Histats

Jima Seusai Perselisihan

Tausiah Islam -SELAMA nasib berumah tangga, tidak mungkin tidak terjadi
perselisihan dengan pasangan nasib kita. Bahkan dalam rumah tangga seorang Muslim yang telah terbina sekalipun.
Baca Juga : Kata Kata Bijak Kehidupan
Jima Seusai Perselisihan


Apa Hukumnya Jima Setelah Berselisih

Masalah dapat timbul dari mana saja. Serta itu telah biasa, namanya juga manusia, ta ada yang sempurna. Yang paling penting bagaimana kami menyikapinya dengan bijaksana. Serta jima nyatanya dapat menyelesaikan pertengkaran.
Baca Juga : Ketegaran Khalifah Umar bin Khattab RA

Pertengkaran yang dipicu persoalan yang berat semacam perselingkuhan tidak semudah itu dapat diselesaikan dengan jima. Untuk keluarga aktivis dakwah, hal-hal semacam ini pasti tidak menjadi hitungan.

Jima hanya dapat menyelesaikan persoalan kecil, umpama pertengkaran sebab cemburu kecil dari istri, sebab kepenatan dengan kerjaan kantor serta hal-hal kecil lainnya yang pada umumnya bsa pulih dengan sendirinya sampai dua alias tiga hari. Dalam permasalahan semacam ini, jima

dapat mempercepat terselesaikannya masalah-masalah ini sebab selagi berjima, menurut medis, tubuh suami serta istri mengeluarkan hormon endorphin yang baik untuk membentuk perasaan enjoy serta bahagia pada pasangan.

Dari sinilah kasih sayang itu terjalin lagi semacam sedia kala bahkan dapat menjadi lebih mesra.
Kadang-kadang hati manusia tidak jernih. Ia mudah terbakar ketika mendengar perkataan yang belum jelas kedudukannya, tanpa melakukan tabayyun terlebih dulu untuk mengecek kebenaran kabar maupun kebenaran interpretasinya.

Kadang-kadang suami-istri mengalami ketegangan, maka komunikasi antara keduanya menjadi beku. Serta ketika menyadari kekhilafan masing-masing, ada keinginan untuk menghilangkan kesalahan serta mencairkan kembali kebekuan yang ada di antara mereka.

Di saat semacam inilah, jima’ sangat baik untuk dilakukan dengan penuh kecintaan. Jima’ menjadi pertanda penyerahan diri serta kerelaan hati untuk merajut kembali sulaman cinta kasih berumah tangga. Jima’ menjadi peluang untuk menyebutkan ketulusan serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk membenahi hubungan serta memaafkan kekurangan-kekurangan pasangannya. Allahu alam. [sa/islampos/berbagai sumber/www.bringislam.web.id]