Histats

Agar Mencintai Buah Hati Berbuah Manis. Mau?

Ini tentu berita gembira bagi para orangtua jika senantiasa
mendidik anak dengan baik, terutama melalui ilmu agama. Sehingga anak-anak kelak menjadi generasi yang senantiasa beriman dan beramal shaleh.

Agar Mencintai Buah Hati Berbuah Manis. Mau?


SEORANG ayah menyampaikan isi curahan hatinya. Dia sangat mencintai keluarganya. Melihat mereka menyejukan mata. Apalagi anak-anak yang lucu-lucu, rasanya sangat takut kehilangan mereka. Cerita demikian mungkin selalu dialami oleh para ayah maupun ibu.

Anak adalah anugerah yang harus kita jaga, sebagai amanah dari Yang Maha Pencipta, Allah Subhanahu Wata’ala. Ketika baru lahir, seorang bayi laksana kertas putih yang masih bersih. Orangtualah yang membentuk mereka; akankah menjadi anak shaleh dan shalehah, ataukah sebaliknya, durhaka.

Setiap orangtua tentu mendambakan agar anak-anaknya menjadi kebanggaan di dunia dan akhirat. Tapi dambaan itu tidak ada artinya jikalau orangtua abai dengan tidak menanamkan ilmu agama buat mereka.

Seorang ayah sebaiknya tidak menyerahkan semua beban dan pendidikan agama anaknya kepada ibu saja. Bagaimanapun ibu punya keterbatasan. Maka selayaknyalah seorang ayah harus turut mendidik anak.

Kalau kita lihat potret kehidupan para Nabi-Rasul dan  ulama salafusshaleh, mereka patut dijadikan teladan. Bagaimana Nabiyullah Ibrahim Alaihissalam mendidik putranya, Ismail Alaihissalam, agar menjadi anak shaleh. Sampai doa beliau diabadikan dalam Al-Quran;

“Robi habli minashalihin. Ya Rabb, anugerahkanlah hamba anak yang shaleh.”

Juga uswah dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dalam mendidik putra-putrinya. Anak-anak beliau pun menjadi teladan sepanjang zaman.

Para Sahabat juga sangat peduli dalam mendidik anak, mereka mengikuti jejak kekasihnya yakni Rasulullah. Telah kita jumpai cahaya-cahaya yang indah. Dimana putra-putri Sahabat menjadi salah satu generasi terbaik sebagai pahlawan dalam sejarah kejayaan Islam.

Yang Sewajarnya

Mencintai anak adalah fitrah manuasia. Tetapi secinta apapun kepada mereka, tetap ada batasannya. Tidak boleh mencintai dengan berlebihan, karena Allah ta’ala melarang hal demikian. Apalagi jika cinta kepada anak melalaikan orangtua dari perintah Allah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah menegaskan, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai daripada orangtua, anaknya, dan seluruh manusia.” (Riwayat Al-Bukhari)

Tentu sangat membahagiakan orangtua, jika dengan mendidik anak, menjadi salah satu sebab bisa masuk surga dan bertemu kembali dengan mereka di sana.

Allah Ta’ala menjelaskan dalam al-Qur’an, bahwa orang yang bertakwa akan bertemu kembali anak-cucu yang bertakwa mereka di surga.

Dan orang-orang beriman, beserta anak–cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak–cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka.” (Ath Thur: 21).

Ini tentu berita gembira bagi para orangtua jika senantiasa mendidik anak dengan baik, terutama melalui ilmu agama. Sehingga anak-anak kelak menjadi generasi yang senantiasa beriman dan beramal shaleh.

Maka selayaknya para orangtua, mari mempersiapkan diri. Jadilah orangtua yang baik; melaksanakan ajaran agama sebaik-baiknya, dengan ilmu dan amal shaleh. Dengan demikian, insya Allah usaha-usaha itu berbuah manis buat anak-anak dan orangtua.* Abdullah Khadirin, ayah empat anak, tinggal di Jakarta

Rep: Admin Hidcom
Editor: Muh. Abdus Syakur

Sumber : hidayatullah.com