Tausiah Islam - Pada sebuah ketika, Musa A.S bertanya terhadap Allah
Azza wa Jalla, “Ya Allah, siapa yang bakal menjadi sahabatku di surga?”
Allah menjawab “Seorang tukang daging.”
Musa pun terkejut mendengarnya! “Kenapa seorang tukang daging menjadi sahabatku di surga?”
Allah memberitahunya bahwa orang ini ada di tempat demikian serta demikian. Serta Musa A.S. berangkat menemui tukang daging ini. Sesampainya disana, nyatanya dirinya sedang memotong daging dagangannya. Musa A.S. berpikir “Apa yang begitu spesial mengenai orang ini?” Ketika senja tiba serta dirinya berakhir menjual daging-dagingnya, pria ini memungut sepotong daging serta membawanya pulang.
Musa A.S. mulai mengikuti pria ini hingga ke rumahnya serta mengatakan padanya “Aku seorang pengelana. Akankah kau menerimaku sebagai tamu?” Orang itu mengatakan “Silahkan masuk.”
Jadi dirinya mempersilahkan Musa A.S. ke dalam rumahnya, serta Musa A.S.mulai memantau pria ini. Dirinya menonton pria ini mengambil sepotong daging yang dirinya bawa, kemudian mencuci serta memotongnya, memasaknya, serta menempatkannya di atas piring.
Dan dari rak yang tinggi di ruangan itu, dirinya mengambil sebuah keranjang serta menurunkannya. Kemudian dirinya mengambil kain yang basah, serta dari dalam keranjang itu nyatanya ada seorang wanita tua. Kemudian dirinya menggendong wanita tua itu, bagai seseorang menggendong bayi.
Kemudian dirinya mengambil daging yang telah dimasaknya, serta menyuapi wanita tua itu (dalam riwayat yang lain dikatakan dirinya mengunyah dagingnya baru menyuapi wanita tua itu).
Dan setiap kali wanita itu berakhir mengunyah, dirinya mengambil kain yang basah serta menyeka bersih mulut wanita itu, begitu seterusnya. Ketika makanannya telah habis, dirinya membersihkan mulut wanita itu, menaruhnya kembali ke dalam keranjang, serta menaruh keranjang itu kembali di rak yang tinggi.
Musa A.S. menyadari bahwa setiap kali pria itu menyuapinya, wanita itu membisikinya sesuatu.
Jadi dirinya bertanya padanya "Siapakah wanita tua itu serta apa yang dibisikkannya padamu, saudaraku?"
Pria itu mengatakan “Dia ibuku. Aku sangat miskin jadi tak bisa membeli makanan untuk dimasak di rumah. Jadi aku mengambil sisa-sisa daging di tempat kerja serta membawanya ke rumah untuk dimasak Serta sebab ibuku sangat tua serta lemah, sedangkan aku tak punya uang untuk membeli budak/pembantu, jadi aku melakukannya seorang diri.”
Kemudian Musa A.S. bertanya “Jadi apa yang dibisikkannya kepadamu setiap kali kau menyuapinya?”
Pria itu mengatakan “Dia berdo’a untukku: ‘Ya Allah, jadikan anakku menjadi sahabat Musa di surga.’"
Subhanallah, sebab do’a dari ibunya, jadi Allah mengabulkannya. Inilah kekuatan do’a seorang ibu.
Azza wa Jalla, “Ya Allah, siapa yang bakal menjadi sahabatku di surga?”
Allah menjawab “Seorang tukang daging.”
Musa pun terkejut mendengarnya! “Kenapa seorang tukang daging menjadi sahabatku di surga?”
Baca Juga : Kepintaran Si Anak Bodoh
Do'anya Seorang Ibu
Kemudian dirinya bertanya terhadap Allah “Dimana aku bisa menemukan orang ini?”Allah memberitahunya bahwa orang ini ada di tempat demikian serta demikian. Serta Musa A.S. berangkat menemui tukang daging ini. Sesampainya disana, nyatanya dirinya sedang memotong daging dagangannya. Musa A.S. berpikir “Apa yang begitu spesial mengenai orang ini?” Ketika senja tiba serta dirinya berakhir menjual daging-dagingnya, pria ini memungut sepotong daging serta membawanya pulang.
Baca Juga : Ini cara Malaikat beritahu kita ajal manusia sudah sampai
Musa A.S. mulai mengikuti pria ini hingga ke rumahnya serta mengatakan padanya “Aku seorang pengelana. Akankah kau menerimaku sebagai tamu?” Orang itu mengatakan “Silahkan masuk.”
Jadi dirinya mempersilahkan Musa A.S. ke dalam rumahnya, serta Musa A.S.mulai memantau pria ini. Dirinya menonton pria ini mengambil sepotong daging yang dirinya bawa, kemudian mencuci serta memotongnya, memasaknya, serta menempatkannya di atas piring.
Dan dari rak yang tinggi di ruangan itu, dirinya mengambil sebuah keranjang serta menurunkannya. Kemudian dirinya mengambil kain yang basah, serta dari dalam keranjang itu nyatanya ada seorang wanita tua. Kemudian dirinya menggendong wanita tua itu, bagai seseorang menggendong bayi.
Kemudian dirinya mengambil daging yang telah dimasaknya, serta menyuapi wanita tua itu (dalam riwayat yang lain dikatakan dirinya mengunyah dagingnya baru menyuapi wanita tua itu).
Dan setiap kali wanita itu berakhir mengunyah, dirinya mengambil kain yang basah serta menyeka bersih mulut wanita itu, begitu seterusnya. Ketika makanannya telah habis, dirinya membersihkan mulut wanita itu, menaruhnya kembali ke dalam keranjang, serta menaruh keranjang itu kembali di rak yang tinggi.
Musa A.S. menyadari bahwa setiap kali pria itu menyuapinya, wanita itu membisikinya sesuatu.
Jadi dirinya bertanya padanya "Siapakah wanita tua itu serta apa yang dibisikkannya padamu, saudaraku?"
Pria itu mengatakan “Dia ibuku. Aku sangat miskin jadi tak bisa membeli makanan untuk dimasak di rumah. Jadi aku mengambil sisa-sisa daging di tempat kerja serta membawanya ke rumah untuk dimasak Serta sebab ibuku sangat tua serta lemah, sedangkan aku tak punya uang untuk membeli budak/pembantu, jadi aku melakukannya seorang diri.”
Kemudian Musa A.S. bertanya “Jadi apa yang dibisikkannya kepadamu setiap kali kau menyuapinya?”
Pria itu mengatakan “Dia berdo’a untukku: ‘Ya Allah, jadikan anakku menjadi sahabat Musa di surga.’"
Subhanallah, sebab do’a dari ibunya, jadi Allah mengabulkannya. Inilah kekuatan do’a seorang ibu.