Tausiah Islam - Saat ini selingkuhan telah dianggap bukan faktor yang aneh bagi sebagian orang. Bahkan dianggap sebagai faktor yang lumrah. Pastinya bagi orang yang beriman kami wajib menjauhi faktor itu.
Ada pemahaman tak lebih cocok yang saat ini berkembang. Bagi sebagian istri beranggapan tak apa-apa suaminya selingkuh asal tak menikah lagi. Pastinya itu pemahaman yang keliru, sebab selingkuh berarti telah berbuat dosa.
Ada dua pintu yang dapat menyebabkan selingkuh. Seringkali dua faktor ini terlalaikan serta dianggap biasa. Ketika suami melakukan faktor ini, istri tenang-tenang saja, hingga akhirnya terjadi perselingkuhan.
Apa dua pintu menuju perselingkuhan?
1.Membiarkan perempuan lain curhat dengan suaminya
Banyak ditemui seorang suami dengan bebas menerima curhat wanita lain yang bukan muhrimnya serta tak ada ikatan keluarga. Apalagi di era kini ini, semua orang dengan mudah dapat terhubung dengan beberapa sarana yang hebat seolah tak ada lagi dinding pemisah.
Mengapa curhat dapat menjadi pintu menuju perselingkuhan? Dari curhat ini bakal muncul merasa enjoy berkomunikasi, melahirkan empati serta rasa kasihan. Dapat maka awalnya seorang perempuan curhat dengan seorang laki-laki tentang kasus keluarganya, tak ada niat lain.
Namun, lama-lama muncul rasa kagum serta simpati, apalagi apabila nasihat laki-laki itu mengena pada masalah yang dihadapi. Kebanyakan muncul saling minat berawal dari curhat ini. Baik curhat dengan cara offline maupun online.
Sehingga kami tak dapat berpendapat sebelah mata ketika ada seorang wanita curhat terhadap suami kita. Betapa baiknya apabila kami ikut terlibat maka mereka tak berdua baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebagai istri kami berhak melakukan itu. Maka suami tak bebas berinteraksi dengan lawan jenis.
2. Jangan menjadikan sahabat kami juga sahabat suami
Tentunya kami punya sahabat yang erat seorang wanita. Sedekat apapun kami dengannya, bukan berarti ia juga wajib dekat dengan suami kita. Kebanyakan kejadian yang menimpa saudara kami dengan istilah kawan memakan teman. Sumbernya sahabat istri kemudian akrab juga dengan suami. Lama-lama menjadi dekat serta akrab, kemudian muncul rasa ketertarikan.
Dua faktor tersebut juga berlaku bagi suami dalam menjaga istrinya dari pria idaman lain. Semoga ikhtiar ini menjadi amal solih yang mendampingi kami ke syurga-Nya. (ummi-online)
Baca Juga : Islam Sebagai Jalan Hidup
Waspadai Dua Pintu Selingkuh Ini
Sebagai seorang istri kami wajib menjaga suami kami supaya tak terjerumus terhadap perselingkuhan. Selingkuh adalah tindakan zina serta itu haram hukumnya. Kewajiban setiap kami untuk menjauhkan anak buah keluarga dari tindakan dosa. Maka urusan menjauhkan suami dari tindakan selingkuh bukan hanya untuk menjaga keutuhan keluarga, namun juga untuk menjalankan perintah Allah Swt.Baca Juga : 10 Hal Menuju Keluarga SAKINAH
Ada pemahaman tak lebih cocok yang saat ini berkembang. Bagi sebagian istri beranggapan tak apa-apa suaminya selingkuh asal tak menikah lagi. Pastinya itu pemahaman yang keliru, sebab selingkuh berarti telah berbuat dosa.
Ada dua pintu yang dapat menyebabkan selingkuh. Seringkali dua faktor ini terlalaikan serta dianggap biasa. Ketika suami melakukan faktor ini, istri tenang-tenang saja, hingga akhirnya terjadi perselingkuhan.
Apa dua pintu menuju perselingkuhan?
1.Membiarkan perempuan lain curhat dengan suaminya
Banyak ditemui seorang suami dengan bebas menerima curhat wanita lain yang bukan muhrimnya serta tak ada ikatan keluarga. Apalagi di era kini ini, semua orang dengan mudah dapat terhubung dengan beberapa sarana yang hebat seolah tak ada lagi dinding pemisah.
Mengapa curhat dapat menjadi pintu menuju perselingkuhan? Dari curhat ini bakal muncul merasa enjoy berkomunikasi, melahirkan empati serta rasa kasihan. Dapat maka awalnya seorang perempuan curhat dengan seorang laki-laki tentang kasus keluarganya, tak ada niat lain.
Namun, lama-lama muncul rasa kagum serta simpati, apalagi apabila nasihat laki-laki itu mengena pada masalah yang dihadapi. Kebanyakan muncul saling minat berawal dari curhat ini. Baik curhat dengan cara offline maupun online.
Sehingga kami tak dapat berpendapat sebelah mata ketika ada seorang wanita curhat terhadap suami kita. Betapa baiknya apabila kami ikut terlibat maka mereka tak berdua baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebagai istri kami berhak melakukan itu. Maka suami tak bebas berinteraksi dengan lawan jenis.
2. Jangan menjadikan sahabat kami juga sahabat suami
Tentunya kami punya sahabat yang erat seorang wanita. Sedekat apapun kami dengannya, bukan berarti ia juga wajib dekat dengan suami kita. Kebanyakan kejadian yang menimpa saudara kami dengan istilah kawan memakan teman. Sumbernya sahabat istri kemudian akrab juga dengan suami. Lama-lama menjadi dekat serta akrab, kemudian muncul rasa ketertarikan.
Dua faktor tersebut juga berlaku bagi suami dalam menjaga istrinya dari pria idaman lain. Semoga ikhtiar ini menjadi amal solih yang mendampingi kami ke syurga-Nya. (ummi-online)