Matilah sebelum mati, itulah yang menjadi salah satu nasihat dari
Rasulullah SAW. Tentu nasihat tersebut tidak sembarang diucapkan tanpa adanya makna dibalik kata-kata tersebut. Banyak orang Islam sendiri yang mungkin bingung dengan apa yang harus dilakukan bila manusia mati sebelum ajal menjemput.
Mati pada pembahasan kali ini bukan mengajarkan manusia untuk bunuh diri dan semacamnya, namun lebih kepada mati secara hawa nafsu. Intinya adalah bahwa urusan duniawi seharusnya menjadi hal yang tidak diutamakan karena manusia dengan sifat duniawinya memiliki hawa nafsu yang besar. Berikut adalah penjelasan hakikat mati serta cara mati sebelum kematian yang sebenarnya datang.
Mati memang pada dasarnya merupakan sebuah peristiwa di mana ruh manusia terbebas dari jasadnya, sehingga perlu diupayakan untuk tidak membuat ruh terkukung oleh hawa nafsu dan jasmani. Manusia memegang kendali atas hawa nafsunya sehingga seharusnya hawa nafsu dapat dikontrol oleh ruh manusia, dan bukannya ruh manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu. Mematikan diri seringkali dianggap sebagai bunuh diri, padahal bukan mati tersebut yang dimaksudkan oleh Rasulullah, namun lebih ke memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.
Hakikat mati menurut Islam dan mematikan diri sebelum benar-benar meninggal atas sabda Rasulullah adalah dengan menutup mata sejenak dan mengimajinasikan bahwa jenazah Anda ada di atas keranda mayat dimana para pengantar jenazah turut mengiringi. Intinya, keadaan bagaimana yang diinginkan sesudah meninggal, maka jadilah seperti yang diinginkan ketika Anda sekarang tengah hidup di dunia. Memperbaiki segala kesalahan adalah yang terutama berikut juga tingkah laku.
Bertaubat adalah jalan yang kemudian bisa ditempuh apapun perbuatan maksiat yang telah dilakukan. Ada lembaran baru yang bisa dibuka di kemudian hari untuk kemudian melanjutkan hidup dengan mendekatkan diri kepada Allah disertai hidup dengan budi pekerti yang benar. Membersihkan diri dari pengkhianatan, iri hati dan dengki juga penting. Jika nantinya para saksi, yaitu makhluk ibarat pena Allah bersaksi baik, kesaksian tersebut akan Allah terima di sisi-Nya. Itulah cara belajar mati sebelum mati.
Mati yang dinasihatkan oleh Rasulullah sebenarnya adalah mati yang meninggalkan segala kemauan hawa nafsu dan kebiasaan buruk. Selain dari tabiat buruk yang perlu ditinggalkan, manusia juga dinasihatkan untuk meninggalkan makhluk dengan tidak bersandar serta mengikuti mereka. Selain dari Allah, hendaknya manusia tidak berharap kepada makhluk lainnya. Amal yang diperbuat hendaknya hanya untuk Allah secara ikhlas. Bahkan dalam beramal pun manusia tidak boleh melakukannya hanya demi mengharap pahala dan nikmat-Nya semata, tapi karena memang Allah menjadi nomor satu dalam hidup seseorang. Belajarlah mati sebelum kematian itu datang secara sesungguhnya.
Manusia juga diharapkan untuk senantiasa ridha akan segala tindakan, qadha dan pengaturan dari Allah. Bila manusia bisa ridha dalam segala hal, maka hidup dan mati tidak akan perlu dikhawatirkan karena manusia akan selalu bersama-Nya. Dengan melakukan mati sebelum meninggal yang sebenarnya, ada ketentraman yang akan memenuhi kalbu. Kalbu manusia akan dapat selalu dekat kepada Allah dan mengandalkan-Nya daripada ke sesama manusia.
Berbagai keuntungan bisa didapat dengan mematikan diri sebelum mati, yaitu diri kita akan dicukupkan dengan ma’unah atau pertolongan di dunia dan akhirat. Allah-lah yang akan memberikan perlindungan, senantiasa menjaga umat-Nya dalam kehidupan dan kematian serta di segala kondisi. Poin utama mematikan diri adalah untuk bisa memahami yang baik dan yang buruk. Demi hidup yang lebih baik di dunia dan akhirat, maka coba untuk matilah sebelum mati.
Sumber : kumpulanmisteri.com
Rasulullah SAW. Tentu nasihat tersebut tidak sembarang diucapkan tanpa adanya makna dibalik kata-kata tersebut. Banyak orang Islam sendiri yang mungkin bingung dengan apa yang harus dilakukan bila manusia mati sebelum ajal menjemput.
Mati pada pembahasan kali ini bukan mengajarkan manusia untuk bunuh diri dan semacamnya, namun lebih kepada mati secara hawa nafsu. Intinya adalah bahwa urusan duniawi seharusnya menjadi hal yang tidak diutamakan karena manusia dengan sifat duniawinya memiliki hawa nafsu yang besar. Berikut adalah penjelasan hakikat mati serta cara mati sebelum kematian yang sebenarnya datang.
Mati memang pada dasarnya merupakan sebuah peristiwa di mana ruh manusia terbebas dari jasadnya, sehingga perlu diupayakan untuk tidak membuat ruh terkukung oleh hawa nafsu dan jasmani. Manusia memegang kendali atas hawa nafsunya sehingga seharusnya hawa nafsu dapat dikontrol oleh ruh manusia, dan bukannya ruh manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu. Mematikan diri seringkali dianggap sebagai bunuh diri, padahal bukan mati tersebut yang dimaksudkan oleh Rasulullah, namun lebih ke memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.
Hakikat mati menurut Islam dan mematikan diri sebelum benar-benar meninggal atas sabda Rasulullah adalah dengan menutup mata sejenak dan mengimajinasikan bahwa jenazah Anda ada di atas keranda mayat dimana para pengantar jenazah turut mengiringi. Intinya, keadaan bagaimana yang diinginkan sesudah meninggal, maka jadilah seperti yang diinginkan ketika Anda sekarang tengah hidup di dunia. Memperbaiki segala kesalahan adalah yang terutama berikut juga tingkah laku.
Bertaubat adalah jalan yang kemudian bisa ditempuh apapun perbuatan maksiat yang telah dilakukan. Ada lembaran baru yang bisa dibuka di kemudian hari untuk kemudian melanjutkan hidup dengan mendekatkan diri kepada Allah disertai hidup dengan budi pekerti yang benar. Membersihkan diri dari pengkhianatan, iri hati dan dengki juga penting. Jika nantinya para saksi, yaitu makhluk ibarat pena Allah bersaksi baik, kesaksian tersebut akan Allah terima di sisi-Nya. Itulah cara belajar mati sebelum mati.
Mati yang dinasihatkan oleh Rasulullah sebenarnya adalah mati yang meninggalkan segala kemauan hawa nafsu dan kebiasaan buruk. Selain dari tabiat buruk yang perlu ditinggalkan, manusia juga dinasihatkan untuk meninggalkan makhluk dengan tidak bersandar serta mengikuti mereka. Selain dari Allah, hendaknya manusia tidak berharap kepada makhluk lainnya. Amal yang diperbuat hendaknya hanya untuk Allah secara ikhlas. Bahkan dalam beramal pun manusia tidak boleh melakukannya hanya demi mengharap pahala dan nikmat-Nya semata, tapi karena memang Allah menjadi nomor satu dalam hidup seseorang. Belajarlah mati sebelum kematian itu datang secara sesungguhnya.
Manusia juga diharapkan untuk senantiasa ridha akan segala tindakan, qadha dan pengaturan dari Allah. Bila manusia bisa ridha dalam segala hal, maka hidup dan mati tidak akan perlu dikhawatirkan karena manusia akan selalu bersama-Nya. Dengan melakukan mati sebelum meninggal yang sebenarnya, ada ketentraman yang akan memenuhi kalbu. Kalbu manusia akan dapat selalu dekat kepada Allah dan mengandalkan-Nya daripada ke sesama manusia.
Berbagai keuntungan bisa didapat dengan mematikan diri sebelum mati, yaitu diri kita akan dicukupkan dengan ma’unah atau pertolongan di dunia dan akhirat. Allah-lah yang akan memberikan perlindungan, senantiasa menjaga umat-Nya dalam kehidupan dan kematian serta di segala kondisi. Poin utama mematikan diri adalah untuk bisa memahami yang baik dan yang buruk. Demi hidup yang lebih baik di dunia dan akhirat, maka coba untuk matilah sebelum mati.
Sumber : kumpulanmisteri.com