Mahasiswi asal Universitas Negeri Florida, Lamia Arafa mengaku
banyak orang memandang sinis ketika dirinya memakai Hijab. Namun, Muslimah berusia 20 tahun itu merasa hijabnya sebagai sarana pengajaran Islam kepada lingkungannya.
Seperti dilansir dari USA Today pada Selasa, (20/10), Arafa mengatakan Hijabnya membantunya dalam mengenalkan Islam sekaligus budaya Islam.”Ketika mengenakan Hijab serasa memakai billboard bertuliskan ‘Saya Muslim’. Hal ini jadi pembuka pembicaraan yang menarik ketika berbicara dengan teman,” katanya.
Mahasiswi jurusan Biologi itu sebenarnya baru saja mengenakan Hijab selama setahun setengah. Bahkan kedua orangtuanya berasal dari latar agama berbeda. Namun orangtuanya tidak pernah memaksanya mengikuti kewajiban agama tertentu.”Hubungan saya dengan Allah menjadi semakin kuat setelah mengenakan Hijab,” ujarnya.
Arafa berkisah bahwa ia sempat kesulitan mengenakan Hijab. Namun, ia merasa menggunakan Hijab merupakan kewajibannya. Sehingga ia terus belajar mengenakan Hijab secara benar sesuai tuntunan syariat. Usai mengenakan Hijab, ia merasa menjadi representasi dari Islam di lingkungannya.
“Saya punya tanggungjawab di pundak saya. Misalnya kalau saya memotong antrean maka bukan diri saya saja yang dicap jelek, namun Islam juga bisa dianggap jelek karena ulah saya,” jelasnya.
sumber: republika
banyak orang memandang sinis ketika dirinya memakai Hijab. Namun, Muslimah berusia 20 tahun itu merasa hijabnya sebagai sarana pengajaran Islam kepada lingkungannya.
Seperti dilansir dari USA Today pada Selasa, (20/10), Arafa mengatakan Hijabnya membantunya dalam mengenalkan Islam sekaligus budaya Islam.”Ketika mengenakan Hijab serasa memakai billboard bertuliskan ‘Saya Muslim’. Hal ini jadi pembuka pembicaraan yang menarik ketika berbicara dengan teman,” katanya.
Mahasiswi jurusan Biologi itu sebenarnya baru saja mengenakan Hijab selama setahun setengah. Bahkan kedua orangtuanya berasal dari latar agama berbeda. Namun orangtuanya tidak pernah memaksanya mengikuti kewajiban agama tertentu.”Hubungan saya dengan Allah menjadi semakin kuat setelah mengenakan Hijab,” ujarnya.
Arafa berkisah bahwa ia sempat kesulitan mengenakan Hijab. Namun, ia merasa menggunakan Hijab merupakan kewajibannya. Sehingga ia terus belajar mengenakan Hijab secara benar sesuai tuntunan syariat. Usai mengenakan Hijab, ia merasa menjadi representasi dari Islam di lingkungannya.
“Saya punya tanggungjawab di pundak saya. Misalnya kalau saya memotong antrean maka bukan diri saya saja yang dicap jelek, namun Islam juga bisa dianggap jelek karena ulah saya,” jelasnya.
sumber: republika