Menjadi pribadi penyabar sudah pasti sangat dibutuhkan oleh
seseorang, bukan hanya umat muslim bahkan umat non-muslim berlomba-lomba untuk memiliki jiwa penyabar. Allah berfirman: “Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang”.Q-S Ar-Ra’d ayat 28.
Dengan mengingat Allah jiwa menjadi tenang dan dengan mengingat Allah hati juga menjadi teduh. Tidak perlu dengan kiat yang bersusah payah, hanya kembali kepada-Nya jiwa ini menjadi teduh. Kadang diri ini perlu diingatkan kembali bahwa kepada-Nya tempat kita kembali, maka dengan kiat-kiat berikut tetapkanlah hati untuk tetap mengingat Allah, bahwa Allah Azza Wa Jalla tempat kita kembali dalam qolbu suka cita maupun duka lara dan kepada-Nya tempat memohon pertolongan. Berikut dirangkum 8 kiat-kiat agar dalam mengapai harapan dapat di iringi dengan jiwa penyabar:
1. Fokus kepada tujuan yang ingin dicapai
Dengan memfokuskan kepada tujuan awal hingga ke tujuan akhir yang ingin dicapai menjadi motivasi kita agar tetap pada jalur yang tepat, sehingga keinginan untuk bergerak mundur atau pun ke samping akan mudah untuk dihindari, karena akan membuang waktu percuma. Meskipun dalam prosesnya ada cobaan maupun arang melintang, jika tetap fokus pada tujuan akhir, insyaallah proses berat pun dengan berharap ridho Allah akan mudah dilalui.
2. Biasakan mencatat dan menulis
Menulis menjadi cara terbaik untuk mencatat progres dan tujuan serta tujuan akhir yang ingin dicapai. Menulis merupakan bagian dari terapi diri, biasakan mencatat apa-apa yang menjadi proses dalam mencapai tujuan, karena kesabaran inilah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pencatatan dalam bentuk penulisan jurnal, diary atau pun note biasa akan menjadi terapi kesabaran, sehingga seseorang mengetahui sudah sejauh mana proses tersebut dicapai, serta mengetahui awal proses hingga tujuan yang akan digapai. Tentunya akan menjadi catatan penting diakhir nanti.
3. Berpikir positif
Mendorong kepada cara berpikir positif memberikan hasil positif kepada diri kita. Berpikir positif memberikan aura baik kepada sikap dan prilaku kita. Dengan kita memiliki pikiran positif kepada diri sendiri, orang lain dan keadaan serta lingkungan memberikan pengaruh positif terhadap sekitar. Hal ini juga memberikan pengaruh baik dalam dunia kerja maupun pergaulan ataupun lingkungan sekitar, sehingga orang lain akan senang berada bersama kita.
Pemikiran positif memberikan kebaikan dalam menggapai harapan yang diinginkan ataupun memberikan kenyamanan ketikan dihadapkan dalam suatu persoalan, misalkan dalam kehidupan rumah tangga: suami dalam kondisi letih, tidak biasanya pulang larut malam tanpa memberikan kabar, ternyata suami pulang lebih larut dan kondisi pulang pun sudah tidak ingin diajak bicara, terlihat letih. Sebagai istri yang baik bersikaplah sebagaimana mestinya seorang istri dalam menjaga kenyamanan terhadap suami, misalkan dengan ditawari mandi dengan air hangat ataupun minuman hangat yang menambah ketenangan hati suami.
5. Biasakanlah untuk beristirahat
Beristirahat melepas penat bukanlah suatu kekalahan maupun kesalahan fatal, banyak diantara orang yang merasa bersalah jika waktunya terbuang dengan beristirahat. Justru sebaliknya jika tubuh di istirahatkan ataupun direlakskan dan ditidurkan dalam waktu yang cukup akan menghasilkan tenaga, pikiran serta pikiran menjadi lebih cerdas dan segar. Banyak sekali di antaranya kita, seorang pekerja, ibu rumah tangga ataupun para pelajar merasa tidak perlu istirahat cukup ketika mengerjakan suatu tugas ataupun pekerjaan. Justru disinilah kondisi tubuh menjadi menurun dan phisik menjadi lebih, sehingga seseorang tidak mampu berpikir secara optimal. Maka sempatkanlah tubuh dan pikiran istirahat dengan waktu yang memadai dan cukup untuk kondisi tubuh.
6. Hindari perilaku yang membosankan
Keadaan dan rasa tidak sabar biasanya muncul ketika perilaku membosankan sedang dialami seseorang dalam kondisi banyak diam ketika mengunggu sesuatu, misalnyanya ketika menunggu antrian panggilan diloket kasir administrasi, dengan banyaknya pengunggu membuat seseorang menjadi bosan. Biasakan untuk melakukan suatu kegiatan, misalnya dengan ber-murrotal memakai hp, al quran kecil, mendengarkan lagu-lagu rohani/musik Islami, menulis ataupun bisa dengan membaca buku.
7. Memahami perbedaan kesabaran dengan menunda pekerjaan
Hindari pemikiran sabar dengan penundaan, justru inilah yang akan menjebak prilaku dan sikap yang pada akhirnya menjadi malas untuk bergerak cepat. Hingga akhirnya justru terbengkalai dengan membiarkan sifat malas menguasai pikiran. Kerjakan dan langsung lakukan, dan kesabaran menjadi pegangan untuk proses hasil akhirnya.
8. Berpikirlah “sakit dahulu, bersenang kemudian”
Pemikiran dengan bersakit-sakit dahulu bersenang-sengang kemudian, bukan hanya suatu proyek kalimat tetapi sudah semestinya diterapkan dalam proses berjalan. Dengan berpikir bersakit-sakit dahulu, seseorang tidak akan melakukan kesenangan sesaat, ataupun menghamburkan apa yang baru didapat ditengah perjalanan, tetapi justru mengingat kembali target apa yang akan dicapai di kemudian hari dengan berproses dan berusaha.
Sumber : ummi-online
seseorang, bukan hanya umat muslim bahkan umat non-muslim berlomba-lomba untuk memiliki jiwa penyabar. Allah berfirman: “Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang”.Q-S Ar-Ra’d ayat 28.
Baca Juga : 10 TELADAN POLA MAKAN SEHAT CARA RASULULLAH....
Dengan mengingat Allah jiwa menjadi tenang dan dengan mengingat Allah hati juga menjadi teduh. Tidak perlu dengan kiat yang bersusah payah, hanya kembali kepada-Nya jiwa ini menjadi teduh. Kadang diri ini perlu diingatkan kembali bahwa kepada-Nya tempat kita kembali, maka dengan kiat-kiat berikut tetapkanlah hati untuk tetap mengingat Allah, bahwa Allah Azza Wa Jalla tempat kita kembali dalam qolbu suka cita maupun duka lara dan kepada-Nya tempat memohon pertolongan. Berikut dirangkum 8 kiat-kiat agar dalam mengapai harapan dapat di iringi dengan jiwa penyabar:
1. Fokus kepada tujuan yang ingin dicapai
Dengan memfokuskan kepada tujuan awal hingga ke tujuan akhir yang ingin dicapai menjadi motivasi kita agar tetap pada jalur yang tepat, sehingga keinginan untuk bergerak mundur atau pun ke samping akan mudah untuk dihindari, karena akan membuang waktu percuma. Meskipun dalam prosesnya ada cobaan maupun arang melintang, jika tetap fokus pada tujuan akhir, insyaallah proses berat pun dengan berharap ridho Allah akan mudah dilalui.
2. Biasakan mencatat dan menulis
Menulis menjadi cara terbaik untuk mencatat progres dan tujuan serta tujuan akhir yang ingin dicapai. Menulis merupakan bagian dari terapi diri, biasakan mencatat apa-apa yang menjadi proses dalam mencapai tujuan, karena kesabaran inilah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pencatatan dalam bentuk penulisan jurnal, diary atau pun note biasa akan menjadi terapi kesabaran, sehingga seseorang mengetahui sudah sejauh mana proses tersebut dicapai, serta mengetahui awal proses hingga tujuan yang akan digapai. Tentunya akan menjadi catatan penting diakhir nanti.
3. Berpikir positif
Mendorong kepada cara berpikir positif memberikan hasil positif kepada diri kita. Berpikir positif memberikan aura baik kepada sikap dan prilaku kita. Dengan kita memiliki pikiran positif kepada diri sendiri, orang lain dan keadaan serta lingkungan memberikan pengaruh positif terhadap sekitar. Hal ini juga memberikan pengaruh baik dalam dunia kerja maupun pergaulan ataupun lingkungan sekitar, sehingga orang lain akan senang berada bersama kita.
Pemikiran positif memberikan kebaikan dalam menggapai harapan yang diinginkan ataupun memberikan kenyamanan ketikan dihadapkan dalam suatu persoalan, misalkan dalam kehidupan rumah tangga: suami dalam kondisi letih, tidak biasanya pulang larut malam tanpa memberikan kabar, ternyata suami pulang lebih larut dan kondisi pulang pun sudah tidak ingin diajak bicara, terlihat letih. Sebagai istri yang baik bersikaplah sebagaimana mestinya seorang istri dalam menjaga kenyamanan terhadap suami, misalkan dengan ditawari mandi dengan air hangat ataupun minuman hangat yang menambah ketenangan hati suami.
5. Biasakanlah untuk beristirahat
Beristirahat melepas penat bukanlah suatu kekalahan maupun kesalahan fatal, banyak diantara orang yang merasa bersalah jika waktunya terbuang dengan beristirahat. Justru sebaliknya jika tubuh di istirahatkan ataupun direlakskan dan ditidurkan dalam waktu yang cukup akan menghasilkan tenaga, pikiran serta pikiran menjadi lebih cerdas dan segar. Banyak sekali di antaranya kita, seorang pekerja, ibu rumah tangga ataupun para pelajar merasa tidak perlu istirahat cukup ketika mengerjakan suatu tugas ataupun pekerjaan. Justru disinilah kondisi tubuh menjadi menurun dan phisik menjadi lebih, sehingga seseorang tidak mampu berpikir secara optimal. Maka sempatkanlah tubuh dan pikiran istirahat dengan waktu yang memadai dan cukup untuk kondisi tubuh.
6. Hindari perilaku yang membosankan
Keadaan dan rasa tidak sabar biasanya muncul ketika perilaku membosankan sedang dialami seseorang dalam kondisi banyak diam ketika mengunggu sesuatu, misalnyanya ketika menunggu antrian panggilan diloket kasir administrasi, dengan banyaknya pengunggu membuat seseorang menjadi bosan. Biasakan untuk melakukan suatu kegiatan, misalnya dengan ber-murrotal memakai hp, al quran kecil, mendengarkan lagu-lagu rohani/musik Islami, menulis ataupun bisa dengan membaca buku.
7. Memahami perbedaan kesabaran dengan menunda pekerjaan
Hindari pemikiran sabar dengan penundaan, justru inilah yang akan menjebak prilaku dan sikap yang pada akhirnya menjadi malas untuk bergerak cepat. Hingga akhirnya justru terbengkalai dengan membiarkan sifat malas menguasai pikiran. Kerjakan dan langsung lakukan, dan kesabaran menjadi pegangan untuk proses hasil akhirnya.
Baca Juga : Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan
8. Berpikirlah “sakit dahulu, bersenang kemudian”
Pemikiran dengan bersakit-sakit dahulu bersenang-sengang kemudian, bukan hanya suatu proyek kalimat tetapi sudah semestinya diterapkan dalam proses berjalan. Dengan berpikir bersakit-sakit dahulu, seseorang tidak akan melakukan kesenangan sesaat, ataupun menghamburkan apa yang baru didapat ditengah perjalanan, tetapi justru mengingat kembali target apa yang akan dicapai di kemudian hari dengan berproses dan berusaha.
Sumber : ummi-online