Histats

Kisah Suami Istri Yang Hampir Bercerai

Tausiah Islam - Maafkan aku istriku, aku sungguh bego dan tidak menyadari
bahwa nyatanya sebegitu dalamnya cintamu buat aku. Jadi meski aku telah menyakitimu dan berniat menceraikanmu sekalipun, kalian tetap tetap mau mengangkat dan diriku bersamamu dalam kondisi apapun…”. Bagaimanakah kisah selengkapnya…???
Baca Juga : Mengubah Nasib: Dari Karyawan Menjadi Juragan

Kisah Suami Istri Yang Hampir Bercerai

Suami Istri Yang Hampir Bercerai

Silakan langsung kalian baca saja Kisah Inspiratif, Kisah Cinta Suami Istri Mengharukan berikut ini.

Semuanya berawal dari sebuah rumah mewah di pinggiran desa, yg mana hiduplah disana sepasang suami istri, sebut saja Pak Andre dan Bu Rina.
Pak Andre adalah anak tunggal keturunan orang terpandang di desa itu, sedangkan Bu Rina adalah anak orang biasa. Tetapi demikian kedua orang tua Pak Andre, sangat menyayangi menantu satu-satunya itu. Sebab tidak hanya rajin, patuh dan taat beribadah, Bu Rina juga telah tidak punya saudara dan orang tua lagi. Mereka semua menjadi salah satu korban gempa berbagai tahun yg lalu.
Baca Juga : Bacaan Surat Al Quraisy dan Terjemahanya

Sekilas orang memandang, mereka adalah pasangan yg sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana mereka dulu merintis usaha dari kecil untuk mencapai kehidupan mapan semacam kini ini. Sayangnya, pasangan itu belum lengkap.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun usia pernikahannya, mereka belum juga dikaruniai seorang anakpun. Akibatnya Pak Andre putus asa hingga meski tetap sangat cinta, dirinya berniat untuk menceraikan sang istri, yg dianggabnya tidak sanggup memberikan keturunan sebagai penerus generasi. Seusai melewati perdebatan sengit, dengan sangat kecewa dan duka yg mendalam, akhirnya Bu Rina pun menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.

Sambil menahan perasaan yg tidak menentu, suami istri itupun memberi tau rencana perceraian tersebut terhadap orang tuanya. Orang tuanya pun menentang keras, sangat tidak setuju, tapi tampaknya keputusan Pak Andre telah bulat. Dirinya tetap bakal menceraikan Bu Rina.

Setelah berdebat lumayan lama dan alot, akhirnya dengan berat hati kedua orang tua itu menyetujui perceraian tersebut dengan satu syarat, yaitu supaya perceraian itu juga diselenggarakan dalam sebuah pesta yg sama besar semacam besarnya pesta saat mereka menikah dulu.
Karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, jadi persyaratan itu pun disetujui.

Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Saya berani sumpah bahwa itu adalah sebuah pesta yg sangat tidak menyenangkan bagi siapapun yg hadir. Pak Andre nampak tertekan, stres dan terus menenggak minuman beralkohol hingga mabuk dan sempoyongan. Sementara Bu Rina tampak terus melamun dan sesekali mengusap air mata nelangsa di pipinya.
Di sela mabuknya itu tiba-tiba Pak Andre berdiri tegap dan mengatakan lantang,

“Istriku, saat kalian berangkat nanti… ambil saja dan bawalah dan semua barang berharga alias apapun itu yg kalian suka dan kalian sayangi selagi ini..!”

Setelah mengatakan demikian, tidak lama kemudian ia terus mabuk dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Keesokan harinya, seusai pesta, Pak Andre tersadar dengan kepala yg tetap berdenyut-denyut berat. Dirinya merasa asing dengan kondisi disekelilingnya, tidak tidak sedikit yg dikenalnya kecuali satu. Rina istrinya, yg tetap sangat ia cintai, sosok yg selagi bertahun-tahun ini menemani hidupnya.
Maka, dirinya pun lalu bertanya,

“Ada dimakah aku..? Sepertinya ini bukan kamar kita..? Apakah aku tetap mabuk dan bermimpi..? Tolong jelaskan…”

Bu Rina pun lalu menatap suaminya penuh cinta, dan dengan mata berkaca dirinya menjawab,

“Suamiku… ini dirumah peninggalan orang tuaku, dan mereka itu para tetangga. Kemaren kalian bilang di depan semua orang bahwa aku boleh mengangkat apa saja yg aku mau dan aku sayangi. Dan butuh kalian tahu, di dunia ini tidak ada satu barangpun yg berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati kecuali kamu. Sebab itulah kalian kini kubawa dan kemanapun aku pergi. Ingat, kalian telah berjanji dalam pesta itu..!”

Dengan perasaan terkejut seusai tertegun sejenak dan sesaat tersadar, Pak Andre pun lalu bangun dan kemudian memeluk istrinya erat dan lumayan lama sambil terdiam. Bu Rina pun hanya dapat pasrah tanpa sanggup membalas pelukannya. Ia biarkan kedua tangannya tetap lemas, lurus sejajar dengan tubuh kurusnya.

“Maafkan aku istriku, aku sungguh bego dan tidak menyadari bahwa nyatanya sebegitu dalamnya cintamu buat aku. Jadi meski aku telah menyakitimu dan berniat menceraikanmu sekalipun, kalian tetap tetap mau mengangkat dan diriku bersamamu dalam kondisi apapun…”

Kedua suami istri itupun akhirnya ikhlas berpelukan dan saling bertangisan melampiaskan penyesalannya masing-masing. Mereka akhirnya mengikat janji (lagi) berdua untuk tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya.
Yup… till death do apart..! Subhanallah…#.#.#

Kesimpulan Cerita Kisah Suami Istri ini adalah
Tujuan mutlak dari sebuah pernikahan itu bukan hanya untuk menghasilkan keturunan, meski diakui memperoleh buah hati itu adalah dambaan setiap pasangan suami istri, tapi sebetulnya tetap tidak sedikit hal-hal lain yg juga butuh diselami dalam nasib berumah-tangga.

Untuk itu rasanya kami butuh menyegarkan kembali tujuan kami dalam menikah yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam kondisi suka maupun duka. Melewati kesadaran tersebut, apapun kondisi rumah tangga yg kami jalani bakal menemukan sebuah solusi. Sebab proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi sebuah masalah, sebetulnya adalah salah satu kunci keharmonisan rumah tangga kita.

“Harta dalam rumah tangga itu bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi yg dimiliki, tetapi dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yg tersedia dalam keluarga tersebut. Jadi jagalah harta keluarga yg sangat berharga itu..!”