Tausiah Islam - Suatu ketika seorang pengusaha sedang memotong
rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tidak jauh dari kantornya, mereka menonton ada seorang anak berumur 10 tahunan berlari-lari serta melompat-lompat di depan mereka.
"Masak, apa iya?" jawab pengusaha
Lalu tukang cukur memanggil si Benu, ia lalu merogoh kantongnya serta mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 serta koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kalian boleh pilih & ambil salah satu uang ini, terserah kalian mau pilih yang mana, ayo ambil!"
Benu menonton ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 serta Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000.
Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik serta berbalik terhadap sang pengusaha serta berkata, "Benar kan yang saya katakan tadi, Benu itu terbukti anak terbodoh yang sempat saya temui. Telah tidak terhitung berapa kali saya ngetes dirinya semacam itu tadi serta dirinya rutin mengambil uang besi yang nilainya lebih kecil."
Setelah sang pengusaha berakhir memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dirinya berjumpa dengan Benu. Sebab merasa penasaran dengan apa yang dirinya lihat sebelumnya, dirinya pun memanggil Benu serta bertanya, "Benu, tadi saya menonton sewaktu tukang cukur memperkenalkan uang lembaran Rp.2.000 serta Rp.1.000, saya lihat kok yang kalian ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tidak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?"
Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak bakal bisa lagi Rp.1.000 setiap hari, sebab tukang cukur itu rutin penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya berakhir serta kapan lagi saya bisa uang jajan gratis setiap hari..."
Catatan : Tidak sedikit orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, maka mereka tidak jarang berpendapat remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Betapa bijaksananya kami apabila tidak berpendapat diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit tetap ada langit yang lain.
rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tidak jauh dari kantornya, mereka menonton ada seorang anak berumur 10 tahunan berlari-lari serta melompat-lompat di depan mereka.
Baca Juga : Arti, Keutamaan Dan Tata Cara Berdzikir
Kepintaran Si Bodoh
Tukang cukur berkata, "Itu Benu, dirinya anak paling bego yang sempat saya kenal""Masak, apa iya?" jawab pengusaha
Lalu tukang cukur memanggil si Benu, ia lalu merogoh kantongnya serta mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 serta koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kalian boleh pilih & ambil salah satu uang ini, terserah kalian mau pilih yang mana, ayo ambil!"
Baca Juga : Mengubah Nasib: Dari Karyawan Menjadi Juragan
Benu menonton ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 serta Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000.
Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik serta berbalik terhadap sang pengusaha serta berkata, "Benar kan yang saya katakan tadi, Benu itu terbukti anak terbodoh yang sempat saya temui. Telah tidak terhitung berapa kali saya ngetes dirinya semacam itu tadi serta dirinya rutin mengambil uang besi yang nilainya lebih kecil."
Setelah sang pengusaha berakhir memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dirinya berjumpa dengan Benu. Sebab merasa penasaran dengan apa yang dirinya lihat sebelumnya, dirinya pun memanggil Benu serta bertanya, "Benu, tadi saya menonton sewaktu tukang cukur memperkenalkan uang lembaran Rp.2.000 serta Rp.1.000, saya lihat kok yang kalian ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tidak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?"
Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak bakal bisa lagi Rp.1.000 setiap hari, sebab tukang cukur itu rutin penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya berakhir serta kapan lagi saya bisa uang jajan gratis setiap hari..."
Catatan : Tidak sedikit orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, maka mereka tidak jarang berpendapat remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Betapa bijaksananya kami apabila tidak berpendapat diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit tetap ada langit yang lain.