Tausiah Islam - Di hari kiamat nanti, tak sedikit umat Muslim yang
dilemparkan ke dalam neraka. Mereka bakal dibakar didalamnya untuk sekian waktu lamanya sebelum akhirnya dikeluarkan. Mengapa demikian? Alasannya merupakan sebab dosa-dosa yang seringkali diremehkan, yaitu dosa-dosa kecil.
Kami seringkali tak menganggapnya penting. Dalam hati kami berpikir “Itu hanya dosa kecil, tak bakal terlalu berpengaruh sebab amal baikku tetap banyak.” Mungkin kami menatap seorang wanita di jalan, alias kami mengambil barang milik kawan kami serta tak mengembalikannya, alias kami berbohong serta tak menepati janji, serta kami meremehkan dosa-dosa tersebut.
Hal ini juga disabdakan Rasulullah s.a.w. Beliau dengan kecewa bersabda “Banyak dari umatku yang bakal masuk neraka sebab mereka berpendapat remeh dosa-dosa kecil, dengan demikian dosa tersebut menjadi kebiasaan mereka sehari-hari.”
Dan sayangnya sebagian Muslim mempunyai andalan palsu bahwa Allah bakal mengampuninya begitu saja, serta faktor tersebut dijadikan argumen untuk melakukan dosa-dosa tersebut berulang kali.
Berbuat dosa menjadi kebiasaan yang normal dalam nasib mereka semacam layaknya makan serta minum. Dosa-dosa ini tak ada artinya lagi bagi mereka, malah mereka menganggapnya seolah-olah dosa tersebut halal dilakukan. Mereka mengatakan “Tidak apa-apa melakukan sedikit dosa, apa salahnya? Kenapa agama begitu susah serta mengekang nasib kita?” Sungguh keliru pemikiran mereka.
Orang-orang semacam itu haruslah sadar bahwa Allah s.w.t tak bisa mereka bohongi. Pasti saja Allah s.w.t telah mengenal apa yang ada di dalam hati mereka. Serta juga agama tak membikin kehidupan kami sulit, justru agama diturunkan untuk membikin nasib kami menjadi lebih baik. Agama tidaklah sulit, melainkan kitalah yang membuatnya susah pada diri sendiri.
Hal lain yang butuh diingat adalah, ketika kami melakukan dosa, jadi sebetulnya kami menghancurkan karakter/akhlaq kami perlahan-lahan. Sebagai contoh, seringkali para orangtua mengingatkan pada anak-anaknya supaya jangan berbohong.
Ketika anak mereka ketahuan berbohong, jadi para orangtua langsung memarahi alias menegur anak-anak mereka. Kenapa para orangtua bersikap begitu? Alasannya sebab para orangtua khawatir.
Mereka tak mau anak mereka mempunyai kebiasaan berbohong ketika dewasa nanti. Mempunyai kebiasaan berbohong pasti bisa memunculkan tak sedikit akibat negatif bagi perkembangan si anak. Kebiasaan berbohong tersebut bisa berubah menjadi kebiasaan berbuat curang, kebiasaan mencuri, kebiasaan melakukan korupsi, serta hal-hal negatif lainnya.
Begitu juga, Islam melarang kami melakukan dosa kecil sebab argumen yang sama, supaya kami tak menjadikan dosa kecil itu menjadi kebiasaan kami serta menghancurkan akhlaq kita.
dilemparkan ke dalam neraka. Mereka bakal dibakar didalamnya untuk sekian waktu lamanya sebelum akhirnya dikeluarkan. Mengapa demikian? Alasannya merupakan sebab dosa-dosa yang seringkali diremehkan, yaitu dosa-dosa kecil.
Kami seringkali tak menganggapnya penting. Dalam hati kami berpikir “Itu hanya dosa kecil, tak bakal terlalu berpengaruh sebab amal baikku tetap banyak.” Mungkin kami menatap seorang wanita di jalan, alias kami mengambil barang milik kawan kami serta tak mengembalikannya, alias kami berbohong serta tak menepati janji, serta kami meremehkan dosa-dosa tersebut.
Baca Juga : Kekuatan Do'anya Seorang Ibu
Banyaknya Umat Muslim yang Masuk Neraka
Kita terus-menerus melakukan dosa-dosa yang kami anggap kecil. Disanalah letak bahayanya. Telah menjadi sifat manusia, ketika kami berpendapat remeh sebuah dosa, jadi kami terus-menerus mengulangi faktor tersebut hingga akhirnya dosa tersebut menjadi kebiasaan kita, sebab kami tak lagi berpendapat dosa itu sebagai persoalan besar. Dengan kata lain, kami menjadi tak sensitif lagi dengan dosa tersebut.Baca Juga : Hutang Terhadap Anak-Anak Kita
Hal ini juga disabdakan Rasulullah s.a.w. Beliau dengan kecewa bersabda “Banyak dari umatku yang bakal masuk neraka sebab mereka berpendapat remeh dosa-dosa kecil, dengan demikian dosa tersebut menjadi kebiasaan mereka sehari-hari.”
Dan sayangnya sebagian Muslim mempunyai andalan palsu bahwa Allah bakal mengampuninya begitu saja, serta faktor tersebut dijadikan argumen untuk melakukan dosa-dosa tersebut berulang kali.
Berbuat dosa menjadi kebiasaan yang normal dalam nasib mereka semacam layaknya makan serta minum. Dosa-dosa ini tak ada artinya lagi bagi mereka, malah mereka menganggapnya seolah-olah dosa tersebut halal dilakukan. Mereka mengatakan “Tidak apa-apa melakukan sedikit dosa, apa salahnya? Kenapa agama begitu susah serta mengekang nasib kita?” Sungguh keliru pemikiran mereka.
Orang-orang semacam itu haruslah sadar bahwa Allah s.w.t tak bisa mereka bohongi. Pasti saja Allah s.w.t telah mengenal apa yang ada di dalam hati mereka. Serta juga agama tak membikin kehidupan kami sulit, justru agama diturunkan untuk membikin nasib kami menjadi lebih baik. Agama tidaklah sulit, melainkan kitalah yang membuatnya susah pada diri sendiri.
Hal lain yang butuh diingat adalah, ketika kami melakukan dosa, jadi sebetulnya kami menghancurkan karakter/akhlaq kami perlahan-lahan. Sebagai contoh, seringkali para orangtua mengingatkan pada anak-anaknya supaya jangan berbohong.
Ketika anak mereka ketahuan berbohong, jadi para orangtua langsung memarahi alias menegur anak-anak mereka. Kenapa para orangtua bersikap begitu? Alasannya sebab para orangtua khawatir.
Mereka tak mau anak mereka mempunyai kebiasaan berbohong ketika dewasa nanti. Mempunyai kebiasaan berbohong pasti bisa memunculkan tak sedikit akibat negatif bagi perkembangan si anak. Kebiasaan berbohong tersebut bisa berubah menjadi kebiasaan berbuat curang, kebiasaan mencuri, kebiasaan melakukan korupsi, serta hal-hal negatif lainnya.
Begitu juga, Islam melarang kami melakukan dosa kecil sebab argumen yang sama, supaya kami tak menjadikan dosa kecil itu menjadi kebiasaan kami serta menghancurkan akhlaq kita.