Tiada yang lebih membuat terharu orang tua selain hadirnya anak-anak
yang diberkahi. Mereka inilah anak-anak shalih dan shalihah yang hadirnya dirindukan sebagai penyejuk pandangan mata dan jiwa orang tuanya. Ibadahnya bagus, akidahnya kokoh, akhlaknya penuh pesona, dan jernih wawasannya.
Anak-anak yang diberkahi ini, bisa jadi tak sempurna fisiknya. Terlihat biasa saja. Bahkan, sering tidak menonjol di kalangan teman-temannya yang lain. Dalam berbagai kasus, ia juga lebih memilih diam dan sibuk dengan imajinasi kebaikannya.
Anak-anak yang berkahi ialah sosok yang bergegas mendatangi adzan awal waktu. Padahal, anak seusianya dan yang lebih dewasa darinya lebih memilih sibuk dengan mainan dan dunianya. Tapi, anak-anak yang diberkahi ini meninggalkan semua kesibukan yang menguras perhatiannya demi mendatangi panggilan suci.
Mereka senantiasa mengingat pesan ayahnya yang tercinta, “Nak, datangi shalat di masjid awal waktu. Bagaimanapun kondisimu.”
Maka, wasiat sang ayah ini suci. Ia tak kuasa mengkhianatinya, meski sang ayah tengah berada di tempat kerjanya. Hati nuraninya yang tulus seakan berbisik, “Ayah tidak melihat. Tapi, Tuhannya ayah Maha Melihat.”
Maka saksikanlah. Langkah kakinya gesit tanpa beban. Mereka bergegas di awal waktu demi mendapatkan shaf pertama di usianya yang belum genap lima belas tahun. Mereka mengamalkan itu dengan senang hati, tanpa sedikit pun beban yang mereka pikirkan.
Saat mereka melangkah itu, saksikanlah sorot keyakinan dan ketulusan dari dua bola matanya yang suci dan bersih dari segala jenis prasangka buruk.
Sesampainya di masjid, anak-anak yang diberkaihi juga tidak membuat ulah. Tidak ribut, lari-lari, sibuk bermain, atau hal-hal remeh lainnya. Bukan, bukan bermakna bahwa aktivitas khas anak-anak kecil saat di masjid itu buruk. Tapi, anak-anak yang diberkahi ini memang tidak memiliki kecenderungan sebagaimana anak-anak lainnya. Mereka seperti dipilih oleh Allah Ta’ala dari sekian banyak sahabat dan teman-temannya.
Mereka, anak-anak yang diberkahi ini, hanya sibuk dengan kebaikan. Bukan selainnya.
Saat Anda menjumpai mereka di lingkungan tempat tinggal, cobalah datangi, raih pundaknya, siramkan senyum, dan tanyakan siapa namanya. Setelah itu, agar semangat berbuat baiknya senantiasa bergelora, berikanlah hadiah-hadiah kecil yang bermanfaat baginya.
Jangan lupa, mintalah kepadanya agar senantiasa mendoakan Anda. Semoga, anak-anak yang diberkahi itu anak-anak kita. Aamiin.
Sumber : http://keluargacinta.com
yang diberkahi. Mereka inilah anak-anak shalih dan shalihah yang hadirnya dirindukan sebagai penyejuk pandangan mata dan jiwa orang tuanya. Ibadahnya bagus, akidahnya kokoh, akhlaknya penuh pesona, dan jernih wawasannya.
Baca Juga : Ini Pertanyaan Wajib Sebelum Menikah
Anak-anak yang diberkahi ini, bisa jadi tak sempurna fisiknya. Terlihat biasa saja. Bahkan, sering tidak menonjol di kalangan teman-temannya yang lain. Dalam berbagai kasus, ia juga lebih memilih diam dan sibuk dengan imajinasi kebaikannya.
Anak-anak yang berkahi ialah sosok yang bergegas mendatangi adzan awal waktu. Padahal, anak seusianya dan yang lebih dewasa darinya lebih memilih sibuk dengan mainan dan dunianya. Tapi, anak-anak yang diberkahi ini meninggalkan semua kesibukan yang menguras perhatiannya demi mendatangi panggilan suci.
Mereka senantiasa mengingat pesan ayahnya yang tercinta, “Nak, datangi shalat di masjid awal waktu. Bagaimanapun kondisimu.”
Maka, wasiat sang ayah ini suci. Ia tak kuasa mengkhianatinya, meski sang ayah tengah berada di tempat kerjanya. Hati nuraninya yang tulus seakan berbisik, “Ayah tidak melihat. Tapi, Tuhannya ayah Maha Melihat.”
Maka saksikanlah. Langkah kakinya gesit tanpa beban. Mereka bergegas di awal waktu demi mendapatkan shaf pertama di usianya yang belum genap lima belas tahun. Mereka mengamalkan itu dengan senang hati, tanpa sedikit pun beban yang mereka pikirkan.
Saat mereka melangkah itu, saksikanlah sorot keyakinan dan ketulusan dari dua bola matanya yang suci dan bersih dari segala jenis prasangka buruk.
Sesampainya di masjid, anak-anak yang diberkaihi juga tidak membuat ulah. Tidak ribut, lari-lari, sibuk bermain, atau hal-hal remeh lainnya. Bukan, bukan bermakna bahwa aktivitas khas anak-anak kecil saat di masjid itu buruk. Tapi, anak-anak yang diberkahi ini memang tidak memiliki kecenderungan sebagaimana anak-anak lainnya. Mereka seperti dipilih oleh Allah Ta’ala dari sekian banyak sahabat dan teman-temannya.
Mereka, anak-anak yang diberkahi ini, hanya sibuk dengan kebaikan. Bukan selainnya.
Baca Juga : Ingin Anak Menjadi Hafiz Quran? Ikuti 8 Cara Mendidik Anak Berikut Ini!
Saat Anda menjumpai mereka di lingkungan tempat tinggal, cobalah datangi, raih pundaknya, siramkan senyum, dan tanyakan siapa namanya. Setelah itu, agar semangat berbuat baiknya senantiasa bergelora, berikanlah hadiah-hadiah kecil yang bermanfaat baginya.
Jangan lupa, mintalah kepadanya agar senantiasa mendoakan Anda. Semoga, anak-anak yang diberkahi itu anak-anak kita. Aamiin.
Sumber : http://keluargacinta.com