Histats

JIKA MENINGGAL SETELAH BACA INI, MAKA AKAN MASUK SURGA

Tausiah Islam - Selain Rasulullah, tidak ada manusia yang leluasa dari dosa
serta kesalahan. Bahkan dalam tiap detik di pagi, siang, sore serta malam, manusia senantiasa dalam gelimang salah serta dosa; baik besar maupun kecil, sengaja ataupun tidak.
Baca Juga : Pandangi Dirinya Ketika Tidur

JIKA MENINGGAL SETELAH BACA INI, MAKA AKAN MASUK SURGA


Jika dosa berbau, niscaya tidak ada orang yang bersedia berada di dekat kita; karena mereka bakal terganggu dengan aroma busuknya. Bahkan dosa-dosa yang menumpuk saban hari; dapat lebih tidak sedikit dari butiran pasir, dapat lebih membeludak dari buih di lautan, alias lebih tidak sedikit jumlahnya dari bintang gemintang di langit.
Baca Juga : Sebuah Cerita Suami, Istri & Keluarga

Nabi yang mulia perangainya sudah memberi tau nasihat terhadap kita. Bahwa dosa ibarat noda hitam. Terus tidak sedikit dosa yang dilakukan, jadi titik hitamnya pun bakal terus melimpah; bahkan dapat menutupi hati.

Beruntungnya, sebagaimana termaktub dalam riwayat yang sama, ada mekanisme meminta ampun dari dosa. Ialah istighfar. Jadi tatkala seseorang mengucapkan istighfar, titik hitam dalam hatinya bakal dihapus dengan titik putih.

Semakin tidak sedikit istighfar yang didzikirkan, dilanjutkan dengan perbanyak amal shaleh, kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya, jadi titik putih bakal terus tidak sedikit serta dapat mengalahkan jumlah titik hitam dosa dalam hati seseorang.

Istighfar yang adalah syariat suci untuk meminta ampun atas dosa serta kesalahan seorang hamba ini juga diperintahkan setiap kali usai melakukan suatu ibadah. Baik seusai melakukan shalat sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari-Muslim, bahkan disebutkan dalam al-Qur’an seusai penyebutan syariat ibadah Haji. (Qs. al-Baqarah [2]: 199)

Pun, kalimat yang mulia ini, dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk diucapkan pada siang serta malam hari. Bagi siapa yang mengucapkannya (di siang maupun malam) kemudian ia meninggal, jadi janji Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mardawaih, “Maka ia masuk surga.”

“Sayyidul istighfar (Penghulu istighfar) adalah ucapan, ‘Allahumma anta Rabbii. Laa ilaha illa anta. Kholaqtanii, wa ana ‘abduka. Wa ana ‘ala ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu. A’udzubika min syarri ma shona’tu. Abu’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abu’u bidzanbii, faghfirli. Fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta. (Ya Allah, Engkaulah Rabbku. Tiada Ilah yang hak kecuali Engkau. Engkau sudah menciptakanku serta aku adalah Hamba-Mu, serta aku senantiasa memegang teguh janji-Mu sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang sudah kuperbuat. Aku mengakui hidayah nikmat-Mu bagi diriku serta aku juga mengakui dosa-dosaku, jadi ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.’”

Pungkas Rasulullah sebagaimaa dikutip oleh al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, “Barang siapa mengucapkannya pada malam hari, lalu meninggal dunia pada malam itu, jadi ia masuk surga. Serta barang siapa yang membacanya pada siang hari, lalu ia meninggal dunia, jadi ia masuk surga.”