Tausiah Islam - Dalam masyarakat banyak kita, adalah sesuatu yang tabu bagi
seorang wanita menuturkan serta meminta hubungan suami istri. Bagaimana faktor itu dalam Islam?
Al-Khara’ithy mengatakan, “Ammarmah bin Watsi-mah memberitahu kami, bapakku memberitahuku, dirinya berkata, ‘Abdullah bin Rabi’ah adalah orang yang populer di kalangan orang-orang Quraisy sebagai orang yang baik serta rutin menjaga kehormatan dirinya.
Penisnya tidak bisa ereksi. Sementara orang-orang Quraisy tidak sempat ada yang memberi pengakuan mengenai kebaikan alias keburukannya dalam persoalan ini. Dirinya sempat melamar seorang wanita. Tapi hanya berbagai waktu berselang, istrinya lari darinya serta kembali ke keluarganya lagi. Begitu seterusnya. Lalu Zainab binti Umar bin Salamah bertanya, ‘Mengapa para wanita itu lari dari anak pamannya?’
“Ada yang menjawab, ‘Karena wanita-wanita yang sempat menjadi istrinya tidak sanggup membuatnya sanggup melaksanakan tugas sebagai suami.’
‘Tak ada yang menghalangiku untuk membuatnya bangkit,’ kata Zainab. ‘Demi Allah, saya adalah wanita berperawakan besar serta bergairah.’
“Maka akhirnya Zainab menikah dengannya,” kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, “selalu sabar meladeninya serta akhirnya mereka dikaruniai enam anak.”
Semangat suami bisa surut sebab istri yang bersikap dingin serta menahan tangannya dari cengkeraman yang mesra terhadap suami. Sikap dingin adakalanya sebab rasa malu yang menguasai, sementara ia sebetulnya bercita-cita untuk mendapatkan kehangatan cinta dari suaminya.
Tapi semacam minuman hangat yang didekatkan pada segelas es, gairah serta kemesraan suami bisa surut oleh dinginnya sikap istri dalam menanggapi usapan sayang serta kecupan cinta suaminya.
Sebaliknya, seorang suami yang susah terbangkitkan hasratnya bisa menjadi laki-laki yang penuh kehangatan sebab istri yang tahu bagaimana menumbuhkan minat suami terhadap dirinya saat melakukan hubungan intim. Rasa malu tidak menghalanginya untuk memberikan kebahagiaan pada suaminya, serta merasakan keindahan berdekatan dengan suami. Sebab keindahan dalam berhubungan intim adalah kenikmatan yang dicintai serta diridhai Allah.
Insya-Allah, seorang istri yang mau menggairahkan suaminya bakal mendapatkan ridha serta barakah-Nya. Mudah-mudahan Allah memberikan kebahagiaan terhadap Anda; kebahagiaan ketika melakukan hubungan intim bersama suami, kebahagiaan ketika menjalani kehidupan rumah tangga sehari-hari, kebahagiaan ketika Allah menitipkan benih suami di rahim Anda, kebahagiaan ketika bayi Kamu mengisap ASI yang menjadi tahap dari diri Kamu sendiri, serta khususnya kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah. Allahumma amin.
Benarlah nasihat Sayyidina Muhammad Al-Baqir terhadap kaum wanita. Beliau mengatakan, “Wanita yang paling baik di antara kamu ialah yang membuang perisai malu ketika ia membuka baju untuk suaminya, serta memasang perisai malu ketika ia berpakaian lagi.”
Seorang suami bakal merasa terus sayang ketika istri sanggup membangkitkan semangatnya ketika sama-sama menanggalkan pakaian. Serta ia merasakan cinta terus mendalam disertai kebahagiaan serta keinginan untuk memberikan ketenteraman ketika ada rona merah di wajah istri seusai ia menutupi tubuhnya dengan pakaian kembali. Inilah sebagian di antara rahasia-rahasia.
Jadi apabila Anda, seorang istri, belum sempat mengundang suami? Hmm, cobalah. Temukan sesuatu yang beda di sana… (islampos)
seorang wanita menuturkan serta meminta hubungan suami istri. Bagaimana faktor itu dalam Islam?
Baca Juga : Apakah Sama Jilbab dan Kerudung???
Al-Khara’ithy mengatakan, “Ammarmah bin Watsi-mah memberitahu kami, bapakku memberitahuku, dirinya berkata, ‘Abdullah bin Rabi’ah adalah orang yang populer di kalangan orang-orang Quraisy sebagai orang yang baik serta rutin menjaga kehormatan dirinya.
Baca Juga : Hukum Berkumur-kumur dalam Wudhu' Saat Puasa
Penisnya tidak bisa ereksi. Sementara orang-orang Quraisy tidak sempat ada yang memberi pengakuan mengenai kebaikan alias keburukannya dalam persoalan ini. Dirinya sempat melamar seorang wanita. Tapi hanya berbagai waktu berselang, istrinya lari darinya serta kembali ke keluarganya lagi. Begitu seterusnya. Lalu Zainab binti Umar bin Salamah bertanya, ‘Mengapa para wanita itu lari dari anak pamannya?’
“Ada yang menjawab, ‘Karena wanita-wanita yang sempat menjadi istrinya tidak sanggup membuatnya sanggup melaksanakan tugas sebagai suami.’
‘Tak ada yang menghalangiku untuk membuatnya bangkit,’ kata Zainab. ‘Demi Allah, saya adalah wanita berperawakan besar serta bergairah.’
“Maka akhirnya Zainab menikah dengannya,” kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, “selalu sabar meladeninya serta akhirnya mereka dikaruniai enam anak.”
Semangat suami bisa surut sebab istri yang bersikap dingin serta menahan tangannya dari cengkeraman yang mesra terhadap suami. Sikap dingin adakalanya sebab rasa malu yang menguasai, sementara ia sebetulnya bercita-cita untuk mendapatkan kehangatan cinta dari suaminya.
Tapi semacam minuman hangat yang didekatkan pada segelas es, gairah serta kemesraan suami bisa surut oleh dinginnya sikap istri dalam menanggapi usapan sayang serta kecupan cinta suaminya.
Sebaliknya, seorang suami yang susah terbangkitkan hasratnya bisa menjadi laki-laki yang penuh kehangatan sebab istri yang tahu bagaimana menumbuhkan minat suami terhadap dirinya saat melakukan hubungan intim. Rasa malu tidak menghalanginya untuk memberikan kebahagiaan pada suaminya, serta merasakan keindahan berdekatan dengan suami. Sebab keindahan dalam berhubungan intim adalah kenikmatan yang dicintai serta diridhai Allah.
Insya-Allah, seorang istri yang mau menggairahkan suaminya bakal mendapatkan ridha serta barakah-Nya. Mudah-mudahan Allah memberikan kebahagiaan terhadap Anda; kebahagiaan ketika melakukan hubungan intim bersama suami, kebahagiaan ketika menjalani kehidupan rumah tangga sehari-hari, kebahagiaan ketika Allah menitipkan benih suami di rahim Anda, kebahagiaan ketika bayi Kamu mengisap ASI yang menjadi tahap dari diri Kamu sendiri, serta khususnya kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah. Allahumma amin.
Benarlah nasihat Sayyidina Muhammad Al-Baqir terhadap kaum wanita. Beliau mengatakan, “Wanita yang paling baik di antara kamu ialah yang membuang perisai malu ketika ia membuka baju untuk suaminya, serta memasang perisai malu ketika ia berpakaian lagi.”
Seorang suami bakal merasa terus sayang ketika istri sanggup membangkitkan semangatnya ketika sama-sama menanggalkan pakaian. Serta ia merasakan cinta terus mendalam disertai kebahagiaan serta keinginan untuk memberikan ketenteraman ketika ada rona merah di wajah istri seusai ia menutupi tubuhnya dengan pakaian kembali. Inilah sebagian di antara rahasia-rahasia.
Jadi apabila Anda, seorang istri, belum sempat mengundang suami? Hmm, cobalah. Temukan sesuatu yang beda di sana… (islampos)