Perkara jodoh merupakan perkara yang sebetulnya gampang tetapi tidak jarang dibangun sulit
. Tidak sedikit orang yang belum berjumpa dengan jodoh, merasa gelisah, stress disertai perasaan kesal serta marah bakal takdirnya yang telah jauh memasuki usia baligh tetapi jodoh tidak kunjung datang.
Lebih parah lagi apabila orang tersebut telah berada dalam stadium putus asa. Dirinya tidak lagi berikhtiar mencari serta menjemput jodohnya. Malah mungkin memilih jalan pintas mengakhiri nasib sebab tidak tahan disebut sebagai orang tidak laku alias sebab gadis cantik yang diincar justru dipersunting orang lain.
Padahal mungkin dekat di luar sana, jodoh paling baik untuk Kamu sedang menantikan. Hanya saja letak persoalannya justru mungkin ada pada diri Kamu sendiri. Mungkin saja perilaku keseharian belum layak apabila disandingkan dengan jodoh tersebut.
Allah SWT berfirman:
Pantaskan Diri Untuk Menjemput Jodoh Paling baik Dari Allah
Pastinya Kamu tidak bakal mau, apabila jodoh dipercepat tetapi pasangan Kamu mempunyai adab yang kurang baik serta justru menjadi prahara yang memporakporandakan bahtera rumah tangga. Apabila mahligai rumah tangga tersebut telah diwarnai dengan hadirnya anak, maka sang buah hati tentu bakal terkena imbas dari kurang baiknya perangai pasangan kita. Bahkan rumah tangga yang baru seumur jagung dapat beres begitu saja di meja hijau perceraian.
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda Anshar di zaman Rasulullah yang kisahnya dapat diambil ibroh dalam faktor jodoh. Sampai usia yang telah lumayan dewasa, pemuda Anshar yang bernama Julaibib belum juga menikah. Rupa-rupanya faktor ini dikarenakan raut mukanya yang diciptakan Allah tidak begitu rupawan. Ukuran tubuhnya pun cenderung lebih singkat dibanding ukuran penduduk arab pada umumnya.
Pemuda Julaibib merupakan seorang pemuda yang rajin beribadah. Dirinya pun rutin berada di shaf paling depan apabila shalat berjamaah sedang dilaksanakan. Sebuahhari Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Julaibib tidakkah engkau menikah?”. Sambil tersenyum Julaibib menjawab :” Orang tua mana yang mau menikahkan putrinya denganku, wahai Rasulullah?”.
Mendengar jawaban tersebut, Rasul sendiri lantas berusaha mencarikan jodoh untuk Julaibib. Rasul mengutarakan hajatnya pada salah seorang sahabat:” Wahai Fulan, bagaimana apabila aku meminta anak gadismu untuk dipinang?”. Dengan wajah berseri sebab mengira Rasul sendiri yang bakal melamar putrinya sahabat tersebut menjawab:”Tentu saja wahai Rasulullah dengan bahagia hati.” “tetapi pinangan ini bukan untukku” sambung Rasul :” pinangan ini untuk Julaibib”. Mendengar faktor ini sahabat tersebut meminta ijin untuk merundingkan dahulu dengan istrinya. Serta tidak jauh dari sangkaan, sang istri langsung tidak setuju dengan pinangan tersebut.
Tetapi nyatanya dengan tidak sengaja, putrinya yang shalih mendengarkan perbincangan mereka. Dirinya pun mengatakan:” Apakah ayah serta bunda bakal menolak permintaan Rasulullah?, Apabila Rasulullah meminta maka aku yakin bahwa faktor tersebut merupakan yang paling baik, serta Rasul tidak bakal membiarkanku tersia-sia dengan menjodohkanku dengan Julaibib. Katakanlah terhadap beliau bahwa aku menerima pinangan tersebut.”
Akhirnya Julaibib pun mempersunting sang gadis yang populer shalehah serta cantik jelita. Inilah buah usaha dari memantaskan diri dengan amalan-amalan shalih dalam menjemput jodoh paling baik. Orang yang begitu mulia sendiri yang mencarikannya jodoh serta dijodohkannya dengan wanita yang begitu mulia. Wanita yang selain memandang ketampanan luar, tetapi memandang ketampanan ahklak dari orang yang meminangnya.
Dari kisah diatas, ada beberapa poin penting yang dapat kami ambil, yaitu: berusahalah menjadi laki-laki baik, niscaya di sebuahtempat ada perempuan baik yang sedang dipersiapkan untukmu. Berusahalah sehingga perempuan baik, niscaya laki-laki baik sedang bersiap sedia menjemputmu. Hiasilah keseharianmu dengan beberapa amal sholih mulai dari membuka mata di pagi hari sampai terpejamnya mata di malam hari.
Apabila kau ingin pasanganmu senantiasa menjaga shalat, maka mulai kini jagalah sholatmu.
Apabila kau ingin mendapat pasangan seorang hafidz / hafidzoh, maka mulai kini hafalkanlah Al-Qur’an meski hanya satu ayat dalam sehari.
Apabila kau ingin pasanganmu bertutur kata lembut, maka mulai kini jagalah lisanmu.
Apabila kau ingin mendapat pasangan pakar Masjid, maka mulai kini berhentilah bermain di jalanan alias bermain di tempat-tempat hiburan malam.
Apabila kau ingin memperoleh pasangan yang mulia beradap baik, maka mulai kini pantaskan dulu dirimu barulah jemput jodoh paling baik dari Allah!
. Tidak sedikit orang yang belum berjumpa dengan jodoh, merasa gelisah, stress disertai perasaan kesal serta marah bakal takdirnya yang telah jauh memasuki usia baligh tetapi jodoh tidak kunjung datang.
Lebih parah lagi apabila orang tersebut telah berada dalam stadium putus asa. Dirinya tidak lagi berikhtiar mencari serta menjemput jodohnya. Malah mungkin memilih jalan pintas mengakhiri nasib sebab tidak tahan disebut sebagai orang tidak laku alias sebab gadis cantik yang diincar justru dipersunting orang lain.
Baca Juga : Wanita Muslim VS Wanita Barat
Padahal mungkin dekat di luar sana, jodoh paling baik untuk Kamu sedang menantikan. Hanya saja letak persoalannya justru mungkin ada pada diri Kamu sendiri. Mungkin saja perilaku keseharian belum layak apabila disandingkan dengan jodoh tersebut.
Allah SWT berfirman:
"Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik" (Qs. An Nur:26)
Pantaskan Diri Untuk Menjemput Jodoh Paling baik Dari Allah
Pastinya Kamu tidak bakal mau, apabila jodoh dipercepat tetapi pasangan Kamu mempunyai adab yang kurang baik serta justru menjadi prahara yang memporakporandakan bahtera rumah tangga. Apabila mahligai rumah tangga tersebut telah diwarnai dengan hadirnya anak, maka sang buah hati tentu bakal terkena imbas dari kurang baiknya perangai pasangan kita. Bahkan rumah tangga yang baru seumur jagung dapat beres begitu saja di meja hijau perceraian.
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda Anshar di zaman Rasulullah yang kisahnya dapat diambil ibroh dalam faktor jodoh. Sampai usia yang telah lumayan dewasa, pemuda Anshar yang bernama Julaibib belum juga menikah. Rupa-rupanya faktor ini dikarenakan raut mukanya yang diciptakan Allah tidak begitu rupawan. Ukuran tubuhnya pun cenderung lebih singkat dibanding ukuran penduduk arab pada umumnya.
Pemuda Julaibib merupakan seorang pemuda yang rajin beribadah. Dirinya pun rutin berada di shaf paling depan apabila shalat berjamaah sedang dilaksanakan. Sebuahhari Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Julaibib tidakkah engkau menikah?”. Sambil tersenyum Julaibib menjawab :” Orang tua mana yang mau menikahkan putrinya denganku, wahai Rasulullah?”.
Mendengar jawaban tersebut, Rasul sendiri lantas berusaha mencarikan jodoh untuk Julaibib. Rasul mengutarakan hajatnya pada salah seorang sahabat:” Wahai Fulan, bagaimana apabila aku meminta anak gadismu untuk dipinang?”. Dengan wajah berseri sebab mengira Rasul sendiri yang bakal melamar putrinya sahabat tersebut menjawab:”Tentu saja wahai Rasulullah dengan bahagia hati.” “tetapi pinangan ini bukan untukku” sambung Rasul :” pinangan ini untuk Julaibib”. Mendengar faktor ini sahabat tersebut meminta ijin untuk merundingkan dahulu dengan istrinya. Serta tidak jauh dari sangkaan, sang istri langsung tidak setuju dengan pinangan tersebut.
Tetapi nyatanya dengan tidak sengaja, putrinya yang shalih mendengarkan perbincangan mereka. Dirinya pun mengatakan:” Apakah ayah serta bunda bakal menolak permintaan Rasulullah?, Apabila Rasulullah meminta maka aku yakin bahwa faktor tersebut merupakan yang paling baik, serta Rasul tidak bakal membiarkanku tersia-sia dengan menjodohkanku dengan Julaibib. Katakanlah terhadap beliau bahwa aku menerima pinangan tersebut.”
Akhirnya Julaibib pun mempersunting sang gadis yang populer shalehah serta cantik jelita. Inilah buah usaha dari memantaskan diri dengan amalan-amalan shalih dalam menjemput jodoh paling baik. Orang yang begitu mulia sendiri yang mencarikannya jodoh serta dijodohkannya dengan wanita yang begitu mulia. Wanita yang selain memandang ketampanan luar, tetapi memandang ketampanan ahklak dari orang yang meminangnya.
Baca Juga: Anak Ini Bikin Ustaz Yusuf Mansur Geleng-geleng Terkagum
Dari kisah diatas, ada beberapa poin penting yang dapat kami ambil, yaitu: berusahalah menjadi laki-laki baik, niscaya di sebuahtempat ada perempuan baik yang sedang dipersiapkan untukmu. Berusahalah sehingga perempuan baik, niscaya laki-laki baik sedang bersiap sedia menjemputmu. Hiasilah keseharianmu dengan beberapa amal sholih mulai dari membuka mata di pagi hari sampai terpejamnya mata di malam hari.
Apabila kau ingin pasanganmu senantiasa menjaga shalat, maka mulai kini jagalah sholatmu.
Apabila kau ingin mendapat pasangan seorang hafidz / hafidzoh, maka mulai kini hafalkanlah Al-Qur’an meski hanya satu ayat dalam sehari.
Apabila kau ingin pasanganmu bertutur kata lembut, maka mulai kini jagalah lisanmu.
Apabila kau ingin mendapat pasangan pakar Masjid, maka mulai kini berhentilah bermain di jalanan alias bermain di tempat-tempat hiburan malam.
Apabila kau ingin memperoleh pasangan yang mulia beradap baik, maka mulai kini pantaskan dulu dirimu barulah jemput jodoh paling baik dari Allah!
