Tak ada satupun manusia yang lebih agung dan benar ucapannya
selain Rasulullah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Beliau merupakan sosok panutan seluruh umat yang senantiasa berkata jujur dan terdapat banyak hikmah dalam setiap perkatannya. Dan tidak ada satupun kalimat yang Nabi ucapkan melainkan pasti akan terbukti kebenarannya.
Sebagaimana tertulis dalam kitab Shohih Muslim. Diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi, Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Thabrani, Ada seorang laki-laki yang tak kuasa mengangkat tangannya karena telah meremehkan sabda Rasulullah SAW.
Ketika itu, Nabi Muhammad SAW pernah kedatangan tamu yang terdiri dari beberapa sahabat beliau dan seorang pria yang bukan merupakan sahabat. Nabi mempersilakan semua tamu yang hadir untuk rehat, lalu disuguhi makanan. Para tamu terlihat makan dengan lahap, apalagi para sahabat yang memahami betapa berkahnya makanan yang disediakan oleh manusia teragung tersebut.
Saat para tamu sedang menikmati hidangan, Nabi Muhammad SAW melihat sesosok pria yang makan dengan tangan kirinya.
“Makanlah dengan tangan kananmu.” kata Nabi padanya.
“Aku tak bisa.” sanggah pria tersebut. Menolak perintah Nabi.
“Kamu tidak akan bisa. Tak ada yang menghalangimu, kecuali kesombongan.” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Beberapa detik setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab sanggahan pria tersebut, terjadi keanehan yang menghebohkan seluruh tamu yang sedang makan.
sebagaimana dituturkan oleh Sahabat Salma bin Akwa,
“Setelah itu, Busr (nama pria yang makan dengan tangan kiri) tak bisa mengangkat tangannya sampai ke mulutnya.”
Mengomentari hadits diatas, Pakar Hadits Imam Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, Dia (Busr) bukan termasuk sahabat Nabi, meski datang bersama para sahabat masuk ke rumah Nabi.
Subhanallah, Dalam riwayat mulia ini terdapat kisah hikmah yang agung terkait akhlak kita sebagai umat pada Baginda Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Lebih dari sekedar perintah Nabi untuk menggunakan tangan kanan ketika makan, hikmah lain yang tak kalah agungnya adalah larangan bagi kita untuk berlaku sombong. Menolak kebenaran hanya lantaran nafsu. Apalagi jika yang kita sombongkan bertentangan dengan isi Qur'an dan Al Hadits.
Pria yang diceritakan diatas, semestinya memilih untuk mengikuti anjuran Nabi dengan menggunakan tangan kanan ketika memasukkan makanan ke dalam mulut. Namun, karena didorong oleh sifat angkuh dan sombong yang bersemayam di hatinya, dia menolak mentah-mentah perintah Nabi sehingga benar-benar tidak bisa mengangkat tangannya sampai ke mulutnya.
Wallahu A’lam.
Sumber : Kabarmakkah
selain Rasulullah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Beliau merupakan sosok panutan seluruh umat yang senantiasa berkata jujur dan terdapat banyak hikmah dalam setiap perkatannya. Dan tidak ada satupun kalimat yang Nabi ucapkan melainkan pasti akan terbukti kebenarannya.
Sebagaimana tertulis dalam kitab Shohih Muslim. Diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi, Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Thabrani, Ada seorang laki-laki yang tak kuasa mengangkat tangannya karena telah meremehkan sabda Rasulullah SAW.
Ketika itu, Nabi Muhammad SAW pernah kedatangan tamu yang terdiri dari beberapa sahabat beliau dan seorang pria yang bukan merupakan sahabat. Nabi mempersilakan semua tamu yang hadir untuk rehat, lalu disuguhi makanan. Para tamu terlihat makan dengan lahap, apalagi para sahabat yang memahami betapa berkahnya makanan yang disediakan oleh manusia teragung tersebut.
Saat para tamu sedang menikmati hidangan, Nabi Muhammad SAW melihat sesosok pria yang makan dengan tangan kirinya.
“Makanlah dengan tangan kananmu.” kata Nabi padanya.
“Aku tak bisa.” sanggah pria tersebut. Menolak perintah Nabi.
“Kamu tidak akan bisa. Tak ada yang menghalangimu, kecuali kesombongan.” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Beberapa detik setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab sanggahan pria tersebut, terjadi keanehan yang menghebohkan seluruh tamu yang sedang makan.
sebagaimana dituturkan oleh Sahabat Salma bin Akwa,
“Setelah itu, Busr (nama pria yang makan dengan tangan kiri) tak bisa mengangkat tangannya sampai ke mulutnya.”
Mengomentari hadits diatas, Pakar Hadits Imam Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, Dia (Busr) bukan termasuk sahabat Nabi, meski datang bersama para sahabat masuk ke rumah Nabi.
Subhanallah, Dalam riwayat mulia ini terdapat kisah hikmah yang agung terkait akhlak kita sebagai umat pada Baginda Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Lebih dari sekedar perintah Nabi untuk menggunakan tangan kanan ketika makan, hikmah lain yang tak kalah agungnya adalah larangan bagi kita untuk berlaku sombong. Menolak kebenaran hanya lantaran nafsu. Apalagi jika yang kita sombongkan bertentangan dengan isi Qur'an dan Al Hadits.
Pria yang diceritakan diatas, semestinya memilih untuk mengikuti anjuran Nabi dengan menggunakan tangan kanan ketika memasukkan makanan ke dalam mulut. Namun, karena didorong oleh sifat angkuh dan sombong yang bersemayam di hatinya, dia menolak mentah-mentah perintah Nabi sehingga benar-benar tidak bisa mengangkat tangannya sampai ke mulutnya.
Wallahu A’lam.
Sumber : Kabarmakkah