Wahai para Istri sholihah....
Cium tangannya. Itulah tangan yang bekerja keras mencari rezeki untuk memberi nafkah dirimu. Padahal, sebelum akad nikah, ia tidak punya hutang budi sama sekali kepadamu.
Baca Juga : Cerita inspiratif – Jadilah Pelita
Sesekali saat kau sendiri, ingat-ingatlah wajahnya.
Itulah wajah orang yang mungkin turut diseret ke neraka apabila dirimu meperbuat maksiat. Sebab, ia turut bertanggung jawab atas agama serta akhlakmu. Padahal, sebelumnya lelaki itu tidak mengetahuimu.
Sesekali saat kau berdua dengannya, lihatlah suamimu dengan tatapan sayang.
Itulah pribadi yang boleh sehingga rutin berusaha menutupi persoalan-persoalannya di luar rumah, supaya kau tidak turut kecewa sebabnya.
Ia berusaha menyelesaikan persoalannya sendiri, supaya kau tidak ikut terbebani.
Sementara, kau tidak jarang melaporkan persoalanmu kepadanya, berharap ia mau mengerti serta memberi solusi.
Padahal, dapat sehingga saat itu persoalannya lebih besar daripada persoalanmu. Tetapi, dirimu masih diutamakannya.
Ingatkah doa yang dulu ia ucapkan saat pertama kali kalian shalat bersama?
Di malam pengantin itu, saat tangan suamimu gemetar memegang ubun-ubunmu, ia membaca, “Allahumma inni as`aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha ‘alaihi wa a’udzu bika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha ‘alaihi.
Ya Allah, aku memohon kebaikannya serta kebaikan tabiat yang ia bawa. Serta aku berlindung dari kejelekannya serta kejelekan tabiat yang ia bawa.”
Telahkah kebaikan-kebaikanmu kau bawa untuknya?
Untuk para istri solihah, jadikan baktimu terhadap suami sepenuh air di samudera, supaya berbalas ridha serta cinta Sang Maha Pencipta. Ikhlaskan baktimu sebab Allah.
Berusahalah dengan tutorial yang paling baik. Perbuatlah untuk memperoleh ridha suamimu, supaya Allah pun ridha terhadapmu.
Baca Juga : Ingin Surga Tapi Tidak Mau Beramal ?
“Jika seorang wanita menegakkan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kesuciannya dan mematuhi suaminya maka akan dikatakan kepadanya (di Hari Pengadilan), ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai!’”(HR. Ahmad)