tak tinggi alias tak gagah perkasa? Sah-sah saja apabila ada tahap tubuh suami yang terasa aneh dalam pandangan kita. Bakal tetapi ketika sedang melakukan jima’, jangan sempat berkomentar tak baik serta berpandangan negatif pada fisik suami.
Sikap ini bakal membikin suami merasa bahwa kami tak suka melakukan jima’ dengannya, alias bahkan suami bakal merasa kami tak mencintainya.
4.Merasa tak bertanggungjawab atas tercapainya titik orgasme
Seorang suami yang mencintai istrinya (insyaAllah suami kami merupakan lelaki yang mencintai kita) bakal berusaha menyenangkan istrinya, tergolong ketika melakukan jima’. Pada situasi tersebut salah satu faktor penting merupakan tercapainya titik orgasme. Sebagian suami menjadikan faktor tersebut sebagai indikator keberhasilan serta kegagalan dalam jima’. Apabila istri tak memperoleh kepuasan atas tercapainya titik orgasme jadi suami bakal merasa kenikmatannya tidaklah sempurna.
Oleh sebab itu seorang istri sebaiknya ikut mengupayakan tercapainya kepuasan tersebut supaya tujuan dari pemenuhan kebutuhan batin bisa tercapai serta tak melukai salah satu pihak.
5.Bersikap semacam polisi yang mengatur lalu lintas jima’
Sebagai wanita, umumnya seorang istri mempunyai sifat pemalu. Tetapi ketika memenuhi kewajibannya melayani suami, istri tetap wajib bersikap aktif serta sedikit agresif. Walau demikian hindarilah melakukan hal-hal yag terlihat mengatur suami. Walau pada dasarnya setiap pasangan, baik suami alias istri mengharapkan jima’, tetapi jangan sempat mengendalikan aktivitas jima’ suami. Faktor itu disebabkan ia pun berhak untuk mengatur jalannya permainan serta ia berhak mendapat kepuasan sesuai yang diinginkannya dari sang istri.
6.Tidak bereaksi balik kepada suaminya
Ketika kami melakukan jima’ dengan suami, jadi kami wajib siap untuk bertindak aktif serta tak diam saja tanpa respon. Tak adanya respon balik dari istri baik berupa respon perasaan alias reaksi fisik bakal membikin suami merasa gagal. Apabila faktor ini dibiarkan berlarut-larut jadi bakal menyebabkan suami kehilangan perasaan serta keinginannya untuk melakukan jima’ dengan istrinya.
7.Terlalu tak sedikit bicara
Istri yang terlalu tak sedikit bicara ketika melakukan jima’ bakal memberi akibat negatif bagi jiwa suami. Pada umumnya suami mengharapkan konsentrasi serta ketenangan dalam situasi ini. Tidak hanya itu, suami biasanya bakal berubah menjadi sensitif di atas tempat tidur. Istri yang cerewet dalam berjima’ bakal menyebabkan gejolak suami menjadi turun. Bukannya memperoleh kesenangan, suami justru bakal memperoleh kesedihan. Berbagai ungkapan yang tak jarang diucapkan istri serta membuatnya menjadi tak sedikit bicara contohnya merupakan aku tak siap, bukan begini, belum saatnya serta tetap tak sedikit lagi.
8.Berpenampilan tak luar biasa serta menggunakan pakaian yang tak pantas
Penampilan kami ketika melakukan jima’ dengan suami sangat menentukan proses serta akhir dari pelaksanaan ibadah tersebut. Suami bakal merasa risih ketika menemukan istrinya menggunakan pakaian yang telah usang, tak bersih serta mungkin tampak tak menggairahkan ketika bakal berjima’. Tak hanya itu, keadaan kami yang tak lebih menarik, acak-acakan serta tak wangi ikut mempengaruhi niat suami untuk memenuhi kebutuhan batinnya. Jadi penting bagi istri untuk memperhatikan penampilan diri serta pakaian yang dikenakannya saat bakal berjima’.
Setelah tali pernikahan mengikat serta mempersatukan kami dengan pasangan, pada saat itu Allah telah menghalalkan kenikmatan jima’ antara suami serta istri. Sebagaimana yang telah kami ketahui bahwa salah satu faktor terciptanya keharmonisan rumah tangga merupakan pemenuhan kebutuhan syahwat antar pasangan.
Oleh sebab itu sangat penting bagi kami untuk rutin mengevaluasi diri, menghindari serta membenahi kesalahan-kesalahan yang sempat kami perbuat dalam berjima’. Semoga dengan paparan di atas nilai jima’ kami bakal makin meningkat jadi ikut menambah nilai keharmonisan rumah tangga kita. Aamiin (ummi-online)
hubungan rumah tangga kita? Apakah kami bisa melayani kebutuhan batin suami kami dengan baik? Alias justru selagi memenuhi kebutuhan itu kami tak jarang melakukan kesalahan yang membikin suami tak merasa terpuaskan jadi kenikmatan yang Allah berbagi terasa hambar? Apapun jawaban dari pertanyaan tersebut hanya kami serta suami yang sanggup menjawabnya.
Baca Juga : Khutbah Rasulullah Jelang Bulan Ramadhan
Hindari 8 Kesalahan Ini Istri Saat Berjima’
Jika tersedia persoalan yang terbukti wajib diperbaiki, perbaikilah sejak dini supaya tak memunculkan prahara hanya sebab kami tak sanggup menyenangkan serta memenuhi hak batin suami. Bahkan apabila selagi ini suami telah merasa bahagia dengan apa yang diterimanya ketika berjima’, kami pasti tak boleh merasa puas. Ada tak sedikit PR yang wajib kami perbuat untuk memberikan servis maksimal pada suami demi menjaga keharmonisan rumah tangga sesuai yang kami impikan.Baca Juga : Dipotong Tanggan Karena Memberi Sedekah
Selama kami memenuhi kebutuhan syahwat suami, seringkali tanpa sadar kami melakukan kesalahan yang dianggap sepele tetapi bisa berakibat lumayan fatal apabila dibiarkan berlarut-larut. Ketidakpuasan suami atas jima’ yang dilakukan bisa mempengaruhi psikologisnya.
Syahwat yang tak terpuaskan bakal mengakibatkan munculnya kesempatan bagi syetan meniupkan hasrat berbuat maksiat. Na’udzubillah min dzalik. Pastinya kami tak mengharapkan faktor itu terjadi bukan? Meskipun suami kami merupakan lelaki serta hamba yang ta’at pada Allah, sebagai istri kami wajib menjadi salah satu tameng yang mencegahnya dari dosa serta maksiat.
Nah, supaya faktor tersebut tak terjadi dalam rumah tangga kita, sangat penting untuk mengenal kesalahan-kesalahan apa saja yang tak jarang kami perbuat dalam melakukan jima’. Dengan mengenal kesalahan-kesalahan itu kami bakal mengenal bagaimana tutorial membenahi pola jima’ yang kami perbuat dengan suami.
1.Istri bersikap seakan-akan tak bahagia melakukan jima’
Umumnya seorang istri bakal bahagia serta bahagia melakukan hubungan suami istri dengan suaminya. Bakal tetapi nyatanya ada pula istri yang tak bahagia melakukannya. Walau tak dilontarkan dengan cara langsung, sikap serta komentar kecil istri bisa menunjukkan apakah jima’ yang dilakukan dilandasi keikhlasan alias keterpaksaan.
Sikap yang wajib dihindari istri yang mengindikasikan ketidaksenangan ketika berhubungan suami istri antara lain: memberika komentar yang meremehkan jima’, menampakkan ketidakmauan melakukan jima’, memberi kritik, bersikap seakan-akan jima’ tak penting serta melakukannya hanya untuk menyenangkan suaminya saja.
2.Istri tak sempat meminta
Ada seorang suami yang sempat berkomentar “istri saya tak sempat meminta melakukan jima’. rutin saya yang meminta serta saya tak suka”. Dengan tinggi apapun level pemalu yang ada dalam diri kita, terkadang suami ingin supaya istrinyalah yang meminta terlebih dahulu. Faktor itu sebab suami ingin sesekali istri yang merasa memperlukan kasih sayang dari suaminya.
3.Merasa aneh serta tak suka dengan tubuh pasangannya
Adakah yang merasa tak suka dengan penampilan fisik suami? Merasa suami tak tampan, tak tinggi alias tak gagah perkasa? Sah-sah saja apabila ada tahap tubuh suami yang terasa aneh dalam pandangan kita. Bakal tetapi ketika sedang melakukan jima’, jangan sempat berkomentar tak baik serta berpandangan negatif pada fisik suami.
Sikap ini bakal membikin suami merasa bahwa kami tak suka melakukan jima’ dengannya, alias bahkan suami bakal merasa kami tak mencintainya.
4.Merasa tak bertanggungjawab atas tercapainya titik orgasme
Seorang suami yang mencintai istrinya (insyaAllah suami kami merupakan lelaki yang mencintai kita) bakal berusaha menyenangkan istrinya, tergolong ketika melakukan jima’. Pada situasi tersebut salah satu faktor penting merupakan tercapainya titik orgasme. Sebagian suami menjadikan faktor tersebut sebagai indikator keberhasilan serta kegagalan dalam jima’. Apabila istri tak memperoleh kepuasan atas tercapainya titik orgasme jadi suami bakal merasa kenikmatannya tidaklah sempurna.
Oleh sebab itu seorang istri sebaiknya ikut mengupayakan tercapainya kepuasan tersebut supaya tujuan dari pemenuhan kebutuhan batin bisa tercapai serta tak melukai salah satu pihak.
5.Bersikap semacam polisi yang mengatur lalu lintas jima’
Sebagai wanita, umumnya seorang istri mempunyai sifat pemalu. Tetapi ketika memenuhi kewajibannya melayani suami, istri tetap wajib bersikap aktif serta sedikit agresif. Walau demikian hindarilah melakukan hal-hal yag terlihat mengatur suami. Walau pada dasarnya setiap pasangan, baik suami alias istri mengharapkan jima’, tetapi jangan sempat mengendalikan aktivitas jima’ suami. Faktor itu disebabkan ia pun berhak untuk mengatur jalannya permainan serta ia berhak mendapat kepuasan sesuai yang diinginkannya dari sang istri.
6.Tidak bereaksi balik kepada suaminya
Ketika kami melakukan jima’ dengan suami, jadi kami wajib siap untuk bertindak aktif serta tak diam saja tanpa respon. Tak adanya respon balik dari istri baik berupa respon perasaan alias reaksi fisik bakal membikin suami merasa gagal. Apabila faktor ini dibiarkan berlarut-larut jadi bakal menyebabkan suami kehilangan perasaan serta keinginannya untuk melakukan jima’ dengan istrinya.
7.Terlalu tak sedikit bicara
Istri yang terlalu tak sedikit bicara ketika melakukan jima’ bakal memberi akibat negatif bagi jiwa suami. Pada umumnya suami mengharapkan konsentrasi serta ketenangan dalam situasi ini. Tidak hanya itu, suami biasanya bakal berubah menjadi sensitif di atas tempat tidur. Istri yang cerewet dalam berjima’ bakal menyebabkan gejolak suami menjadi turun. Bukannya memperoleh kesenangan, suami justru bakal memperoleh kesedihan. Berbagai ungkapan yang tak jarang diucapkan istri serta membuatnya menjadi tak sedikit bicara contohnya merupakan aku tak siap, bukan begini, belum saatnya serta tetap tak sedikit lagi.
8.Berpenampilan tak luar biasa serta menggunakan pakaian yang tak pantas
Penampilan kami ketika melakukan jima’ dengan suami sangat menentukan proses serta akhir dari pelaksanaan ibadah tersebut. Suami bakal merasa risih ketika menemukan istrinya menggunakan pakaian yang telah usang, tak bersih serta mungkin tampak tak menggairahkan ketika bakal berjima’. Tak hanya itu, keadaan kami yang tak lebih menarik, acak-acakan serta tak wangi ikut mempengaruhi niat suami untuk memenuhi kebutuhan batinnya. Jadi penting bagi istri untuk memperhatikan penampilan diri serta pakaian yang dikenakannya saat bakal berjima’.
Setelah tali pernikahan mengikat serta mempersatukan kami dengan pasangan, pada saat itu Allah telah menghalalkan kenikmatan jima’ antara suami serta istri. Sebagaimana yang telah kami ketahui bahwa salah satu faktor terciptanya keharmonisan rumah tangga merupakan pemenuhan kebutuhan syahwat antar pasangan.
Oleh sebab itu sangat penting bagi kami untuk rutin mengevaluasi diri, menghindari serta membenahi kesalahan-kesalahan yang sempat kami perbuat dalam berjima’. Semoga dengan paparan di atas nilai jima’ kami bakal makin meningkat jadi ikut menambah nilai keharmonisan rumah tangga kita. Aamiin (ummi-online)