Pada zaman Rasulullah saw, seorang sahabat bernama Saad meninggal
dunia. Tidak semacam biasanya, Rasul begitu sibuk mengurus jenazahnya.
Tanpa serban serta alas kaki, beliau membawa keranda hingga ke liang kubur. Beliau pula yang turun ke liang serta menatanya sebelum jenazah terbaring.Tidak sedikit sahabat yang heran. “Wahai Rasulullah, engkau meperbuat sesuatu yang tidak biasa. Ada apa sebetulnya?”
“Demi Allah,” kata Rasul menjawab pertanyaan, “aku menonton Jibril serta para malaikat meperbuat apa yang kuperbuat.”
“Mengapa hingga demikian Wahai Rasulullah?” Sahabat yang tidak puas bertanya lagi.
“Orang ini rutin membaca Surat “Qul Huwallahu ahad” dalam keadaan duduk, berdiri serta berlangsung. Serta tahukah kalian, ada 70 ribu malaikat yang hadir di pemakaman ini.”
Dari kejauhan, datanglah bunda dari jenazah ini. Menonton Rasul menghadiri pemakaman, dirinya tidak bisa menahan kegembiraannya. “Sungguh beruntung putraku Saad. Kau tentu masuk surga,” katanya.
Rasul segera menimpali. “Sebentar wahai bunda Saad, janganlah engkau menentukan sesuatu mendahului Allah SWT. Ketahuilah, putramu ini sedang terhimpit di dalam kuburnya.”
“Kenapa wahai Rasulullah?” tanya sang ibu.
“Sebab perangainya kurang baik pada keluarganya.”
Bayangkan, seusai mendapat kemuliaan diantar Rasulullah serta 70 ribu malaikat, sang sahabat tetap saja mendapat kesusahan dalam kubur dikarenakan akhlaknya yang kurang baik terhadap keluarga.
Kisah ini memperjelas ayat “Dan bertemanlah dengan mereka (istri) dengan tutorial yang baik.”(An-Nisa 19). Serta sabda Nabi: “Sebaik-baik anda merupakan yang terbaik terhadap keluarganya. Serta aku merupakan yang terbaik bagi keluargaku.”
Sayidina Ali bin Abi Thalib juga sempat membahas senada dalam perkataannya: “Jangan hingga keluargamu menjadi orang yang paling menderita sebab perilakumu
dunia. Tidak semacam biasanya, Rasul begitu sibuk mengurus jenazahnya.
Baca Juga : Inilah 7 Manfaat Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental
Tanpa serban serta alas kaki, beliau membawa keranda hingga ke liang kubur. Beliau pula yang turun ke liang serta menatanya sebelum jenazah terbaring.Tidak sedikit sahabat yang heran. “Wahai Rasulullah, engkau meperbuat sesuatu yang tidak biasa. Ada apa sebetulnya?”
“Demi Allah,” kata Rasul menjawab pertanyaan, “aku menonton Jibril serta para malaikat meperbuat apa yang kuperbuat.”
“Mengapa hingga demikian Wahai Rasulullah?” Sahabat yang tidak puas bertanya lagi.
“Orang ini rutin membaca Surat “Qul Huwallahu ahad” dalam keadaan duduk, berdiri serta berlangsung. Serta tahukah kalian, ada 70 ribu malaikat yang hadir di pemakaman ini.”
Dari kejauhan, datanglah bunda dari jenazah ini. Menonton Rasul menghadiri pemakaman, dirinya tidak bisa menahan kegembiraannya. “Sungguh beruntung putraku Saad. Kau tentu masuk surga,” katanya.
Rasul segera menimpali. “Sebentar wahai bunda Saad, janganlah engkau menentukan sesuatu mendahului Allah SWT. Ketahuilah, putramu ini sedang terhimpit di dalam kuburnya.”
“Kenapa wahai Rasulullah?” tanya sang ibu.
“Sebab perangainya kurang baik pada keluarganya.”
Bayangkan, seusai mendapat kemuliaan diantar Rasulullah serta 70 ribu malaikat, sang sahabat tetap saja mendapat kesusahan dalam kubur dikarenakan akhlaknya yang kurang baik terhadap keluarga.
Kisah ini memperjelas ayat “Dan bertemanlah dengan mereka (istri) dengan tutorial yang baik.”(An-Nisa 19). Serta sabda Nabi: “Sebaik-baik anda merupakan yang terbaik terhadap keluarganya. Serta aku merupakan yang terbaik bagi keluargaku.”
Baca Juga : Pahala Melebihi 10 Tahun I'tikaf di Masjid Nabawi
Sayidina Ali bin Abi Thalib juga sempat membahas senada dalam perkataannya: “Jangan hingga keluargamu menjadi orang yang paling menderita sebab perilakumu