Pernahkah Anda mendengar kisah mengenai pencarian pohon surga
? Rupanya, butuh waktu 30 tahun 30 hari mencari pohon surga, sangat lama bukan? Di dunia nyata saja durasi ini sudah cukup untuk membesarkan seorang anak dari bayi sampai dewasa atau mencapai usia yang sangat matang. Ingin tahu mengenai kisah pencarian pohon surga? Simak ceritanya dalam ulasan berikut.
Ada suatu cerita dimana seorang wanita mendengar kisah pohon surga, lalu berkeinginan untuk mencari dan menemukannya. Dengan sangat berharap, ia menemui seorang mursyid untuk membicarakan keinginan tersebut. Mursyid yang ia temui rupanya memiliki nama Sabar. Wanita tersebut bertanya secara langsung kepada Sabar, bagaimana cara ia bisa mendapat buah surga tersebut dan hakikat ilmu juga ia raih secara langsung. Mursyid Sabar langsung menyarankan wanita tersebut untuk belajar kepadanya. Apabila ia tidak melakukan hal itu, sang wanita akan jatuh dalam pencarian tanpa ujung yang menggelisahkan.
Inilah cerita yang memiliki hikmah sabar dalam Islam. Mendengar hal tersebut, sang wanita justru meninggalkan Sabar. Di perjalanan selanjutnya, sang wanita bertemu dengan mursyid lain yang bernama Arif. Arif ini bijak. Kemudian, dia bertemu dengan Hakim yang juga seorang filsuf. Selanjutnya ia bertemu Majnun yang gila sampai akhirnya ia bertemu dengan Alim sang ilmuan. Buka berarti pencariannya berakhir, ia masih bertemu dengan tokoh-tokoh lainnya tapi belum mendapati pohon surga bersangkutan. Tiga puluh tahun pun berlalu, sampai akhirnya sang wanita sampai di kebun yang sangat indah pemandangannya. Saat masuk, ia melihat pohon surga yang selama ini menjadi tujuan perjalanan. Sang wanita mendekati pohon tersebut, lalu melihat buah yang sedang bergantung di dahan. Sang wanita itu pun terkejut saat melihat sosok yang berdiri di dekat pohon surga tersebut.
Siapakah yang dia lihat? Ternyata Sabar, mursyid pertama yang sudah ia temui. Sang wanita tentu merasa menyesal, lalu bertanya ke Sabar mengapa beliau tak langsung memberitahukan bahwa beliau merupakan penjaga pohon tersebut. Dengan sangat lembut, mursyid Sabar menjawab bahwa bagaimana mungkin sang wanita bisa tahu, bila wanita tersebut sejak awal tidak percaya padanya. Setelah itu betapa terkejutnya sang wanita, ternyata sabar dalam Islam hadits ini penting adanya. Pasalnya, pohon surga tersebut hanya berbuah 30 tahun 30 hari sekali. Luar biasa, bukan?
Memang kisah ini hanya berupa perumpamaan yang mengajar cara melatih kesabaran menurut Islam. Akan tetapi, banyak manusia modern membutuhkan pelajaran semacam ini. Di zaman sekarang sangat sulit bagi manusia bersikap sabar, apalagi sudah banyak manusia yang dituntut oleh waktu dan pekerjaan. Tujuan mereka hanyalah harta dan jabatan, hanya segelintir yang menjadikan sikap baik dan sabar keutamaan dalam hidup. Oleh karena itu, tak jarang orang-orang menghalalkan berbagai cara untuk mendapat tujuan sekaligus kebahagiaan yang fana. Tentu saja cara ini salah dan dipandang buruk oleh Allah Yang Maha Penyayang. Padahal, hidup yang sabar merupakan hidup sangat berkenan di hadapan Allah Yang Maha Pengasih. Jadi, inilah waktunya untuk berpikir ulang saat hendak keluar dari yang namanya kesabaran. Bersikap sabar memang sulit, tapi sudah terbukti berbuah manis bagi manusia. Sekian kisah mengenai 30 tahun 30 hari mencari pohon surga ini, semoga bisa bermanfaat dan menjadi pencerahan bagi kita semua.
Sumber : kumpulanmisteri.com
? Rupanya, butuh waktu 30 tahun 30 hari mencari pohon surga, sangat lama bukan? Di dunia nyata saja durasi ini sudah cukup untuk membesarkan seorang anak dari bayi sampai dewasa atau mencapai usia yang sangat matang. Ingin tahu mengenai kisah pencarian pohon surga? Simak ceritanya dalam ulasan berikut.
Ada suatu cerita dimana seorang wanita mendengar kisah pohon surga, lalu berkeinginan untuk mencari dan menemukannya. Dengan sangat berharap, ia menemui seorang mursyid untuk membicarakan keinginan tersebut. Mursyid yang ia temui rupanya memiliki nama Sabar. Wanita tersebut bertanya secara langsung kepada Sabar, bagaimana cara ia bisa mendapat buah surga tersebut dan hakikat ilmu juga ia raih secara langsung. Mursyid Sabar langsung menyarankan wanita tersebut untuk belajar kepadanya. Apabila ia tidak melakukan hal itu, sang wanita akan jatuh dalam pencarian tanpa ujung yang menggelisahkan.
Inilah cerita yang memiliki hikmah sabar dalam Islam. Mendengar hal tersebut, sang wanita justru meninggalkan Sabar. Di perjalanan selanjutnya, sang wanita bertemu dengan mursyid lain yang bernama Arif. Arif ini bijak. Kemudian, dia bertemu dengan Hakim yang juga seorang filsuf. Selanjutnya ia bertemu Majnun yang gila sampai akhirnya ia bertemu dengan Alim sang ilmuan. Buka berarti pencariannya berakhir, ia masih bertemu dengan tokoh-tokoh lainnya tapi belum mendapati pohon surga bersangkutan. Tiga puluh tahun pun berlalu, sampai akhirnya sang wanita sampai di kebun yang sangat indah pemandangannya. Saat masuk, ia melihat pohon surga yang selama ini menjadi tujuan perjalanan. Sang wanita mendekati pohon tersebut, lalu melihat buah yang sedang bergantung di dahan. Sang wanita itu pun terkejut saat melihat sosok yang berdiri di dekat pohon surga tersebut.
Siapakah yang dia lihat? Ternyata Sabar, mursyid pertama yang sudah ia temui. Sang wanita tentu merasa menyesal, lalu bertanya ke Sabar mengapa beliau tak langsung memberitahukan bahwa beliau merupakan penjaga pohon tersebut. Dengan sangat lembut, mursyid Sabar menjawab bahwa bagaimana mungkin sang wanita bisa tahu, bila wanita tersebut sejak awal tidak percaya padanya. Setelah itu betapa terkejutnya sang wanita, ternyata sabar dalam Islam hadits ini penting adanya. Pasalnya, pohon surga tersebut hanya berbuah 30 tahun 30 hari sekali. Luar biasa, bukan?
Memang kisah ini hanya berupa perumpamaan yang mengajar cara melatih kesabaran menurut Islam. Akan tetapi, banyak manusia modern membutuhkan pelajaran semacam ini. Di zaman sekarang sangat sulit bagi manusia bersikap sabar, apalagi sudah banyak manusia yang dituntut oleh waktu dan pekerjaan. Tujuan mereka hanyalah harta dan jabatan, hanya segelintir yang menjadikan sikap baik dan sabar keutamaan dalam hidup. Oleh karena itu, tak jarang orang-orang menghalalkan berbagai cara untuk mendapat tujuan sekaligus kebahagiaan yang fana. Tentu saja cara ini salah dan dipandang buruk oleh Allah Yang Maha Penyayang. Padahal, hidup yang sabar merupakan hidup sangat berkenan di hadapan Allah Yang Maha Pengasih. Jadi, inilah waktunya untuk berpikir ulang saat hendak keluar dari yang namanya kesabaran. Bersikap sabar memang sulit, tapi sudah terbukti berbuah manis bagi manusia. Sekian kisah mengenai 30 tahun 30 hari mencari pohon surga ini, semoga bisa bermanfaat dan menjadi pencerahan bagi kita semua.
Sumber : kumpulanmisteri.com