Histats

Mengapa Menuntut Ilmu Setara Jihad?. Berikut Penjelasan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah

Tausiah Islam - Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, jadi dirinya sedang berjuang di jalan Allah Ta’ala sampai kembali (pulang).” Hadits ini diriwayatkan dengan cara hasan oleh Imam at-Tirmidzi.
Baca Juga : Sebuah Cerita Suami, Istri & Keluarga

Mengapa Menuntut Ilmu Setara Jihad?. Berikut Penjelasan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah


Mengapa menuntut ilmu disetarakan dengan jihad di jalan Allah Ta’ala? Berikut penjelasan Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah.

Yang menjadi argumen mengapa menuntut ilmu disetarakan pahalanya dengan jihad, tutur Ibnul Qayyim dalam Miftah Dar as-Sa’adah sebagaimana dikutip Dr. Thal’at Muhammad ‘Afifi Salim, “Karena dengannya (ilmu) Islam bisa berdiri sebagaimana faktor itu juga adalah kegunaaan dari jihad.”
Baca Juga : Anak Yang Membawa Ayahnya Ke Surga

Pasalnya, Islam hanya tegak dengan dua hal; ilmu dan jihad di jalan Allah Ta’ala. “Oleh karenanya,” tulis Imam yang tak sedikit menulis kitab ini, “jihad dibagi menjadi dua; jihad dengan tangan dan tombak yang diikuti oleh semua orang, dan jihad dengan argumen dan penjelasan yang hanya dilakukan oleh kalangan terbatas dari penerus para Utusan Allah yaitu ulama.”

Dalam keadaan tertentu yang mewajibkan terjunnya kaum Muslimin di medan jihad, jadi semua orang harus ikut serta. Baik sebagai pasukan, penyedia logistik, suplai makanan dan minuman, alias tahap lainnya. Semua kaum Muslimin harus ikut berperang, kecuali yang mempunyai udzur syar’i.

Namun, tak demikian dengan jihad ilmu. Jihad tipe ini hanya boleh diikuti oleh sosok-sosok yang mempunyai ilmu, yaitu para penerus Nabi dari golongan ulama yang berilmu dan takut terhadap Allah Ta’ala. Sebab, apabila kaum Muslimin yang tak mempunyai ilmu turut dan dalam jihad ini, yang terjadi bukan kebaikan, namun kehancuran sebab memberi tau sesuatu yang tak diketahuinya.

Terang Ibnul Qayyim, “Jihad yang terbaru ini (dengan ilmu, argumen, dan penjelasan) lebih mutlak dari yang pertama (dengan tangan dan tombak) sebab kegunaaan dan jerih payahnya yang lebih besar dan banyaknya onak dan duri yang menghalanginya.”

Jihad dengan tangan dan tombak hanya berjalan berbagai masa. Dan bakal berhenti apabila musuh sukses dibunuh. Namun, tak demikian dengan perang pemikiran yang hanya bisa dilawan dengan ilmu. Ia bakal semakin berjalan sampai akhir zaman dan bermetamorfosis ke dalam tak sedikit bentuknya.

Maka, para ulama dan ‘alim harus berjibaku, bersinergi, bersatu padu, dan kerja sama dalam jihad ilmu ini. Mereka harus waspada dan menyeruak ke segenap lini kehidupan demi mencerahkan kaum Muslimin, dan mengeluarkan manusia dari gelapnya jahiliyah menuju cahaya Islam nan benderang.

Dan, semoga kami bisa ikut dan dalam barisan mujahid yang berjuang dengan ilmu. Meski, ilmu kami hanya satu ayat. Aamiin